Temui Menlu Belanda, Menlu RI Singgung Masalah Sawit
A
A
A
DEN HAAG - Isu sawit menjadi salah satu fokus utama pertemuan antara Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Belanda, Stephanus Abraham Blok. Keduanya bertemu di kantor Kementerian Luar Negeri Belanda di Den Haag.
“Isu kelapa sawit memiliki arti penting bagi Indonesia, terutama dalam upaya menghapus kemiskinan. Bagi Indonesia, isu kelapa sawit tidak hanya sekedar sustainability, namun juga menyangkut pencapaian Agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," ucap Retno, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Minggu (7/4).
Dalam kesempatan tersebut Retno juga menyampaikan kekecewaan atas diadopsinya Draft Delegated Act yang diskriminatif mengklasifikasikan kelapa sawit sebagai minyak nabati berisiko tinggi Indirect Land Use Change (ILUC) oleh Komisi Eropa. Retno menekankan pentingnya pembahasan yang berimbang atas isu kelapa sawit.
Selain membahas isu kelapa sawit, keduanya juga membahas berbagai isu dalam kerangka hubungan bilateral kedua negara. Di kesempatan itu, Retno menyampaikan berbagai kemajuan HAM di Indonesia.
Selain itu, keduanya juga membahas beberapa isu dalam kerangka multilateral, diantaranya agenda presidensi Indonesia pada Dewan Keamanan (DK) PBB bulan Mei 2019. Dalam hal ini Retno menyampaikan undangan kepada Blok untuk dapat hadir pada salah satu debat terbuka DK PBB di New York dalam masa presidensi Indonesia.
“Isu kelapa sawit memiliki arti penting bagi Indonesia, terutama dalam upaya menghapus kemiskinan. Bagi Indonesia, isu kelapa sawit tidak hanya sekedar sustainability, namun juga menyangkut pencapaian Agenda 2030 untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," ucap Retno, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Minggu (7/4).
Dalam kesempatan tersebut Retno juga menyampaikan kekecewaan atas diadopsinya Draft Delegated Act yang diskriminatif mengklasifikasikan kelapa sawit sebagai minyak nabati berisiko tinggi Indirect Land Use Change (ILUC) oleh Komisi Eropa. Retno menekankan pentingnya pembahasan yang berimbang atas isu kelapa sawit.
Selain membahas isu kelapa sawit, keduanya juga membahas berbagai isu dalam kerangka hubungan bilateral kedua negara. Di kesempatan itu, Retno menyampaikan berbagai kemajuan HAM di Indonesia.
Selain itu, keduanya juga membahas beberapa isu dalam kerangka multilateral, diantaranya agenda presidensi Indonesia pada Dewan Keamanan (DK) PBB bulan Mei 2019. Dalam hal ini Retno menyampaikan undangan kepada Blok untuk dapat hadir pada salah satu debat terbuka DK PBB di New York dalam masa presidensi Indonesia.
(esn)