Kenang Korban, Ribuan Warga Pakistan Bentuk Konfigurasi Masjid Christchurch

Sabtu, 13 April 2019 - 07:39 WIB
Kenang Korban, Ribuan...
Kenang Korban, Ribuan Warga Pakistan Bentuk Konfigurasi Masjid Christchurch
A A A
ISLAMABAD - Ribuan jamaah di kota Jhang, Pakistan, memberikan penghormatan kepada 50 korban serangan masjid ganda di Selandia Baru. Mengenakan pakaian serba putih, mereka berkumpul untuk membuat konfigurasi Masjid Al Noor di kota Christchurch, Selandia Baru, dari manusia.

Gambar-gambar drone menunjukkan para jamaah berdiri dalam formasi pada hari Jumat, mengenakan pakaian tradisional shalwar kameez tradisional berwarna putih dan topi mereka. Warna mereka sangat kontras dengan rumput hijau zamrud dari lapangan publik, ketika kelompok kedua membentuk kata-kata "Islam adalah perdamaian" di dekatnya.

Bendera Selandia Baru dan Pakistan yang besar juga dipajang bersama spanduk raksasa bertuliskan: "Solidaritas dengan para martir Christchurch dari Pakistan," seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (13/4/2019).

Penghormatan terhadap para korban ini diselenggarakan oleh Institut Muslim, sebuah organisasi non-pemerintah yang bertujuan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di dunia Muslim, yang juga merilis rekaman drone.

Seorang warga Australia, Brenton Tarrant (28) dan mengaku dirinya seorang supremasi kulit putih, telah didakwa dengan 50 tuduhan pembunuhan dan 39 percobaan pembunuhan setelah melepaskan tembakan ke masjid-masjid Linwood dan Al Noor pada 15 Maret lalu.

Sembilan korban tewas berasal dari Pakistan. Satu, Naeem Rashid, secara anumerta diberi penghargaan atas keberaniannya oleh Pakistan setelah ia mencoba untuk melawan pelaku penembakan sebelum ditembak.

Penyelenggara penghormatan terhada para korban memuji pemerintah Selandia Baru setelah apa yang telah menjadi waktu yang sangat sulit bagi umat Islam di negara itu - terutama Perdana Menteri Jacinda Ardern.

"Tanggapannya tidak hanya menenangkan luka-luka umat Islam tetapi juga meyakinkan mereka bahwa umat Islam di negara mereka aman," kata Sahibzada Sultan Ahmad Ali, seorang sarjana agama dan salah satu penyelenggara.

"Kami bekerja sangat keras untuk membuat model ini," kata seorang peserta, Noor Hassan, tentang penghormatan itu.

"Itu sangat menyenangkan sehingga kami siap berdiri seperti ini sepanjang hari," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5986 seconds (0.1#10.140)