Pentagon: Ada 20.500 Serangan Seks di Internal Militer AS

Jum'at, 03 Mei 2019 - 06:25 WIB
Pentagon: Ada 20.500...
Pentagon: Ada 20.500 Serangan Seks di Internal Militer AS
A A A
WASHINGTON - Sebuah laporan Pentagon mengungkap ada 20.500 serangan seksual di internal militer Amerika Serikat (AS) pada 2018. Korban terbanyak adalah personel perempuan.

Laporan terbaru Pentagon tersebut dirilis hari Kamis waktu setempat. Jumlah serangan seksual tahun 2018 itu meningkat 38 persen dari laporan tahun 2016.

Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertahanan Patrick Shanahan menyerukan agar dilakukan perubahan dalam cara militer menangani pelecehan dan serangan seksual menyusul peningkatan jumlah kasus.

Laporan tersebut dibuat dengan menyurvei personel Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Marinir pada tahun 2018. Berdasarkan survei tersebut, diperkirakan ada 20.500 contoh kontak seksual yang tidak diinginkan atau meningkat dibanding tahun 2016 dengan jumlah 14.900 kasus.

Wakil Direktur Kantor Pencegahan dan Respons Seksual Pentagon, Nathan Galbreath, mengatakan pasukan wanita berusia 17 hingga 24 tahun masuk dalam risiko paling tinggi untuk diserang. "Kami sangat khawatir tentang itu," kata Galbreath, seperti dikutip USA Today, Jumat (3/5/2019).

Lebih dari 85 persen korban mengetahui penyerangnya. Alkohol berkontribusi 62 persen dari total serangan.

Shanahan mengatakan dalam sebuah pernyataan, hari Kamis, mengatakan bahwa pihaknya telah meninjau data terbaru."Jelas bahwa kekerasan seksual dan pelecehan seksual adalah tantangan yang terus-menerus," katanya.

“Terus terang, kami tidak membuat standar dan harapan yang kami miliki untuk diri kami sendiri atau untuk satu sama lain. Ini tidak bisa diterima. Kami tidak bisa segan menghadapi tantangan secara langsung," ujarnya.

Laporan terbaru Pentagon ini mendapat perhatian serius dari Kongres AS. "Departemen harus menerima bahwa program saat ini tidak berfungsi," kata Jackie Speier, ketua panel personel Komite Angkatan Bersenjata Kongres.

"Kongres harus memimpin dalam memaksa departemen untuk mengambil pendekatan yang lebih agresif untuk memerangi momok ini."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0695 seconds (0.1#10.140)