Putri Reema Binti Bandar, Dubes Perempuan Pertama dari Arab

Senin, 11 Maret 2019 - 09:06 WIB
Putri Reema Binti Bandar, Dubes Perempuan Pertama dari Arab
Putri Reema Binti Bandar, Dubes Perempuan Pertama dari Arab
A A A
PUTRI Reema menjadi buah bibir setelah diangkat menjadi Duta besar (Dubes) Arab Saudi untuk Amerika Serikat (AS). Reema tercatat menjadi wanita pertama dalam sejarah Arab yang ditunjuk menjadi dubes.

Reema, yang merupakan anak dari pasangan bangsawan Bandar bin Sultan dan Haifa bint Faisal, resmi menjabat posisi tersebut sejak 23 Februari 2019 lalu. Perempuan bernama lengkap Reema bint Bandar bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud ini pun langsung mengucap janji lewat akun Twitter-nya @rbalsaud.

“…. Saya akan bekerja dengan izin Tuhan untuk melayani negara saya, para pemimpinnya, dan semua anak-anaknya, dan saya akan berusaha keras untuk mencapai tujuan itu,” tulisnya.

Reema ditunjuk hanya 1,5 tahun setelah Arab Saudi memutuskan untuk memberikan hak mengemudi bagi perempuan.

Ditunjuknya Reema sebagai dubes AS memang tak terlalu mengejutkan. Dikutip NDTV, meski tidak memiliki pengalaman diplomatik tetapi ibu dua anak ini menghabiskan beberapa tahun di AS selama masa mudanya, mengikuti ayahnya yang menjadi dubes di sana dari tahun 1983 hingga 2005. Tercatat, dia pindah ke Washington DC sejak awal tahun 1980-an.

Putri Reema lulus dengan gelar sarjana seni dari Mount Vernon College di Universitas George Washington pada 1999. Pada 2005, dia kembali ke Riyadh dan mulai rajin mendorong peningkatan kebebasan bagi perempuan di negaranya.

Sejak dulu, Putri Reema memang sudah dikenal memiliki kepribadian yang kuat. Dia senang menyuarakan pendapatnya ke muka umum, memiliki sudut pandang yang kuat dan berbeda, peduli pada komunitas, karakter yang berbudaya, dan karisma luar biasa. Dia aktif di berbagai bidang lain sebelum terjun ke ranah politik dan diplomatik. Seperti di bidang swasta, pribadi, umum dan juga filantropi.

Karena rekam jejaknya yang begitu kuat, pada September 2014, Reema terpilih sebagai salah satu dari 200 wanita Arab paling kuat oleh majalah Forbes Timur Tengah.

Langkah penunjukkannya sebagai dubes AS pun dipuji banyak orang sebagai langkah besar bagi Kerajaan Arab Saudi, termasuk Duta Besar Arab Saudi untuk Rusia, Dr. Rayed Krimly.

“Duta besar perempuan Saudi yang pertama adalah wanita yang tepat di tempat yang tepat. Dia adalah orang terbaik untuk mewakili aspirasi dan keaktifan visi muda kita di Washington. Dia adalah cucu Pangeran Sultan dan Raja Faisal, dan ayahnya adalah Pangeran Bandar dan pamannya Pangeran Saud; seorang putri yang telah mengenal Washington sejak masa kecilnya,” ungkap Rayed kepada Al Arabiya English.

Kakek Putri Reema, Pangeran Sultan bin Abdulaziz, diketahui menjabat sebagai menteri pertahanan Saudi dan merupakan Putra Mahkota Kerajaan sampai kematiannya pada tahun 2011.

Aktif dalam pemberdayaan perempuan
Selama dekade terakhir, Putri Reema terkenal di bidang advokasi pertumbuhan bisnis, kesehatan masyarakat, dan masalah pembangunan perempuan. Dikutip Arab News, sebelum ditunjuk menjadi dubes, Reema duduk di berbagai jabatan yang cukup strategis.

Pada 1 Agustus 2016, Dewan Menteri Saudi menunjuknya untuk menjadi Wakil Presiden Urusan Wanita di Otoritas Olahraga Umum, badan pemerintah yang fokus pada pengembangan ruang olahraga dan kebugaran fisik Saudi di ekonomi nasional terbesar di Timur Tengah (Timteng), serta Afrika Timur dan Utara.

Perempuan kelahiran 1975 ini juga ditunjuk sebagai Presiden Federasi Saudi untuk Olahraga Masyarakat pada 2017 dan diangkat ke Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Agustus 2018.

Dikutip Arab News, Reema adalah salah satu anggota pendiri Asosiasi Kanker Payudara Zahra di Riyadh. Dia juga anggota Dewan Penasihat Bank Dunia untuk Inisiatif Keuangan Pengusaha Wanita. Dia juga pernah bekerja sebagai penasihat Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Dia juga menjadi anggota dari beberapa badan penasihat termasuk ‘Inisiatif Kreatif Nasional Saudi’, yang bertujuan untuk menciptakan platform komunikasi untuk talenta kreatif di Arab Saudi. Selain itu, ia adalah anggota dewan penasehat kebijakan internasional di UBER, perusahaan jaringan transportasi global. Dia juga anggota pendiri ‘Zahra’, Asosiasi Kanker Payudara Saudi terkemuka dan masih menjadi anggota aktif.

Sementara itu, di bidang swasta, dia pernah menjabat sebagai CEO untuk Al Hama LLC dan Alfa International. Posisinya di Alfa International fokus pada ritel mewah multi-merek di Arab Saudi selama tujuh tahun.

Di bawah kepemimpinannya, perusahaan memperkenalkan praktik-praktik terbaik global yang menaikkan tingkat efisiensi ke level tertinggi dalam sejarah sambil menjadi pelopor inovatif dalam mengintegrasikan wanita Saudi dalam operasi ritel.

Pada 2013, sang putri menjadi pendiri dan CEO Alf Khair, perusahaan sosial dengan misi untuk memberikan akses peluang bagi perempuan Saudi dengan menawarkan bimbingan dan manajemen profesional.

Menanggapi banyak masalah kesehatan masyarakat yang mendesak, dia juga meluncurkan ‘10KSA’, yakni inisiatif peningkatan kesadaran kesehatan holistik dengan fokus pada kanker payudara pada 2015. Dilansir Washingtonian, organisasi sosial yang didirikan Puteri Reema, Alf Khair, menjadi tuan rumah 10KSA, acara yang diisi lebih dari 8.000 perempuan Saudi berkumpul untuk mempromosikan deteksi dini dan destigmatisasi. (Susi Susanti)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3308 seconds (0.1#10.140)