2025, AS dan Sekutunya Akan Punya 200 F-35 di Asia Pasifik
A
A
A
HONOLULU - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya akan memiliki lebih dari 200 jet tempur siluman F-35 yang dikerahkan di kawasan Asia-Pasifik pada tahun 2025. Hal itu diungkapkan oleh Komandan Pasukan Udara Pasifik AS, Jenderal Charles Brown.
Brown mempresentasikan pandangan tersebut saat wawancara baru-baru ini di markas Pasukan Udara Pasifik di Pangkalan Bersama Pearl Harbor-Hickam di Honolulu, Hawaii.
Dia mengatakan China, yang telah memperluas kekuatan militernya dengan cepat, merupakan ancaman eksistensial bagi AS.
Memperhatikan bahwa Pasukan Udara Pasifik akan memiliki jet F-35A dalam waktu satu tahun, Brown menyatakan harapan untuk meningkatkan kemampuan mereka melalui latihan bersama dengan F-35 yang dimiliki oleh Jepang, Korea Selatan (Korsel) dan Australia.
China telah memperkuat kemampuannya untuk menyerang pangkalan militer AS di kawasan Asia-Pasifik dengan mengerahkan sepenuhnya rudal balistik jarak menengah Dongfeng-26 yang mampu mencapai Guam, misalnya.
Untuk mengimbangi langkah tersebut, Pasukan Udara Pasifik berencana untuk mengadopsi taktik yang mengandalkan pergerakan cepat unit yang relatif kecil, alih-alih mengerahkan pasukan secara intensif di pangkalan besar.
Brown mengatakan bagian kunci nyata dari F-35 tidak hanya platform penyerangannya tetapi juga sensornya.
"Dengan sensornya, F-35 dapat memberikan informasi bermanfaat untuk pengambilan keputusan pasukan AS dan pelaksanaan misi di saat darurat," katanya seperti dikutip dari Japan Times.co, Sabtu (20/4/2019).
Memperhatikan bahwa Singapura juga tertarik untuk membeli F-35, Brown mengatakan promosi penyebaran F-35 oleh sekutu dan negara-negara mitranya akan memberi AS "fleksibilitas" dalam taktik menjaga unit-unit kecil tetap bergerak.
Sebelumnya sebuah jet tempur F-35A milik Angkatan Udara Jepang jatuh saat latihan di Samudra Pasifik pada 9 April lalu. Pencarian masih dilakukan untuk pilot dan badan pesawat.
Kecelakaan itu terjadi setelah pemerintah Jepang meluncurkan sebuah rencana untuk mendapatkan lebih banyak pesawat tempur F-35 pada Desember tahun lalu untuk menggantikan jet F-15 yang sudah ketinggalan zaman. Pada tahun fiskal 2019-2023, negara ini akan membeli 45 F-35.
Brown mempresentasikan pandangan tersebut saat wawancara baru-baru ini di markas Pasukan Udara Pasifik di Pangkalan Bersama Pearl Harbor-Hickam di Honolulu, Hawaii.
Dia mengatakan China, yang telah memperluas kekuatan militernya dengan cepat, merupakan ancaman eksistensial bagi AS.
Memperhatikan bahwa Pasukan Udara Pasifik akan memiliki jet F-35A dalam waktu satu tahun, Brown menyatakan harapan untuk meningkatkan kemampuan mereka melalui latihan bersama dengan F-35 yang dimiliki oleh Jepang, Korea Selatan (Korsel) dan Australia.
China telah memperkuat kemampuannya untuk menyerang pangkalan militer AS di kawasan Asia-Pasifik dengan mengerahkan sepenuhnya rudal balistik jarak menengah Dongfeng-26 yang mampu mencapai Guam, misalnya.
Untuk mengimbangi langkah tersebut, Pasukan Udara Pasifik berencana untuk mengadopsi taktik yang mengandalkan pergerakan cepat unit yang relatif kecil, alih-alih mengerahkan pasukan secara intensif di pangkalan besar.
Brown mengatakan bagian kunci nyata dari F-35 tidak hanya platform penyerangannya tetapi juga sensornya.
"Dengan sensornya, F-35 dapat memberikan informasi bermanfaat untuk pengambilan keputusan pasukan AS dan pelaksanaan misi di saat darurat," katanya seperti dikutip dari Japan Times.co, Sabtu (20/4/2019).
Memperhatikan bahwa Singapura juga tertarik untuk membeli F-35, Brown mengatakan promosi penyebaran F-35 oleh sekutu dan negara-negara mitranya akan memberi AS "fleksibilitas" dalam taktik menjaga unit-unit kecil tetap bergerak.
Sebelumnya sebuah jet tempur F-35A milik Angkatan Udara Jepang jatuh saat latihan di Samudra Pasifik pada 9 April lalu. Pencarian masih dilakukan untuk pilot dan badan pesawat.
Kecelakaan itu terjadi setelah pemerintah Jepang meluncurkan sebuah rencana untuk mendapatkan lebih banyak pesawat tempur F-35 pada Desember tahun lalu untuk menggantikan jet F-15 yang sudah ketinggalan zaman. Pada tahun fiskal 2019-2023, negara ini akan membeli 45 F-35.
(ian)