Jet Tempur Canggih China Berikutnya Kemungkinan F-35 Super
loading...
A
A
A
BEIJING - Perancang jet tempur siluman J-20 China membocorkan sedikit visi tentang seperti apa tampilan jet tempur China berikutnya. Forbes menyimpulkan wujud pesawat masa depan itu akan seperti F-35 super, yakni versi lebih canggih dari jet tempur siluman F-35 Amerika Serikat (AS).
"Revolusioner, sebuah jet tempur generasi berikutnya yang merusak kognisi, characterized by long-range, kemampuan tinggi dalam penetrasi, awareness, berdaya tembak dan pengambilan keputusan yang cepat, akan segera muncul di tengah persaingan kekuatan yang hebat," demikian gambaran sekilas jet tempur berikutnya China yang disimpulkan media pemerintah Global Times.
Kesimpulan itu mengutip makalah teknis yang ditulis oleh Yang Wei, perancang pesawat di Aviation Industry Corporation of China yang juga kepala perancang pesawat tempur siluman J-20. Dengan laporan bahwa China berencana untuk mengembangkan jet siluman generasi berikutnya pada tahun 2035, fakta bahwamakalah Yang dikutip di media pemerintah China menjadi penting. (Baca: Media Israel: Mossad Dukung Penjualan Jet Tempur Siluman F-35 AS ke UEA )
"Mengutip proyek asing, Yang mengatakan bahwa jet tempur masa depan umumnya akan membutuhkan jarak tempur yang lebih jauh, daya tahan yang lebih lama, kemampuan siluman yang lebih kuat, muatan senjata air-to-air dan air-to-surface yang lebih besar, dan fungsionalitas untuk menyediakan pilot dengan gambar dan prediksi situasi medan perang yang mudah dipahami," lanjut laporan Global Times.
"Dalam sistem terintegrasi, pesawat harus dapat membentuk jaringan, menggambar tampilan situasi terintegrasi real-time, membuat beberapa rute serangan, dan mengirimkan informasi target ke seluruh area misi secara real-time."
"Visi Yang dapat menunjukkan seperti apa jet tempur masa depan China," imbuh media yang dikelola Partai Komunis China tersebut, seperti dikutip Forbes, Kamis (3/9/2020).
Menulis di jurnal aeronautika China, Acta Aeronautica et Astronautica Sinica, Yang menyimpulkan bahwa pada generasi jet tempur yang lebih tua, kemampuan manuver menjadi faktor penentu, tetapi konsep ini menjadi ketinggalan zaman dengan perkembangan rudal air-to-air jarak menengah, rudal dengan kemampuan serangan di luar jangkauan visual jet tempur tersebut.
"Informasi sekarang telah menjadi faktor penentu, karena jet tempur modern fokus untuk mendapatkan lebih banyak informasi dengan bantuan radar AESA dan rantai data, sementara juga mengurangi kemampuan lawan untuk mendapatkan informasi, termasuk menggunakan teknologi siluman dan electronic countermeasures," imbuh laporan Global Times. (Baca: Perancang J-20: Jet Tempur Siluman F-22 Raptor AS Tak Kompeten Melawan China )
Menurut Yang, artificial intelligence (AI) juga akan sangat penting untuk membantu pilot pesawat tempur berawak. Namun, Yang tidak menyebutnya sebagai jet tempur otonom murni, meskipun beberapa ahli Barat percaya bahwa pesawat tempur tak berawak hanyalah masalah waktu.
"China mengincar untuk mengembangkan jet tempur generasi berikutnya pada tahun 2035 atau lebih awal, yang dapat menampilkan laser, mesin adaptif dan kemampuan untuk memimpin drone," tulis Global Times.
"Revolusioner, sebuah jet tempur generasi berikutnya yang merusak kognisi, characterized by long-range, kemampuan tinggi dalam penetrasi, awareness, berdaya tembak dan pengambilan keputusan yang cepat, akan segera muncul di tengah persaingan kekuatan yang hebat," demikian gambaran sekilas jet tempur berikutnya China yang disimpulkan media pemerintah Global Times.
Kesimpulan itu mengutip makalah teknis yang ditulis oleh Yang Wei, perancang pesawat di Aviation Industry Corporation of China yang juga kepala perancang pesawat tempur siluman J-20. Dengan laporan bahwa China berencana untuk mengembangkan jet siluman generasi berikutnya pada tahun 2035, fakta bahwamakalah Yang dikutip di media pemerintah China menjadi penting. (Baca: Media Israel: Mossad Dukung Penjualan Jet Tempur Siluman F-35 AS ke UEA )
"Mengutip proyek asing, Yang mengatakan bahwa jet tempur masa depan umumnya akan membutuhkan jarak tempur yang lebih jauh, daya tahan yang lebih lama, kemampuan siluman yang lebih kuat, muatan senjata air-to-air dan air-to-surface yang lebih besar, dan fungsionalitas untuk menyediakan pilot dengan gambar dan prediksi situasi medan perang yang mudah dipahami," lanjut laporan Global Times.
"Dalam sistem terintegrasi, pesawat harus dapat membentuk jaringan, menggambar tampilan situasi terintegrasi real-time, membuat beberapa rute serangan, dan mengirimkan informasi target ke seluruh area misi secara real-time."
"Visi Yang dapat menunjukkan seperti apa jet tempur masa depan China," imbuh media yang dikelola Partai Komunis China tersebut, seperti dikutip Forbes, Kamis (3/9/2020).
Menulis di jurnal aeronautika China, Acta Aeronautica et Astronautica Sinica, Yang menyimpulkan bahwa pada generasi jet tempur yang lebih tua, kemampuan manuver menjadi faktor penentu, tetapi konsep ini menjadi ketinggalan zaman dengan perkembangan rudal air-to-air jarak menengah, rudal dengan kemampuan serangan di luar jangkauan visual jet tempur tersebut.
"Informasi sekarang telah menjadi faktor penentu, karena jet tempur modern fokus untuk mendapatkan lebih banyak informasi dengan bantuan radar AESA dan rantai data, sementara juga mengurangi kemampuan lawan untuk mendapatkan informasi, termasuk menggunakan teknologi siluman dan electronic countermeasures," imbuh laporan Global Times. (Baca: Perancang J-20: Jet Tempur Siluman F-22 Raptor AS Tak Kompeten Melawan China )
Menurut Yang, artificial intelligence (AI) juga akan sangat penting untuk membantu pilot pesawat tempur berawak. Namun, Yang tidak menyebutnya sebagai jet tempur otonom murni, meskipun beberapa ahli Barat percaya bahwa pesawat tempur tak berawak hanyalah masalah waktu.
"China mengincar untuk mengembangkan jet tempur generasi berikutnya pada tahun 2035 atau lebih awal, yang dapat menampilkan laser, mesin adaptif dan kemampuan untuk memimpin drone," tulis Global Times.