Uganda Bersedia Berikan Suaka pada Mantan Presiden Sudan
A
A
A
KAMPALA - Uganda mengatakan, pihaknya bersedia menawarkan suaka kepada mantan Presiden Sudan, Omar al-Bashir yang digulingkan. Suaka akan diberikan jika Bashir atau keluarganya memintanya.
Bashir pada pekan lalu digulingkan oleh militer setelah berbulan-bulan terjadi aksi demonstrasi terhadap pemerintahannya, yang sudah bertahan selama tiga dekade. Saat ini, dia dilaporkan ditahan di Ibu Kota Sudan, Khartoum.
"Jika Bashir atau anggota keluarganya mengajukan permohonan suaka, aplikasi mereka dapat dipertimbangkan oleh presiden," kata Menteri Negara Luar Negeri Uganda, Okello Oryem seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (17/4).
Dia mengatakan, Bashir banyak bekerja untuk perdamaian di wilayah itu dan mencatat bahwa Bashir memainkan peran penting dalam perjanjian damai Sudan Selatan dan usahanya harus dihargai.
Oryem menambahkan Uganda saat ini sedang memantau situasi di Sudan dan tertarik melihat transisi damai di sana.
Terkait transisi di Sudan, sebelumnya Menteri Luar Negeri Uni Eropa (UE), Federica Mogherini mengatakan pihaknya mendesak Dewan Transisi Militer untuk menyerahkan pemerintahan sementara kepada sipil.
"Selama masa transisi tidak dikelola oleh warga sipil, UE tidak akan mengakui legitimasi Dewan Militer Transisi," kata Mogherini pada sesi pleno Parlemen Eropa tentang situasi di Sudan.
Bashir pada pekan lalu digulingkan oleh militer setelah berbulan-bulan terjadi aksi demonstrasi terhadap pemerintahannya, yang sudah bertahan selama tiga dekade. Saat ini, dia dilaporkan ditahan di Ibu Kota Sudan, Khartoum.
"Jika Bashir atau anggota keluarganya mengajukan permohonan suaka, aplikasi mereka dapat dipertimbangkan oleh presiden," kata Menteri Negara Luar Negeri Uganda, Okello Oryem seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (17/4).
Dia mengatakan, Bashir banyak bekerja untuk perdamaian di wilayah itu dan mencatat bahwa Bashir memainkan peran penting dalam perjanjian damai Sudan Selatan dan usahanya harus dihargai.
Oryem menambahkan Uganda saat ini sedang memantau situasi di Sudan dan tertarik melihat transisi damai di sana.
Terkait transisi di Sudan, sebelumnya Menteri Luar Negeri Uni Eropa (UE), Federica Mogherini mengatakan pihaknya mendesak Dewan Transisi Militer untuk menyerahkan pemerintahan sementara kepada sipil.
"Selama masa transisi tidak dikelola oleh warga sipil, UE tidak akan mengakui legitimasi Dewan Militer Transisi," kata Mogherini pada sesi pleno Parlemen Eropa tentang situasi di Sudan.
(esn)