Ayah Anak Pengungsi Suriah, Korban Teror Christchurch Pertama yang Dimakamkan
A
A
A
WELLINGTON - Ratusan umat Muslim berkumpul untuk memakamkan dua korban pertama penembakan massal di dua masjid terpisah di Christchurch, Selandia Baru.
Korban teror Christchurch pertama yang dimakamkan adalah pasangan ayah dan anak, Khalid dan Hamza Mustafa. Sejumlah laki-laki terlihat membawa jenazah keduanya ke makam dan kemudian berbaris untuk menaburkan segenggam tanah ke dalam makam.
Pengungsi Suriah berusia 44 tahun dan 15 tahun dimakamkan di bagian Muslim di pemakaman Taman Memorial di pinggiran luar Christchurch seperti dilansir dari Kyodo News, Rabu (20/3/2019).
Keduanya tiba di Selandia Baru tahun lalu dan anggota keluarga yang selamat adalah istri Khalid dan dua anak lainnya, menurut Solidaritas Suriah Selandia Baru.
Ayah dan anak itu termasuk di antara 42 orang yang ditembak mati di dalam Masjid al-Noor, yang pada saat serangan itu dipenuhi ratusan jamaah yang berkumpul untuk salat Jumat.
Setelah menyerang masjid di dekat Taman Hagley itu, tersangka Brenton Tarrant bersenjata senapan otomatis kemudian melakukan perjalanan 5 kilometer ke Masjid Linwood di sisi lain kota, di mana ia diduga menembak tujuh anggota jemaah.
Sekitar 50 orang dirawat karena luka tembak dan 30 orang masih dirawat di rumah sekitar akibat serangan itu, di mana sembilan orang diantaranya dalam kondisi kritis.
Tarrant kelahiran Australia pada hari Sabtu muncul di Pengadilan Distrik Christchurch, di mana ia didakwa dengan satu tuduhan pembunuhan. Polisi telah mengatakan dia akan menghadapi dakwaan lebih lanjut saat penyelidikan berlanjut.
Pengadilan memutuskan Tarrant tetap ditahan sampai tanggal 5 April mendatang.
Korban teror Christchurch pertama yang dimakamkan adalah pasangan ayah dan anak, Khalid dan Hamza Mustafa. Sejumlah laki-laki terlihat membawa jenazah keduanya ke makam dan kemudian berbaris untuk menaburkan segenggam tanah ke dalam makam.
Pengungsi Suriah berusia 44 tahun dan 15 tahun dimakamkan di bagian Muslim di pemakaman Taman Memorial di pinggiran luar Christchurch seperti dilansir dari Kyodo News, Rabu (20/3/2019).
Keduanya tiba di Selandia Baru tahun lalu dan anggota keluarga yang selamat adalah istri Khalid dan dua anak lainnya, menurut Solidaritas Suriah Selandia Baru.
Ayah dan anak itu termasuk di antara 42 orang yang ditembak mati di dalam Masjid al-Noor, yang pada saat serangan itu dipenuhi ratusan jamaah yang berkumpul untuk salat Jumat.
Setelah menyerang masjid di dekat Taman Hagley itu, tersangka Brenton Tarrant bersenjata senapan otomatis kemudian melakukan perjalanan 5 kilometer ke Masjid Linwood di sisi lain kota, di mana ia diduga menembak tujuh anggota jemaah.
Sekitar 50 orang dirawat karena luka tembak dan 30 orang masih dirawat di rumah sekitar akibat serangan itu, di mana sembilan orang diantaranya dalam kondisi kritis.
Tarrant kelahiran Australia pada hari Sabtu muncul di Pengadilan Distrik Christchurch, di mana ia didakwa dengan satu tuduhan pembunuhan. Polisi telah mengatakan dia akan menghadapi dakwaan lebih lanjut saat penyelidikan berlanjut.
Pengadilan memutuskan Tarrant tetap ditahan sampai tanggal 5 April mendatang.
(ian)