Trump Tegaskan Opsi Militer untuk Venezuela Belum Dihapus
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump menegaskan Amerika Serikat (AS) belum mengesampingkan potensi penggunaan kekuatan militer untuk melengserkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro dari kekuasaan jika perlu.
"Semua opsi ada di atas meja," katanya saat berbicara pada konferensi pers bersama dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro di Rose Garden Gedung Putih.
Trump juga mengancam akan menjatuhkan sanksi lebih berat kepada Venezuela jika Maduro bersikukuh menolak untuk melepaskan kekuasaanya.
"Kami benar-benar belum melakukan sanksi yang sangat berat," ujar Trump.
“Kita bisa melakukan sanksi berat dan semua opsi terbuka, jadi kita mungkin melakukan itu. Tapi kami belum melakukan sanksi terberat, seperti yang Anda tahu. Saya sudah katakan, saya sudah melakukannya, tapi kita bisa lebih keras jika kita perlu melakukan itu,” imbuhnya seperti disitir dari Washington Examiner, Rabu (20/3/2019).
AS dan beberapa negara lainnya telah berulang kali meminta Maduro untuk mundur, tetapi sejauh ini Maduro menolak, meskipun ada tekanan besar.
Departemen Keuangan AS memberikan sanksi baru pada Selasa pagi terhadap Minerven, perusahaan tambang emas Venezuela, yang diandalkan Maduro untuk mendapatkan dukungan finansial.
Sebagai akibat dari kebijakan Maduro yang gagal, Venezuela mengalami kekurangan pangan besar-besaran serta pemadaman listrik di seluruh negara pekan lalu. Trump mengatakan dia ingin membantu orang-orang yang terkena dampak krisis kemanusiaan di negara yang kaya minyak itu.
"Kami tidak mencari apa pun selain merawat banyak orang yang kelaparan dan sekarat di jalanan," ucap Trump.
“Apa yang terjadi adalah aib. Ini adalah salah satu negara terkaya di dunia dan tiba-tiba, sangat menderita, dilanda kemiskinan, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada AC, tidak ada apa-apa, tidak ada listrik untuk waktu yang lama minggu lalu, tidak ada listrik. Dan itu akan rusak lagi karena disatukan oleh benang. Jadi itu sangat menyedihkan," tukasnya.
"Semua opsi ada di atas meja," katanya saat berbicara pada konferensi pers bersama dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro di Rose Garden Gedung Putih.
Trump juga mengancam akan menjatuhkan sanksi lebih berat kepada Venezuela jika Maduro bersikukuh menolak untuk melepaskan kekuasaanya.
"Kami benar-benar belum melakukan sanksi yang sangat berat," ujar Trump.
“Kita bisa melakukan sanksi berat dan semua opsi terbuka, jadi kita mungkin melakukan itu. Tapi kami belum melakukan sanksi terberat, seperti yang Anda tahu. Saya sudah katakan, saya sudah melakukannya, tapi kita bisa lebih keras jika kita perlu melakukan itu,” imbuhnya seperti disitir dari Washington Examiner, Rabu (20/3/2019).
AS dan beberapa negara lainnya telah berulang kali meminta Maduro untuk mundur, tetapi sejauh ini Maduro menolak, meskipun ada tekanan besar.
Departemen Keuangan AS memberikan sanksi baru pada Selasa pagi terhadap Minerven, perusahaan tambang emas Venezuela, yang diandalkan Maduro untuk mendapatkan dukungan finansial.
Sebagai akibat dari kebijakan Maduro yang gagal, Venezuela mengalami kekurangan pangan besar-besaran serta pemadaman listrik di seluruh negara pekan lalu. Trump mengatakan dia ingin membantu orang-orang yang terkena dampak krisis kemanusiaan di negara yang kaya minyak itu.
"Kami tidak mencari apa pun selain merawat banyak orang yang kelaparan dan sekarat di jalanan," ucap Trump.
“Apa yang terjadi adalah aib. Ini adalah salah satu negara terkaya di dunia dan tiba-tiba, sangat menderita, dilanda kemiskinan, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada AC, tidak ada apa-apa, tidak ada listrik untuk waktu yang lama minggu lalu, tidak ada listrik. Dan itu akan rusak lagi karena disatukan oleh benang. Jadi itu sangat menyedihkan," tukasnya.
(ian)