Korban Tewas Banjir di Afrika Selatan Dekati 70 Orang
A
A
A
JOHANNESBURG - Hampir 70 orang tewas di Afrika Selatan (Afsel) setelah banjir akibat hujan lebat yang melanda sepanjang pantai timur negara itu. Jumlah itu kemungkinan akan bertambah mengingat tim penyelamat masih menemukan mayat korban.
Mayoritas korban tewas akibat banjir dan tanah longsor berasal dari Provinsi KwaZulu-Natal. Provinsi KwaZulu-Natal mengalami hujan lebat, namun jarang memakan korban tewas begitu banyak dalam waktu singkat.
"Jumlah orang yang tewas mendekati 70," kata Lennox Mabaso, juru bicara departemen Pemerintahan Koperasi dan Urusan Adat provinsi, melalui telepon seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/4/2019).
"Saya tidak ingat itu dalam sejarah," katanya, menghubungkan keparahan akibat badai dan dampaknya terhadap populasi akibat perubahan iklim.
Seorang saksi mata Reuters melihat tim penyelamat datang untuk mengambil mayat seorang wanita yang telah digali keluar dari lumpur oleh penduduk setempat. Mabaso mengatakan jumlah korban tewas yang lebih tepat akan diberikan pada hari ini waktu setempat.
Saksi mata menceritakan pada hari Rabu bagaimana air banjir dan tanah longsor menerjang rumah-rumah, bersama orang-orang di dalamnya. Banjir dan tanah longsor juga menghancurkan jalan serta infrastruktur lainnya.
Hujan membawa mobil, atap seng ke bongkahan-bongkahan perbukitan dan jalan-jalan di kawasan itu. Sementara puing-puing lainnya tersapu ke parit berlumpur dalam.
Di tempat lain, warga menguburkan mayat para korban di lereng bukit berlumpur. Mereka menandai tempat kuburan para korban dengan salib kayu sederhana.
Vanetia Phakula, seorang peramal cuaca senior di Dinas Cuaca Afrika Selatan, mengatakan badai saat ini tidak dilihat sebagai sesuatu yang tidak biasa, meskipun tingkat curah hujan mungkin lebih tinggi dari biasanya.
Lebih dari 100 milimeter hujan tercatat jatuh di banyak lingkungan di dalam wilayah itu antara Senin pagi dan Selasa.
Phakula mengatakan angka kematian yang tinggi sebagai dampaknya bisa dijelaskan oleh banjir dan tanah longsor yang terjadi di daerah yang lebih padat penduduknya.
"Karenanya korban tewas adalah seperti sekarang ini," katanya.
Sementara hujan lebih banyak diperkirakan akan terjadi pada hari Kamis, namun tidak diperkirakan akan deras. Badan Cuaca Afrika Selatan juba memperkirakan cuaca panas di sebagian besar wilayah pada hari Jumat.
Mayoritas korban tewas akibat banjir dan tanah longsor berasal dari Provinsi KwaZulu-Natal. Provinsi KwaZulu-Natal mengalami hujan lebat, namun jarang memakan korban tewas begitu banyak dalam waktu singkat.
"Jumlah orang yang tewas mendekati 70," kata Lennox Mabaso, juru bicara departemen Pemerintahan Koperasi dan Urusan Adat provinsi, melalui telepon seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/4/2019).
"Saya tidak ingat itu dalam sejarah," katanya, menghubungkan keparahan akibat badai dan dampaknya terhadap populasi akibat perubahan iklim.
Seorang saksi mata Reuters melihat tim penyelamat datang untuk mengambil mayat seorang wanita yang telah digali keluar dari lumpur oleh penduduk setempat. Mabaso mengatakan jumlah korban tewas yang lebih tepat akan diberikan pada hari ini waktu setempat.
Saksi mata menceritakan pada hari Rabu bagaimana air banjir dan tanah longsor menerjang rumah-rumah, bersama orang-orang di dalamnya. Banjir dan tanah longsor juga menghancurkan jalan serta infrastruktur lainnya.
Hujan membawa mobil, atap seng ke bongkahan-bongkahan perbukitan dan jalan-jalan di kawasan itu. Sementara puing-puing lainnya tersapu ke parit berlumpur dalam.
Di tempat lain, warga menguburkan mayat para korban di lereng bukit berlumpur. Mereka menandai tempat kuburan para korban dengan salib kayu sederhana.
Vanetia Phakula, seorang peramal cuaca senior di Dinas Cuaca Afrika Selatan, mengatakan badai saat ini tidak dilihat sebagai sesuatu yang tidak biasa, meskipun tingkat curah hujan mungkin lebih tinggi dari biasanya.
Lebih dari 100 milimeter hujan tercatat jatuh di banyak lingkungan di dalam wilayah itu antara Senin pagi dan Selasa.
Phakula mengatakan angka kematian yang tinggi sebagai dampaknya bisa dijelaskan oleh banjir dan tanah longsor yang terjadi di daerah yang lebih padat penduduknya.
"Karenanya korban tewas adalah seperti sekarang ini," katanya.
Sementara hujan lebih banyak diperkirakan akan terjadi pada hari Kamis, namun tidak diperkirakan akan deras. Badan Cuaca Afrika Selatan juba memperkirakan cuaca panas di sebagian besar wilayah pada hari Jumat.
(ian)