Polisi Tangkap Tersangka Pelaku Penembakan Trem di Utrecht
A
A
A
UTRECHT - Pihak berwenang Belanda telah menangkap pria yang diduga melepaskan tembakan di sebuah trem di kota Utrecht. Peristiwa itu menewaskan tiga orang dan melukai lima lainnya.
"Gokmen Tanis (37) yang sebelumnya pernah berselisih dengan penegak hukum, ditangkap pada Senin malam," kata polisi seperti dikutip dari CNN, Selasa (19/3/2019).
Pemerintah Belanda sedang mempertimbangkan kemungkinan motif teroris untuk insiden yang terjadi di 24 October Square pukul 10.45 pagi, pada Senin kemarin. Walikota Utrecht Jan van Zanen mengatakan motif di balik serangan itu masih belum jelas.
"Tersangka kedua juga telah ditahan," kata van Zanen, menambahkan bahwa tidak jelas apa keterlibatannya dalam penembakan itu.
Pada konferensi pers, Rutger Jeuken dari dinas penuntutan publik mengatakan pihak berwenang mempertimbangkan bahwa serangan itu memiliki motif teroris, dan mungkin motif lainnya.
"Indikasi pertama tentang apa yang telah terjadi dan pernyataan yang telah dibuat dan jejak yang telah ditemukan, kami tentu mempertimbangkan motif teroris; namun kami tidak mengecualikan motif lain," terang Jeuken.
Selama perburuan terhadap tersangka, sebuah gambar Tanis, yang lahir di Turki, diambil dari rekaman kamera keamanan di atas trem dan diedarkan oleh polisi Belanda. Waktu dalam video itu menunjukkan 10:41, kira-kira empat menit sebelum kejadian penembakan terjadi.
Sebelumnya, koordinator nasional Belanda untuk Keamanan dan Kontraterorisme, Pieter-Jaap Aalbersberg mentweet: "Tim krisis diaktifkan."
Pihak berwenang menurunkan tingkat ancaman teror untuk provinsi Utrecht dari 5 - tertinggi, atau paling kritis - ke tingkat 4 setelah penangkapan Tanis, kata Aalbersberg di Twitter pada Senin malam.
Juru bicara kepolisian Joost Lanshage mengatakan setelah insiden itu, tiga helikopter penyelamat dikirim ke tempat kejadian - yang sejak itu telah ditutup - untuk memantau situasi.
Polisi Utrecht juga mengatakan bahwa sebuah mobil Renault Clio telah dibajak sebelum penembakan, dan kemudian ditemukan 4,2 mil jauhnya dari lokasi.
Foto-foto dari sekitar lokasi penembakan yang diposting di media sosial menunjukkan trem berhenti di jalurnya, dengan pita polisi mengelilingi dan beberapa kendaraan darurat di dekatnya.
Seorang kru CNN mengamati terpal di depan salah satu bagian trem.
Vincent van Roon menyaksikan penembakan dari kantornya.
"Saya ada di sana pada saat penembakan. Saya berada di sebuah gedung di samping trem. Saya mendengar tembakan dan orang-orang datang ke gedung, bersembunyi," katanya.
Van Roon melihat respons polisi dan petugas medis berusaha keras menangani salah satu korban yang terluka di jalan untuk waktu yang lama.
Pada konferensi pers pada Senin malam, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyatakan belasungkawa kepada mereka yang kehilangan anggota keluarga dalam serangan yang secara harfiah terjadi di jantung negaranya.
"Sementara pertanyaan dan desas-desus berlimpah," kata Rutte, menambahkan motif serangan itu masih belum jelas.
"Untuk saat ini, kita diliputi oleh rasa ngeri dan tidak percaya pada peristiwa mengerikan hari ini," ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan belasungkawa bagi para korban dan mengatakan Turki "sangat" mengutuk serangan itu, terlepas dari identitas pelaku dan motivasi di baliknya.
"Dalam menghadapi serangan ini, kami menunjukkan solidaritas penuh dengan rakyat Belanda dan pemerintah," kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Menanggapi penembakan itu, polisi di Rotterdam - sebuah kota yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Utrecht - telah meningkatkan keamanan di sekitar masjid dan stasiun transportasi di kota itu. Itu diungkapkan dalam sebuah postingan di akun Twitter resmi mereka.
Belanda kerap lolos dari insiden teror dalam beberapa tahun terakhir. Namun polisi Belanda sebelumnya menggagalkan apa yang mereka sebut sebagai serangan teroris besar September lalu ketika mereka menangkap tujuh orang di Rotterdam.
Awal bulan itu, seorang pria ditembak oleh polisi di stasiun kereta pusat Amsterdam setelah menikam dua turis Amerika. Pihak berwenang mengatakan tersangka memiliki "motif teroris" tetapi diyakini telah bertindak sendirian.
"Gokmen Tanis (37) yang sebelumnya pernah berselisih dengan penegak hukum, ditangkap pada Senin malam," kata polisi seperti dikutip dari CNN, Selasa (19/3/2019).
Pemerintah Belanda sedang mempertimbangkan kemungkinan motif teroris untuk insiden yang terjadi di 24 October Square pukul 10.45 pagi, pada Senin kemarin. Walikota Utrecht Jan van Zanen mengatakan motif di balik serangan itu masih belum jelas.
"Tersangka kedua juga telah ditahan," kata van Zanen, menambahkan bahwa tidak jelas apa keterlibatannya dalam penembakan itu.
Pada konferensi pers, Rutger Jeuken dari dinas penuntutan publik mengatakan pihak berwenang mempertimbangkan bahwa serangan itu memiliki motif teroris, dan mungkin motif lainnya.
"Indikasi pertama tentang apa yang telah terjadi dan pernyataan yang telah dibuat dan jejak yang telah ditemukan, kami tentu mempertimbangkan motif teroris; namun kami tidak mengecualikan motif lain," terang Jeuken.
Selama perburuan terhadap tersangka, sebuah gambar Tanis, yang lahir di Turki, diambil dari rekaman kamera keamanan di atas trem dan diedarkan oleh polisi Belanda. Waktu dalam video itu menunjukkan 10:41, kira-kira empat menit sebelum kejadian penembakan terjadi.
Sebelumnya, koordinator nasional Belanda untuk Keamanan dan Kontraterorisme, Pieter-Jaap Aalbersberg mentweet: "Tim krisis diaktifkan."
Pihak berwenang menurunkan tingkat ancaman teror untuk provinsi Utrecht dari 5 - tertinggi, atau paling kritis - ke tingkat 4 setelah penangkapan Tanis, kata Aalbersberg di Twitter pada Senin malam.
Juru bicara kepolisian Joost Lanshage mengatakan setelah insiden itu, tiga helikopter penyelamat dikirim ke tempat kejadian - yang sejak itu telah ditutup - untuk memantau situasi.
Polisi Utrecht juga mengatakan bahwa sebuah mobil Renault Clio telah dibajak sebelum penembakan, dan kemudian ditemukan 4,2 mil jauhnya dari lokasi.
Foto-foto dari sekitar lokasi penembakan yang diposting di media sosial menunjukkan trem berhenti di jalurnya, dengan pita polisi mengelilingi dan beberapa kendaraan darurat di dekatnya.
Seorang kru CNN mengamati terpal di depan salah satu bagian trem.
Vincent van Roon menyaksikan penembakan dari kantornya.
"Saya ada di sana pada saat penembakan. Saya berada di sebuah gedung di samping trem. Saya mendengar tembakan dan orang-orang datang ke gedung, bersembunyi," katanya.
Van Roon melihat respons polisi dan petugas medis berusaha keras menangani salah satu korban yang terluka di jalan untuk waktu yang lama.
Pada konferensi pers pada Senin malam, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyatakan belasungkawa kepada mereka yang kehilangan anggota keluarga dalam serangan yang secara harfiah terjadi di jantung negaranya.
"Sementara pertanyaan dan desas-desus berlimpah," kata Rutte, menambahkan motif serangan itu masih belum jelas.
"Untuk saat ini, kita diliputi oleh rasa ngeri dan tidak percaya pada peristiwa mengerikan hari ini," ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan belasungkawa bagi para korban dan mengatakan Turki "sangat" mengutuk serangan itu, terlepas dari identitas pelaku dan motivasi di baliknya.
"Dalam menghadapi serangan ini, kami menunjukkan solidaritas penuh dengan rakyat Belanda dan pemerintah," kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Menanggapi penembakan itu, polisi di Rotterdam - sebuah kota yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Utrecht - telah meningkatkan keamanan di sekitar masjid dan stasiun transportasi di kota itu. Itu diungkapkan dalam sebuah postingan di akun Twitter resmi mereka.
Belanda kerap lolos dari insiden teror dalam beberapa tahun terakhir. Namun polisi Belanda sebelumnya menggagalkan apa yang mereka sebut sebagai serangan teroris besar September lalu ketika mereka menangkap tujuh orang di Rotterdam.
Awal bulan itu, seorang pria ditembak oleh polisi di stasiun kereta pusat Amsterdam setelah menikam dua turis Amerika. Pihak berwenang mengatakan tersangka memiliki "motif teroris" tetapi diyakini telah bertindak sendirian.
(ian)