TPS Tertinggi di Dunia, Tiga Ton Sampah Dibersihkan dari Gunung Everest
A
A
A
KATHMANDU - Para pejabat mengatakan tim pembersih sampah yang khusus dikirim ke Gunung Everest telah mengumpulkan tiga ton sampah dalam dua minggu pertama. Ini adalah upaya ambisius untuk membersihkan tempat pembuangan sampah (TPS) tertinggi di dunia
Pendakian gunung yang dilakukan selama berpuluh-puluh tahun telah menyebabkan gunung tersebut tercemar. Kerelaan para pendaki menghabiskan banyak uang untuk mendaki gunung tertinggi di dunia itu tidak diiringi dengan sikap menjaga lingkungan.
Sampah tenda, peralatan pendakian yang dibuang, tabung gas kosong dan bahkan kotoran manusia mengotori rute menuju puncak puncak setinggi 8.848 meter.
Ketika musim pendakian musim semi tahun ini dimulai bulan lalu, pemerintah Nepal mengirim 14 anggota tim dengan target untuk membawa kembali 10 ton sampah dari Everest dalam waktu satu setengah bulan.
Tim tersebut telah mengumpulkan dan membundel tiga ton sampah, termasuk kaleng kosong, botol, plastik, dan peralatan pendakian yang dibuang dari base camp dan daerah sekitarnya yang ramai dengan para pendaki yang mempersiapkan dan menyesuaikan diri untuk mencapai puncak Everest.
"Tim kampanye pembersihan baru saja dimulai dan anggota telah naik ke kamp-kamp yang lebih tinggi untuk mengumpulkan lebih banyak sampah," kata Kepala Departemen Pariwisata Nepal, Dandu Raj Ghimire seperti dikutip dari AFP, Kamis (2/5/2019).
Helikopter militer mengangkut sepertiga dari sampah yang dikumpulkan ke Kathmandu untuk didaur ulang. Sampah biodegradable yang tersisa dibawa ke distrik Okhaldhunga yang berdekatan untuk dibuang dengan benar.
Delapan anggota kini membersihkan Camp 2 di ketinggian 6.400 meter dan tim tiga akan bergantian naik ke Camp 4 di ketinggian 7.950 meter, di mana mereka akan menghabiskan 15 hari untuk mengumpulkan sampah di lereng bersalju itu.
"Kampanye pembersihan akan dilanjutkan di musim mendatang juga untuk membuat gunung tertinggi di dunia bersih. Adalah tanggung jawab kita untuk menjaga gunung kita tetap bersih," kata Ghimire.
Pemerintah di kedua sisi gunung telah memerangi limbah manusia dan sampah yang ditinggalkan oleh pendaki yang semakin banyak.
Enam tahun lalu, Nepal menerapkan deposit sampah USD4.000 per tim yang akan dikembalikan jika masing-masing pendaki menurunkan setidaknya delapan kilo limbah, tetapi hanya setengah dari pendaki kembali dengan sampah mereka.
Pada bulan Februari, China melarang non-pendaki untuk mengakses base camp Everest di Tibet dalam upaya untuk membersihkan sisi gunungnya.
Lebih dari 4.000 orang telah mendaki Everest sejauh ini, dan tahun lalu rekor tercipta saat 807 pendaki berhasil mencapai puncak.
Gletser yang mencair yang disebabkan oleh pemanasan global memaparkan sampah dan bahkan benda-benda yang telah menumpuk di gunung sejak Edmund Hillary dan Tenzing Norgay membuat pendakian puncak pertama yang sukses 66 tahun yang lalu.
Pendakian gunung yang dilakukan selama berpuluh-puluh tahun telah menyebabkan gunung tersebut tercemar. Kerelaan para pendaki menghabiskan banyak uang untuk mendaki gunung tertinggi di dunia itu tidak diiringi dengan sikap menjaga lingkungan.
Sampah tenda, peralatan pendakian yang dibuang, tabung gas kosong dan bahkan kotoran manusia mengotori rute menuju puncak puncak setinggi 8.848 meter.
Ketika musim pendakian musim semi tahun ini dimulai bulan lalu, pemerintah Nepal mengirim 14 anggota tim dengan target untuk membawa kembali 10 ton sampah dari Everest dalam waktu satu setengah bulan.
Tim tersebut telah mengumpulkan dan membundel tiga ton sampah, termasuk kaleng kosong, botol, plastik, dan peralatan pendakian yang dibuang dari base camp dan daerah sekitarnya yang ramai dengan para pendaki yang mempersiapkan dan menyesuaikan diri untuk mencapai puncak Everest.
"Tim kampanye pembersihan baru saja dimulai dan anggota telah naik ke kamp-kamp yang lebih tinggi untuk mengumpulkan lebih banyak sampah," kata Kepala Departemen Pariwisata Nepal, Dandu Raj Ghimire seperti dikutip dari AFP, Kamis (2/5/2019).
Helikopter militer mengangkut sepertiga dari sampah yang dikumpulkan ke Kathmandu untuk didaur ulang. Sampah biodegradable yang tersisa dibawa ke distrik Okhaldhunga yang berdekatan untuk dibuang dengan benar.
Delapan anggota kini membersihkan Camp 2 di ketinggian 6.400 meter dan tim tiga akan bergantian naik ke Camp 4 di ketinggian 7.950 meter, di mana mereka akan menghabiskan 15 hari untuk mengumpulkan sampah di lereng bersalju itu.
"Kampanye pembersihan akan dilanjutkan di musim mendatang juga untuk membuat gunung tertinggi di dunia bersih. Adalah tanggung jawab kita untuk menjaga gunung kita tetap bersih," kata Ghimire.
Pemerintah di kedua sisi gunung telah memerangi limbah manusia dan sampah yang ditinggalkan oleh pendaki yang semakin banyak.
Enam tahun lalu, Nepal menerapkan deposit sampah USD4.000 per tim yang akan dikembalikan jika masing-masing pendaki menurunkan setidaknya delapan kilo limbah, tetapi hanya setengah dari pendaki kembali dengan sampah mereka.
Pada bulan Februari, China melarang non-pendaki untuk mengakses base camp Everest di Tibet dalam upaya untuk membersihkan sisi gunungnya.
Lebih dari 4.000 orang telah mendaki Everest sejauh ini, dan tahun lalu rekor tercipta saat 807 pendaki berhasil mencapai puncak.
Gletser yang mencair yang disebabkan oleh pemanasan global memaparkan sampah dan bahkan benda-benda yang telah menumpuk di gunung sejak Edmund Hillary dan Tenzing Norgay membuat pendakian puncak pertama yang sukses 66 tahun yang lalu.
(ian)