Kecelakaan Pesawat Ethiopian Airlines dan Lion Air Mirip

Selasa, 19 Maret 2019 - 05:50 WIB
Kecelakaan Pesawat Ethiopian...
Kecelakaan Pesawat Ethiopian Airlines dan Lion Air Mirip
A A A
ADDIS ABABA - Penyelidikan kecelakaan Boeing 737 MAX 8 di Etiopia mulai menemui titik terang. Pesawat generasi keempat dari seri Boeing 737 itu bergerak secara tidak terkendali mirip dengan Lion Air yang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat, Oktober lalu.

Menteri Transportasi Etiopia Dagmawi Moges mengatakan, para penyelidik telah berhasil mengambil seluruh data penting dari kotak hitam MAX 8. Namun, dia tidak menyampaikan keterangan rinci mengenai kemiripan kedua kecelakaan itu. “Kami akan mencoba melakukan penyelidikan lebih jauh terkait kecelakaan ini,” katanya, dikutip Cnn.com.

Pesawat MAX 8 yang dioperasikan Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan 302 jatuh di Addis Ababa enam menit setelah lepas landas pada 10 Maret lalu. Penumpang dan awak kabin yang berjumlah 157 orang seluruhnya tewas. Pesawat MAX 8 Lion Air juga terjatuh 13 menit setelah lepas landas di Laut Jawa.

Penyelidik Lion Air menduga kuat penyebab kecelakaan MAX 8 ialah kesalahan sensor angle of attack (AOA) dalam mentransmisikan data sehingga memicu perangkat Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) dalam menurunkan hidung pesawat. Pilot akhirnya melakukan koreksi secara manual.

“Pilot melakukan prosedur yang sama sampai beberapa kali sebelum akhirnya pesawat menghantam lautan,” tertulis dalam laporan kecelakaan Lion Air. Chairman Presiden dan CEO Boeing Dennis Muilenburg mengatakan, perusahaannya akan berupaya memperbaiki MCAS untuk meminimalkan eror dalam penginputan data.

CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebre Mariam, sebelumnya mengatakan, pilot MAX 8 mengalami kesulitan dalam mengendalikan pesawat sesaat sebelum kecelakaan. “Karena itu, dia meminta untuk kembali mendarat di bandara,” ujarnya. Namun, saat diperizinkan mendarat, pesawat hilang dari radar.

Surat Perizinan Diselidiki


Kementerian Transportasi Amerika Serikat (AS) juga akan menyelidiki surat dan proses perizinan pesawat 737 MAX 8 yang dikeluarkan Badan Penerbangan Federal (FAA) karena dikhawatirkan terjadi penyimpangan. Juri Washington mengeluarkan surat panggilan pengadilan terhadap pengembang 737 MAX 8.

Karyawan FAA yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, setidaknya sekitar tujuh tahun lalu Boeing terlalu banyak mencampuri persetujuan keselamatan yang distandarkan FAA.
Banyak karyawan FAA yang takut angkat bicara karena akan menghadapi ancaman serius. Penyelidik dari Seattle Times, AS, mengatakan FAA terlalu ceroboh dalam memberikan surat perizinan kepada Boeing.

Faktanya, mesin pesawat baru Boeing memiliki kekurangan yang mengancam keselamatan penumpang. Pada tahun ini FAA menyerahkan otoritas perizinan pesawat baru kepada para pengembangnya sendiri. Mereka bahkan membiarkan Boeing memilih personel dalam pengawasan uji coba keselamatan. “Saya jadi penasaran apakah FAA diawasi independen dan didanai dengan cukup,” kata ahli penerbangan Jim Hall.

Sebagian perangkat lunak alat kendali penerbangan dicurigai memiliki sertifikat bodong. Sejauh ini, Kementerian Transportasi dan Boeing menolak berkomentar terkait penyelidikan itu. Pada akhir pekan lalu FAA menyatakan sertifikasi program 737 MAX dikeluarkan sesuai dengan proses standar sertifikasi nasional.

Seorang insinyur yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan pengembang 737 MAX tidak menjelaskan secara detail kekurangan perangkat lunak alat kendali pesawat di dalam System Safety Analysis yang dikirimkan kepada FAA. Mereka juga gagal menyebutkan bagaimana sistem melakukan reset.

Ahli teknis FAA, yang juga tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan manajer memaksa mereka melakukan percepatan proses sertifikasi mengingat MAX berada sembilan bulan di belakang Airbus SE A320neo. Mantan Kepala Penyelidikan Kecelakaan FAA, Steve Wallace, mengatakan FAA kekurangan anggaran dana.

Pilot AS yang disiapkan untuk menerbangkan 737 MAX 8 dilaporkan menjalani latihan lebih panjang dibanding biasanya. Juru Bicara Serikat Pilot American Airlines, Dennis Tajer, mengatakan, sejak tragedi Lion Air, pilot MAX 8 mendapatkan bimbingan lebih banyak. Selain itu, mereka selalu menuntut simulasi langsung.

Pilot MAX 8 juga memperoleh buku panduan setebal 13 halaman, sekalipun mereka berpengalaman menerbangkan seri 737-800. Sebab, pesawat terbaru memiliki sistem yang berbeda. “Pelatihan itu diperlukan untuk mengetahui bagaimana mengatasi MCAS dalam berbagai situasi,” ungkap FAA kepada Quartz.

Pilot AS merasa lebih percaya diri dalam menerbangkan MAX 8. Tajer mengatakan American Airlines melakukan 18.000 penerbangan dengan MAX 8 dan tidak mengalami masalah dengan MCAS. Mereka bahkan memesan lebih banyak simulator MAX 8 yang diperkirakan akan selesai pada Desember 2019.

Namun, pilot Inggris Chris Brady menyebut Boeing perlu memperlihatkan sistem eror MCAS dan simulasi yang sangat lengkap. “Sebab, ketika di dalam kokpit, seperti dalam kasus Lion Air, pilot telah melihat semua indikator bahwa pesawat itu bermasalah dan panik. Mana yang harus diatasi terlebih dulu?” katanya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1247 seconds (0.1#10.140)