Kunjungi RI, Menlu Afghanistan Bakal Temui Retno hingga Jokowi

JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Afghanistan Salahuddin Rabbani akan berkunjung ke Republik Indonesia (RI) pekan ini. Rabbani dijadwalkan akan bertemu dengan sejumlah pejabat mulai dari Menlu Retno Marsudi hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir membenarkan agenda pertemuan Rabbani dengan Retno. Menurutnya, Menlu Afghanistan itu juga akan melakukan kunjungan kehormatan untuk menemui Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla dan Presiden Jokowi.

Isu utama yang akan menjadi pembahasan kedua Menlu adalah perihal proses perdamaian di Afghanistan.

"Isu yang akan menjadi fokus adalah dukungan kita terhadap perdamaian Afghanistan, dalam beberapa tahun terakhir (Indonesia) telah membantu perdamaian di Afghanistan, termasuk pembangunan kapasitas," kata Arrmanatha, Selasa (12/3/2019).

Direktur Asia Selatan dan Tengah Kemlu RI, Ferdy Nico Yohannes Piay Indonesia, mengatakan bahwa Indonesia memiliki komitmen yang tinggi dalam membantu proses perdamaian di Afghanistan. Indonesia, lanjut dia, memiliki dua cara dalam membantu Afghanistan yakni dengan membangun perdamaian dan membangun kepercayaan.

Dalam membangun perdamaian, Indonesia memberikan sejumlah bantuan, termasuk di dalamnya bantuan pembangunan kapasitas. Bantuan ini diberikan untuk mempersiapkan Afghanistan dalam membangun negaranya pascaperang.

"Di tahun 2018 kita cukup aktif, teman-teman juga meliput konferensi trilateral ulama, di mana kita untuk kali pertama mempertemukan ulama dari Afghanistan dan Pakistan, bicara mengenai perdamaian, keluar Bogor Declaration. Itu salah satu upaya kita untuk mendorong membangun kepercayaan," paparnya.

Ferdy menambahkan, akhir-akhir ini ada perkembangan yang begitu cepat terkait dengan proses perdamaian di Afghanistan. Menlu Retno, lanjut Ferdy, ingin Indonesia berkontribusi lebih dan berperan.

"Oleh karena itu (Rabbani) diundang ke Indonesia untuk membicarakan bagaimana peran kita pada 2019, melihat konteks dinamika yang terjadi. Kita ingin mempersiapkan Afghanistan karena proses perdamaian yang begitu cepat, apabila mereka damai apa yang bisa kita berikan sesuai kemampuan kita, itu yang akan menjadi fokus pembicaraan," ujarnya.