Bertemu Presiden Korsel, Trump Titip Pesan untuk Jong-un
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dilaporkan menitipkan pesan untuk Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un melalui Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in. Trump dan Moon Jae-in baru saja bertemu di Washington beberapa hari yang lalu.
"Pesan itu meliputi hal-hal yang penting bagi tindakan saat ini, hal-hal yang harus mengarah pada sesuatu yang positif untuk KTT AS-DPRK," kata sebuah sumber diplomatik Korsel menggunakan akronim dari nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea.
"Saya percaya dia (Jong-un) akan sangat, sangat ingin tahu tentang apa yang akan dikatakan Presiden saya (Moon Jae-in) setelah pertemuannya dengan pemerintahan Trump," imbuhnya.
"Presiden Moon jelas dan sederhana. Masalah kecil, masalah besar, baik atau buruk, sesuatu harus terjadi, prosesnya harus berkelanjutan," lanjut sumber itu seperti dikutip dari CNN, Sabtu (20/4/2019).
CNN telah menghubungi pihak Gedung Putih untuk memberikan komentar.
Trump dan Moon bertemu di Gedung Putih seminggu yang lalu untuk membahas rencana menghidupkan kembali proses diplomatik antara AS dan Korut.
Seorang sumber mengatakan pada pertemuan itu, Korsel dan AS mengidentifikasi keduanya berada di tempat yang sama dan tahu apa yang harus dilakukan, mencatat bahwa pendekatan top down masih ada.
"Tidak ada siang hari antara AS dan Korea Selatan," imbuh sumber itu.
Blue House, sebutan istana presiden Korsel, percaya bahwa mereka adalah "arsitek" dari proses diplomatik dan sedang mencoba untuk menyalakan kembali momentum dialog menuju KTT Korut-Korsel lainnya yang kemudian dapat mengarah pada KTT ketiga AS-Korut.
Baca Juga: Presiden Korsel Moon Jae-in Dorong KTT Ke-4 dengan Kim Jong-un
"Korea Selatan percaya Kim masih ingin bernegosiasi dan pola pikirnya adalah bahwa ini adalah saat yang kritis dan kecuali hal-hal substantif terjadi pada akhir tahun ini, momentumnya akan padam," kata sebuah sumber.
Pada hari Rabu, Korut mengklaim uji tembak peluru kendali taktis baru, yang dipimpin langsung oleh Kim Jong-un.
Baca Juga: Kim Jong-un Pimpin Uji Tembak Senjata Kendali Taktis Korut
Tes itu muncul ketika pembicaraan denuklirisasi antara AS dan Korut terhenti setelah pertemuan puncak kedua yang gagal awal tahun ini di Vietnam antara Jong-un dan Trump. Pada bulan Februari, Trump walk out dari KTT, dan kedua pemimpin mengakhiri pertemuan tanpa kesepakatan.
Baru-baru ini, Jong-un dan Trump telah mengisyaratkan bahwa mereka terbuka untuk pertemuan lain. Namun Kim menyerukan AS untuk menghentikan cara perhitungannya saat ini dalam pendekatannya pada pembicaraan diplomatik.
Baca Juga: Kim Jong-un Beri AS Waktu Hingga Akhir Tahun untuk Ubah Sikap
Sementara Kementerian Luar Negeri Korut mengatakan jika AS ingin melanjutkan pembicaraan, negara itu harus mengganti Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dengan seseorang yang lebih berhati-hati dan matang dalam berkomunikasi dengan Pyongyang.
Baca juga: Korut Ogah Negosiasi Soal Nuklir dengan Pompeo
"Pesan itu meliputi hal-hal yang penting bagi tindakan saat ini, hal-hal yang harus mengarah pada sesuatu yang positif untuk KTT AS-DPRK," kata sebuah sumber diplomatik Korsel menggunakan akronim dari nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea.
"Saya percaya dia (Jong-un) akan sangat, sangat ingin tahu tentang apa yang akan dikatakan Presiden saya (Moon Jae-in) setelah pertemuannya dengan pemerintahan Trump," imbuhnya.
"Presiden Moon jelas dan sederhana. Masalah kecil, masalah besar, baik atau buruk, sesuatu harus terjadi, prosesnya harus berkelanjutan," lanjut sumber itu seperti dikutip dari CNN, Sabtu (20/4/2019).
CNN telah menghubungi pihak Gedung Putih untuk memberikan komentar.
Trump dan Moon bertemu di Gedung Putih seminggu yang lalu untuk membahas rencana menghidupkan kembali proses diplomatik antara AS dan Korut.
Seorang sumber mengatakan pada pertemuan itu, Korsel dan AS mengidentifikasi keduanya berada di tempat yang sama dan tahu apa yang harus dilakukan, mencatat bahwa pendekatan top down masih ada.
"Tidak ada siang hari antara AS dan Korea Selatan," imbuh sumber itu.
Blue House, sebutan istana presiden Korsel, percaya bahwa mereka adalah "arsitek" dari proses diplomatik dan sedang mencoba untuk menyalakan kembali momentum dialog menuju KTT Korut-Korsel lainnya yang kemudian dapat mengarah pada KTT ketiga AS-Korut.
Baca Juga: Presiden Korsel Moon Jae-in Dorong KTT Ke-4 dengan Kim Jong-un
"Korea Selatan percaya Kim masih ingin bernegosiasi dan pola pikirnya adalah bahwa ini adalah saat yang kritis dan kecuali hal-hal substantif terjadi pada akhir tahun ini, momentumnya akan padam," kata sebuah sumber.
Pada hari Rabu, Korut mengklaim uji tembak peluru kendali taktis baru, yang dipimpin langsung oleh Kim Jong-un.
Baca Juga: Kim Jong-un Pimpin Uji Tembak Senjata Kendali Taktis Korut
Tes itu muncul ketika pembicaraan denuklirisasi antara AS dan Korut terhenti setelah pertemuan puncak kedua yang gagal awal tahun ini di Vietnam antara Jong-un dan Trump. Pada bulan Februari, Trump walk out dari KTT, dan kedua pemimpin mengakhiri pertemuan tanpa kesepakatan.
Baru-baru ini, Jong-un dan Trump telah mengisyaratkan bahwa mereka terbuka untuk pertemuan lain. Namun Kim menyerukan AS untuk menghentikan cara perhitungannya saat ini dalam pendekatannya pada pembicaraan diplomatik.
Baca Juga: Kim Jong-un Beri AS Waktu Hingga Akhir Tahun untuk Ubah Sikap
Sementara Kementerian Luar Negeri Korut mengatakan jika AS ingin melanjutkan pembicaraan, negara itu harus mengganti Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dengan seseorang yang lebih berhati-hati dan matang dalam berkomunikasi dengan Pyongyang.
Baca juga: Korut Ogah Negosiasi Soal Nuklir dengan Pompeo
(ian)