Pakistan Ingin Berdamai dengan India Sambil Pamer Kekuatan Militer
A
A
A
ISLAMABAD - Presiden Pakistan Arif Alvi menginginkan perdamaian dengan India dan menyerukan Islamabad fokus pada kesehatan dan pendidikan. Seruan perdamaian itu disampaikan dalam parade militer hari Sabtu untuk memamerkan kekuatan menyusul ketegangan di antara kedua negara bersenjata nuklir tersebut.
Konflik kedua negara pecah bulan lalu setelah serangan bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India di wilayah Kashmir. Serangan diklaim oleh kelompok militan Jaish-e-Mohammed yang bermarkas di Pakistan.
"Kami tidak percaya pada perang dan ingin menyelesaikan masalah melalui dialog," kata Presiden Arif Alvi dalam pidatonya di Hari Republik Pakistan. "Alih-alih perang, kita harus fokus pada pendidikan dan kesehatan," ujarnya, dikutip Reuters, Minggu (24/3/2019).
Pesawat-pesawat tempur Pakistan telah terlibat dalam pertempuran udara dengan pesawat India di atas Kashmir pada 27 Februari, sehari setelah serangan oleh jet India tentang apa yang dikatakannya sebagai kamp militan di Pakistan.
Dalam bentrokan pertama mereka sejak perang terakhir tahun 1971, Pakistan menembak jatuh sebuah pesawat ket tempur MiG-21 India dan menangkap pilotnya. Beberapa hari kemudian, pilot tersebut diserahkan ke India sebagai langkah nyata untuk berdamai dengan India.
Presiden, yang sebagian besar menjalankan tugas seremonial, mengatakan bahwa India menyalahkan Pakistan atas serangan bom bunuh diri tanpa bukti, yang menurutnya tidak bertanggung jawab.
Parade militer hari Sabtu termasuk pertunjukan udara yang menampilkan jet tempur JF-17 buatan Pakistan. JF-17 dilaporkan sebagai pesawat yang menembak jatuh pesawat jet tempur MiG-21 Bison India pada bulan lalu.
"Parade hari ini mengirim pesan bahwa kita adalah orang yang damai tetapi kita tidak akan pernah mengabaikan pertahanan kita," kata Alvi.
Parade dihadiri oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, yang diundang untuk hadir sebagai tamu utama, dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.
Khan mengatakan di Twitter sebelumnya bahwa dia telah menerima pesan dari Perdana Menteri India Narendra Modi dengan harapan terbaiknya untuk Hari Republik Pakistan dan menyerukan perdamaian dan kerja sama regional.
"Saya menyambut pesan PM Modi kepada orang-orang kami," kata Khan. "Saya yakin inilah saatnya untuk memulai dialog komprehensif dengan India untuk mengatasi dan menyelesaikan semua masalah," ujarnya.
Perselisihan tentang Kashmir telah memicu dua dari tiga perang pertama antara India dan Pakistan setelah kemerdekaan pada 1947.
Konflik kedua negara pecah bulan lalu setelah serangan bom bunuh diri yang menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India di wilayah Kashmir. Serangan diklaim oleh kelompok militan Jaish-e-Mohammed yang bermarkas di Pakistan.
"Kami tidak percaya pada perang dan ingin menyelesaikan masalah melalui dialog," kata Presiden Arif Alvi dalam pidatonya di Hari Republik Pakistan. "Alih-alih perang, kita harus fokus pada pendidikan dan kesehatan," ujarnya, dikutip Reuters, Minggu (24/3/2019).
Pesawat-pesawat tempur Pakistan telah terlibat dalam pertempuran udara dengan pesawat India di atas Kashmir pada 27 Februari, sehari setelah serangan oleh jet India tentang apa yang dikatakannya sebagai kamp militan di Pakistan.
Dalam bentrokan pertama mereka sejak perang terakhir tahun 1971, Pakistan menembak jatuh sebuah pesawat ket tempur MiG-21 India dan menangkap pilotnya. Beberapa hari kemudian, pilot tersebut diserahkan ke India sebagai langkah nyata untuk berdamai dengan India.
Presiden, yang sebagian besar menjalankan tugas seremonial, mengatakan bahwa India menyalahkan Pakistan atas serangan bom bunuh diri tanpa bukti, yang menurutnya tidak bertanggung jawab.
Parade militer hari Sabtu termasuk pertunjukan udara yang menampilkan jet tempur JF-17 buatan Pakistan. JF-17 dilaporkan sebagai pesawat yang menembak jatuh pesawat jet tempur MiG-21 Bison India pada bulan lalu.
"Parade hari ini mengirim pesan bahwa kita adalah orang yang damai tetapi kita tidak akan pernah mengabaikan pertahanan kita," kata Alvi.
Parade dihadiri oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, yang diundang untuk hadir sebagai tamu utama, dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.
Khan mengatakan di Twitter sebelumnya bahwa dia telah menerima pesan dari Perdana Menteri India Narendra Modi dengan harapan terbaiknya untuk Hari Republik Pakistan dan menyerukan perdamaian dan kerja sama regional.
"Saya menyambut pesan PM Modi kepada orang-orang kami," kata Khan. "Saya yakin inilah saatnya untuk memulai dialog komprehensif dengan India untuk mengatasi dan menyelesaikan semua masalah," ujarnya.
Perselisihan tentang Kashmir telah memicu dua dari tiga perang pertama antara India dan Pakistan setelah kemerdekaan pada 1947.
(mas)