ISIS Klaim Bunuh 362 Orang di Seluruh Dunia dalam 3 Hari
A
A
A
BAGHOUZ - Kelompok Islamic State atau ISIS mengklaim telah melakukan serangan terkoordinasi di 80 kota di seluruh dunia dalam tiga hari dengan korban jiwa 362 orang. Serangan global itu dianggap sebagai keberhasilan pertama sejak runtuhnya "kekhalifahan" teror itu pada bulan lalu.
Menurut ISIS, ada 92 serangan di berbagai negara mulai dari Rusia hingga ke Afrika Barat dalam apa yang mereka sebut sebagai "invasi balas dendam". Puluhan serangan itu termasuk bom bunuh diri, pembunuhan dan serangan ranjau darat.
ISIS belum mengumumkan basis pusat baru untuk operasinya dan mengklaim akan beroperasi dengan jaringan rahasia.
Juru bicara ISIS Abu Hassan al-Muhajir mengatakan dalam rekaman audio 44 menit bahwa klaim kemenangan Gedung Putih atas ISIS di Suriah membingungkan dan kontradiktif. Dia, sebagaimana dikutip The Times, Selasa (16/4/2019), menolak untuk mengakui kekalahan.
Pernyataan Muhajir mengatakan ISIS bertanggung jawab atas 92 serangan global dari 8 hingga 10 April. Puluhan serangan itu terdiri dari 14 serangan di Irak dan 10 serangan di Suriah. Sisanya di Afrika Barat, Mesir, Somalia, Afghanistan, Libya, dan Kaukasus.
Para analis mengatakan bahwa serangan di Suriah dan Irak kemungkinan menjadi bagian dari kampanye terkoordinasi. Ledakan di Kolomna, selatan Moskow, di mana satu orang terluka, adalah klaim yang paling lemah. Pihak berwenang setempat mengatakan itu disebabkan oleh kebocoran gas.
ISIS mencapai puncaknya pada akhir 2014 ketika memerintah hampir 12 juta orang di seluruh Irak dan Suriah. Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengumumkan kekalahan total "kekhalifahan" ISIS pada 23 Maret, setelah kantong terakhirnya di Baghouz direbut.
Lebih dari 40.000 orang asing dari 110 negara diperkirakan telah melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Puluhan ribu orang ditahan di penjara dan kamp di seluruh Suriah utara, tetapi yang lain diketahui telah melarikan diri ke gurun tandus di Suriah timur, tempat mereka bersembunyi.
Serangan baru-baru ini tidak mengikuti pola tunggal. Di Libya, para petempur ISIS menyerbu rumah-rumah pasukan keamanan saat fajar dan menewaskan sejumlah perwira dan melakukan penyanderaan. Di Sinai, personel keamanan yang berpatroli dengan warga sipil tewas dalam pemboman bunuh diri. Di Suriah kelompok ISIS mengklaim membunuh dua pejabat militer Kurdi dalam serangan terpisah.
James Jeffrey, utusan khusus AS untuk koalisi anti-ISIS, mengatakan bahwa 15.000 hingga 20.000 petempur ISIS masih tetap aktif di wilayah Timur Tengah.
Menurut ISIS, ada 92 serangan di berbagai negara mulai dari Rusia hingga ke Afrika Barat dalam apa yang mereka sebut sebagai "invasi balas dendam". Puluhan serangan itu termasuk bom bunuh diri, pembunuhan dan serangan ranjau darat.
ISIS belum mengumumkan basis pusat baru untuk operasinya dan mengklaim akan beroperasi dengan jaringan rahasia.
Juru bicara ISIS Abu Hassan al-Muhajir mengatakan dalam rekaman audio 44 menit bahwa klaim kemenangan Gedung Putih atas ISIS di Suriah membingungkan dan kontradiktif. Dia, sebagaimana dikutip The Times, Selasa (16/4/2019), menolak untuk mengakui kekalahan.
Pernyataan Muhajir mengatakan ISIS bertanggung jawab atas 92 serangan global dari 8 hingga 10 April. Puluhan serangan itu terdiri dari 14 serangan di Irak dan 10 serangan di Suriah. Sisanya di Afrika Barat, Mesir, Somalia, Afghanistan, Libya, dan Kaukasus.
Para analis mengatakan bahwa serangan di Suriah dan Irak kemungkinan menjadi bagian dari kampanye terkoordinasi. Ledakan di Kolomna, selatan Moskow, di mana satu orang terluka, adalah klaim yang paling lemah. Pihak berwenang setempat mengatakan itu disebabkan oleh kebocoran gas.
ISIS mencapai puncaknya pada akhir 2014 ketika memerintah hampir 12 juta orang di seluruh Irak dan Suriah. Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengumumkan kekalahan total "kekhalifahan" ISIS pada 23 Maret, setelah kantong terakhirnya di Baghouz direbut.
Lebih dari 40.000 orang asing dari 110 negara diperkirakan telah melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Puluhan ribu orang ditahan di penjara dan kamp di seluruh Suriah utara, tetapi yang lain diketahui telah melarikan diri ke gurun tandus di Suriah timur, tempat mereka bersembunyi.
Serangan baru-baru ini tidak mengikuti pola tunggal. Di Libya, para petempur ISIS menyerbu rumah-rumah pasukan keamanan saat fajar dan menewaskan sejumlah perwira dan melakukan penyanderaan. Di Sinai, personel keamanan yang berpatroli dengan warga sipil tewas dalam pemboman bunuh diri. Di Suriah kelompok ISIS mengklaim membunuh dua pejabat militer Kurdi dalam serangan terpisah.
James Jeffrey, utusan khusus AS untuk koalisi anti-ISIS, mengatakan bahwa 15.000 hingga 20.000 petempur ISIS masih tetap aktif di wilayah Timur Tengah.
(mas)