Korea Selatan Sebut Senjata yang Diuji Korut Bukan Rudal Balistik
A
A
A
SEOUL - Militer Korea Selatan (Korsel) menyimpulkan senjata yang diuji tembak Korea Utara (Korut) pada Rabu lalu bukan rudal balistik. Menurut Soul, uji senjata itu tidak mengubah situasi strategis di Semenanjung Korea.
Penilaian militer Korea Selatan ini sama dengan penilaian awal Pentagon Amerika Serikat (AS).
"Kami melihatnya sebagai senjata yang dipandu untuk tujuan pertempuran darat," kata seorang perwira dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan kepada Yonhap News Agency, yang dikutip Sabtu (20/4/2019)."Itu tampaknya bukan rudal balistik."
Pentagon sebelumnya mengonfirmasi bahwa Korea Utara benar-benar menguji tembak senjata yang oleh rezim Kim Jong-un diklaim sebagai senjata kendali taktis terbaru. Menurut Pentagon, senjata yang diuji tembak itu bukan rudal balistik.
"Ada sebuah uji coba," kata Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Patrick Shanahan kepada wartawan saat bertemu dengan rekannya dari Albania di Pentagon.
Dia menolak untuk menguraikan temuan-temuan intelijen AS terkait aktivitas tes senjata Pyongyang."Itu bukan rudal balistik," ujarnya. "Juga tidak ada perubahan pada postur kami atau operasi kami," imbuh dia.
Menurut laporan media pemerintah Korea Utara, KCNA, sang pemimpin Kim Jong-un memimpin langsung uji coba penembakan senjata kendali taktis tipe baru itu. Uji senjata ini menjadi diduga sebagai upaya Pyongyang untuk menunjukkan ketidaksenangannya terhadap perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) yang saat ini menemui jalan buntu.
"Keuntungan dari senjata ini adalah mode khusus untuk membimbing penerbangan dan muatan hulu ledak yang kuat," tulis KCNA.
Kim Jong-un, lanjut laporan itu, menggambarkan pengembangan senjata itu sebagai salah satu yang sangat penting dalam meningkatkan kekuatan tempur Tentara Rakyat.
"Tes hari Rabu dilakukan dalam berbagai mode penembakan pada target yang berbeda dan Kim memandu uji tembak," lanjut laporan tersebut.
Para analis berspekulasi bahwa uji coba itu bisa melibatkan apa saja, mulai dari rudal anti-tank kecil hingga artileri yang relatif rutin. Seorang pejabat Korea Selatan juga mengatakan bahwa Seoul tidak melihat tanda-tanda uji coba rudal balistik dilakukan rezim Pyongyang.
"Saya tidak berpikir ada alasan untuk keluar dan mengangkat atau mengutuk atau membuat uji senjata ini rusak," kata Shanahan, Jumat. "Adalah bijaksana bagi kita untuk terus fokus pada kemajuan diplomasi dan mengabaikan komentar semacam itu."
Eric Brewer, mantan direktur kontraproliferasi di Dewan Keamanan Nasional, mengatakan kepada CNN bahwa uji senjata itu "tidak memprihatinkan", tetapi mungkin dimaksudkan untuk menekan Washington agar kembali ke meja perundingan.
Penilaian militer Korea Selatan ini sama dengan penilaian awal Pentagon Amerika Serikat (AS).
"Kami melihatnya sebagai senjata yang dipandu untuk tujuan pertempuran darat," kata seorang perwira dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan kepada Yonhap News Agency, yang dikutip Sabtu (20/4/2019)."Itu tampaknya bukan rudal balistik."
Pentagon sebelumnya mengonfirmasi bahwa Korea Utara benar-benar menguji tembak senjata yang oleh rezim Kim Jong-un diklaim sebagai senjata kendali taktis terbaru. Menurut Pentagon, senjata yang diuji tembak itu bukan rudal balistik.
"Ada sebuah uji coba," kata Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Patrick Shanahan kepada wartawan saat bertemu dengan rekannya dari Albania di Pentagon.
Dia menolak untuk menguraikan temuan-temuan intelijen AS terkait aktivitas tes senjata Pyongyang."Itu bukan rudal balistik," ujarnya. "Juga tidak ada perubahan pada postur kami atau operasi kami," imbuh dia.
Menurut laporan media pemerintah Korea Utara, KCNA, sang pemimpin Kim Jong-un memimpin langsung uji coba penembakan senjata kendali taktis tipe baru itu. Uji senjata ini menjadi diduga sebagai upaya Pyongyang untuk menunjukkan ketidaksenangannya terhadap perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) yang saat ini menemui jalan buntu.
"Keuntungan dari senjata ini adalah mode khusus untuk membimbing penerbangan dan muatan hulu ledak yang kuat," tulis KCNA.
Kim Jong-un, lanjut laporan itu, menggambarkan pengembangan senjata itu sebagai salah satu yang sangat penting dalam meningkatkan kekuatan tempur Tentara Rakyat.
"Tes hari Rabu dilakukan dalam berbagai mode penembakan pada target yang berbeda dan Kim memandu uji tembak," lanjut laporan tersebut.
Para analis berspekulasi bahwa uji coba itu bisa melibatkan apa saja, mulai dari rudal anti-tank kecil hingga artileri yang relatif rutin. Seorang pejabat Korea Selatan juga mengatakan bahwa Seoul tidak melihat tanda-tanda uji coba rudal balistik dilakukan rezim Pyongyang.
"Saya tidak berpikir ada alasan untuk keluar dan mengangkat atau mengutuk atau membuat uji senjata ini rusak," kata Shanahan, Jumat. "Adalah bijaksana bagi kita untuk terus fokus pada kemajuan diplomasi dan mengabaikan komentar semacam itu."
Eric Brewer, mantan direktur kontraproliferasi di Dewan Keamanan Nasional, mengatakan kepada CNN bahwa uji senjata itu "tidak memprihatinkan", tetapi mungkin dimaksudkan untuk menekan Washington agar kembali ke meja perundingan.
(mas)