Ganti yang Rusak, Rusia Kirim Puluhan Rudal untuk S-400 ke China
A
A
A
MOSKOW - Rusia dilaporkan telah mengirim puluhan rudal baru untuk sistem pertahanan rudal S-400 Triumf ke China. Pengiriman itu sebagai pengganti misil-misil yang rusak akibat diterjang badai saat diangkut dengan kapal kargo Moskow di Selat Inggris pada Desember 2017.
"Pada awal April, puluhan rudal baru S-400 dikirim dengan transportasi laut dari Baltik ke China untuk menggantikan yang rusak dalam badai di Selat Inggris," kata sumber diplomatik militer Moskow kepada kantor berita TASS, Selasa (30/4/2019).
Kantor pers eksportir senjata negara Rusia, Rosoboronexport, menolak mengomentari laporan tesebut.
Menurut sumber-sumber Rusia, kapal kargo pembawa 40NGE—varian rudal pencegat untuk sistem pertahanan S-400—terpaksa kembali ke pelabuhan Rusia setelah misil-misil itu rusak ketika diterjang badai. Misil-misil dari sistem S-400 diklaim mampu menembak target dalam jarak hingga 400 kilometer.
Rusia pertama kali merilis rincian 40N6E selama Forum Angkatan Darat 2018 pada bulan Agustus. Dirancang dan dikembangkan oleh pembuat rudal Rusia; MKB Fakel, 40N6E akan diproduksi secara serial oleh MMZ Avangard yang berbasis di Moskow. Ketinggian maksimum rudal untuk intersepsi target adalah sekitar 30 kilometer.
Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLARF) China berencana untuk mengakuisisi dua resimen S-400 dengan total biaya akuisisi diperkirakan sekitar USD3 miliar.
Baterai standar S-400 terdiri dari empat transporter erector launchers (TELs) dengan empat tabung peluncuran besar atau 16 tabung lebih kecil (atau kombinasi keduanya) per TEL, di samping akuisisi dan keterlibatan target radar pengawasan jarak jauh sistem radar dan pos komando (kendaraan).
Di militer Rusia, dua baterai membentuk batalion S-400 (juga dikenal sebagai divisi S-400), sedangkan resimen S-400 terdiri dari dua batalion.
Setiap TEL dapat membawa empat rudal jarak jauh dan 16 rudal jarak pendek dan menengah. Resimen S-400 juga memiliki pengawasan tambahan dan radar target akuisisi, dengan unit umumnya terhubung ke stasiun radar jarak jauh yang lebih besar atau sistem peringatan dini udara.
Rusia telah melatih personel PLARF tentang sistem pertahanan udara S-400 pada 2018 dan sepanjang 2019. China sendiri merupakan negara pembeli pertama S-400 pada 2014.
"Pada awal April, puluhan rudal baru S-400 dikirim dengan transportasi laut dari Baltik ke China untuk menggantikan yang rusak dalam badai di Selat Inggris," kata sumber diplomatik militer Moskow kepada kantor berita TASS, Selasa (30/4/2019).
Kantor pers eksportir senjata negara Rusia, Rosoboronexport, menolak mengomentari laporan tesebut.
Menurut sumber-sumber Rusia, kapal kargo pembawa 40NGE—varian rudal pencegat untuk sistem pertahanan S-400—terpaksa kembali ke pelabuhan Rusia setelah misil-misil itu rusak ketika diterjang badai. Misil-misil dari sistem S-400 diklaim mampu menembak target dalam jarak hingga 400 kilometer.
Rusia pertama kali merilis rincian 40N6E selama Forum Angkatan Darat 2018 pada bulan Agustus. Dirancang dan dikembangkan oleh pembuat rudal Rusia; MKB Fakel, 40N6E akan diproduksi secara serial oleh MMZ Avangard yang berbasis di Moskow. Ketinggian maksimum rudal untuk intersepsi target adalah sekitar 30 kilometer.
Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLARF) China berencana untuk mengakuisisi dua resimen S-400 dengan total biaya akuisisi diperkirakan sekitar USD3 miliar.
Baterai standar S-400 terdiri dari empat transporter erector launchers (TELs) dengan empat tabung peluncuran besar atau 16 tabung lebih kecil (atau kombinasi keduanya) per TEL, di samping akuisisi dan keterlibatan target radar pengawasan jarak jauh sistem radar dan pos komando (kendaraan).
Di militer Rusia, dua baterai membentuk batalion S-400 (juga dikenal sebagai divisi S-400), sedangkan resimen S-400 terdiri dari dua batalion.
Setiap TEL dapat membawa empat rudal jarak jauh dan 16 rudal jarak pendek dan menengah. Resimen S-400 juga memiliki pengawasan tambahan dan radar target akuisisi, dengan unit umumnya terhubung ke stasiun radar jarak jauh yang lebih besar atau sistem peringatan dini udara.
Rusia telah melatih personel PLARF tentang sistem pertahanan udara S-400 pada 2018 dan sepanjang 2019. China sendiri merupakan negara pembeli pertama S-400 pada 2014.
(mas)