Warga Venezuela Bersatu Tuntut Listrik, Air, dan Maduro Lengser
A
A
A
CARACAS - Setelah berminggu-minggu pemadaman listrik dan akses terbatas ke air, puluhan ribu rakyat Venezuela turun ke jalan pada hari Sabtu untuk mendukung tokoh oposisi Juan Guaido. Mereka memprotes Presiden Nicolas Maduro yang dituduh merusak ekonomi.
Rakyat Venezuela, yang sudah menderita hiperinflasi dan kekuarangan makanan dan obat-obatan, mengatakan krisis telah memburuk dalam sebulan terakhir. Di saat bersamaan pemadaman listrik yang melumpuhkan nasional mulai menjadikan wilayah yang luas dalam kegelapan selama berhari-hari, memotong pasokan air dan layanan telepon seluler.
Tokoh oposis Juan Guaido menyerukan aksi unjuk rasa pada hari Sabtu untuk menandai awal dari apa yang ia sebut sebagai gelombang baru protes definitif untuk menggulingkan Maduro.
"Kami datang bukan hanya untuk meminta air dan listrik. Kami datang untuk menuntut kebebasan dan demokrasi," kata Guaido di rapat umum Caracas, dikelilingi oleh kerumunan yang bersorak-sorai.
"Kita tidak bisa membiarkan diri kita terbiasa dengan ini, kita tidak bisa tahan dengan itu, kita tidak akan membiarkan penjahat ini tetap memegang negara kita," imbuhnya.
Di Caracas, ribuan pendukung oposisi berkumpul di titik utama unjuk rasa di distrik El Marques timur. Para pengunjuk rasa mengatakan rumah mereka telah tanpa air selama berhari-hari. Mereka banyak yang mengambil air dari pipa-pipa yang tidak bersih atau aliran air yang mengalir dari gunung Avila yang menghadap ke Caracas.
"Kita harus menyingkirkan perampas ini, dan kita tidak bisa memikirkan hal lain," kata Claudia Rueda, seorang ibu rumah tangga berusia 53 tahun yang ikut dalam aksi protes itu seperti dikutip dari Reuters, Minggu (7/4/2019).
Pada satu titik, massa demonstran meneriakkan: "Air telah hilang, listrik telah hilang, dan Maduro yang sekarang hilang adalah Anda."
Dua pemadaman listrik besar-besaran dalam beberapa pekan terakhir membuat pemerintah Maduro meliburkan sekolah dan membuat banyak bisnis tutup. Dimulainya kembali layanan tidak merata, dengan kota-kota seperti San Cristobal, Valencia dan Maracay masih melaporkan pemadaman intermiten.
Sementara tidak ada kekerasan yang dilaporkan terjadi pada aksi protes di Caracas, saksi melaporkan bentrokan antara pemrotes dan polisi di pusat minyak Maracaibo yang beruap. Demonstran di kota itu, di negara bagian barat Zulia, mengatakan kepada Reuters polisi telah menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan mereka.
"Aku muak. Mereka menyakiti saya, dan meskipun saya takut, apa yang paling membuat saya marah,” kata Denis Fernandez (25) yang mengatakan dia terluka oleh peluru karet.
Fernandez mengatakan putrinya hampir meninggal karena hepatitis sebulan yang lalu, karena rumah sakit tidak memiliki persediaan untuk merawatnya. Ketika tidak ada listrik untuk pendingin udara, dia mengatakan dia dan istrinya telah mengipasi anak-anak mereka di malam hari agar tetap dingin.
Majelis Nasional, di akun Twitter-nya, mengatakan dua anggota parlemennya telah ditangkap dan kemudian dibebaskan oleh pihak berwenang dalam protes Maracaibo. Kementerian Informasi Venezuela tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Sementara Partai Sosialis yang berkuasa juga mengadakan pawai saingan di pusat Caracas pada hari Sabtu, dengan beberapa ribu orang, sebagian besar pekerja negara mengenakan baju merah dan topi baseball merah, menabuhkan drum dan menari salsa.
Para peserta menggemakan pernyataan-pernyataan Maduro bahwa pemadaman listrik disebabkan oleh serangan yang diatur oleh pemerintah AS. Pihak oposisi, bersama dengan pakar politik, menyalahkan pemadaman listrik atas ketidakmampuan pemerintah dalam mempertahankan jarangan dan pejabat korup yang telah mengantongi miliaran dolar yang dialokasikan untuk mengembangkannya.
"Mereka menggunakan terorisme dunia maya, terorisme elektromagnetik," kata Maduro kepada massa.
"Saya meminta pengertian ... kita berada dalam keadaan darurat listrik yang sebenarnya, keadaan darurat nasional yang sebenarnya," sambungnya.
Majelis Konstituante Venezuela, sebuah badan legislatif yang dikendalikan oleh Partai Sosialis, pada hari Selasa melucuti hak imunitas Guaido sehingga memungkinkannya untuk dituntut.
Kantor kepala jaksa penuntut telah membuka penyelidikan atas Guaido dan dugaan hubungannya dengan pemadaman listrik dan "insiden kekerasan" pada bulan Januari, tetapi belum memerintahkan penangkapannya atau secara resmi menuduhnya melakukan kejahatan.
Baca Juga: Venezuela Cabut Hak Imunitas Pemimpin Oposisi Juan Guaido
Pemerintah AS pada hari Jumat mengambil langkah lain dalam upaya untuk memaksa Maduro keluar, dengan memberlakukan sanksi baru pada pengiriman minyak Venezuela, dan menjanjikan tindakan yang lebih kuat terhadap sekutu kunci Kuba untuk membantu menjaga pemerintahannya tetap bertahan.
Baca Juga: Sasar Sektor Minyak Venezuela, AS Sanksi 2 Perusahaan dan 35 Kapal Dukung Rezim Maduro, Pence Kirim Peringatan ke Kuba
Rakyat Venezuela, yang sudah menderita hiperinflasi dan kekuarangan makanan dan obat-obatan, mengatakan krisis telah memburuk dalam sebulan terakhir. Di saat bersamaan pemadaman listrik yang melumpuhkan nasional mulai menjadikan wilayah yang luas dalam kegelapan selama berhari-hari, memotong pasokan air dan layanan telepon seluler.
Tokoh oposis Juan Guaido menyerukan aksi unjuk rasa pada hari Sabtu untuk menandai awal dari apa yang ia sebut sebagai gelombang baru protes definitif untuk menggulingkan Maduro.
"Kami datang bukan hanya untuk meminta air dan listrik. Kami datang untuk menuntut kebebasan dan demokrasi," kata Guaido di rapat umum Caracas, dikelilingi oleh kerumunan yang bersorak-sorai.
"Kita tidak bisa membiarkan diri kita terbiasa dengan ini, kita tidak bisa tahan dengan itu, kita tidak akan membiarkan penjahat ini tetap memegang negara kita," imbuhnya.
Di Caracas, ribuan pendukung oposisi berkumpul di titik utama unjuk rasa di distrik El Marques timur. Para pengunjuk rasa mengatakan rumah mereka telah tanpa air selama berhari-hari. Mereka banyak yang mengambil air dari pipa-pipa yang tidak bersih atau aliran air yang mengalir dari gunung Avila yang menghadap ke Caracas.
"Kita harus menyingkirkan perampas ini, dan kita tidak bisa memikirkan hal lain," kata Claudia Rueda, seorang ibu rumah tangga berusia 53 tahun yang ikut dalam aksi protes itu seperti dikutip dari Reuters, Minggu (7/4/2019).
Pada satu titik, massa demonstran meneriakkan: "Air telah hilang, listrik telah hilang, dan Maduro yang sekarang hilang adalah Anda."
Dua pemadaman listrik besar-besaran dalam beberapa pekan terakhir membuat pemerintah Maduro meliburkan sekolah dan membuat banyak bisnis tutup. Dimulainya kembali layanan tidak merata, dengan kota-kota seperti San Cristobal, Valencia dan Maracay masih melaporkan pemadaman intermiten.
Sementara tidak ada kekerasan yang dilaporkan terjadi pada aksi protes di Caracas, saksi melaporkan bentrokan antara pemrotes dan polisi di pusat minyak Maracaibo yang beruap. Demonstran di kota itu, di negara bagian barat Zulia, mengatakan kepada Reuters polisi telah menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan mereka.
"Aku muak. Mereka menyakiti saya, dan meskipun saya takut, apa yang paling membuat saya marah,” kata Denis Fernandez (25) yang mengatakan dia terluka oleh peluru karet.
Fernandez mengatakan putrinya hampir meninggal karena hepatitis sebulan yang lalu, karena rumah sakit tidak memiliki persediaan untuk merawatnya. Ketika tidak ada listrik untuk pendingin udara, dia mengatakan dia dan istrinya telah mengipasi anak-anak mereka di malam hari agar tetap dingin.
Majelis Nasional, di akun Twitter-nya, mengatakan dua anggota parlemennya telah ditangkap dan kemudian dibebaskan oleh pihak berwenang dalam protes Maracaibo. Kementerian Informasi Venezuela tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Sementara Partai Sosialis yang berkuasa juga mengadakan pawai saingan di pusat Caracas pada hari Sabtu, dengan beberapa ribu orang, sebagian besar pekerja negara mengenakan baju merah dan topi baseball merah, menabuhkan drum dan menari salsa.
Para peserta menggemakan pernyataan-pernyataan Maduro bahwa pemadaman listrik disebabkan oleh serangan yang diatur oleh pemerintah AS. Pihak oposisi, bersama dengan pakar politik, menyalahkan pemadaman listrik atas ketidakmampuan pemerintah dalam mempertahankan jarangan dan pejabat korup yang telah mengantongi miliaran dolar yang dialokasikan untuk mengembangkannya.
"Mereka menggunakan terorisme dunia maya, terorisme elektromagnetik," kata Maduro kepada massa.
"Saya meminta pengertian ... kita berada dalam keadaan darurat listrik yang sebenarnya, keadaan darurat nasional yang sebenarnya," sambungnya.
Majelis Konstituante Venezuela, sebuah badan legislatif yang dikendalikan oleh Partai Sosialis, pada hari Selasa melucuti hak imunitas Guaido sehingga memungkinkannya untuk dituntut.
Kantor kepala jaksa penuntut telah membuka penyelidikan atas Guaido dan dugaan hubungannya dengan pemadaman listrik dan "insiden kekerasan" pada bulan Januari, tetapi belum memerintahkan penangkapannya atau secara resmi menuduhnya melakukan kejahatan.
Baca Juga: Venezuela Cabut Hak Imunitas Pemimpin Oposisi Juan Guaido
Pemerintah AS pada hari Jumat mengambil langkah lain dalam upaya untuk memaksa Maduro keluar, dengan memberlakukan sanksi baru pada pengiriman minyak Venezuela, dan menjanjikan tindakan yang lebih kuat terhadap sekutu kunci Kuba untuk membantu menjaga pemerintahannya tetap bertahan.
Baca Juga: Sasar Sektor Minyak Venezuela, AS Sanksi 2 Perusahaan dan 35 Kapal Dukung Rezim Maduro, Pence Kirim Peringatan ke Kuba
(ian)