Bomber B-52 AS Terbang di Pulau Sengketa Laut China Selatan
A
A
A
JAKARTA - Amerika Serikat (AS) telah menerbangkan dua pesawat pembom (bomber) B-52 di atas pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Selatan dan sekitar Jepang. Misi pada 4 Maret 2019 ini telah dikonfirmasi Angkatan Udara Pasifik AS, Rabu (6/2/2019).
Sebelum ini, pesawat B-52 Amerika pernah terbang di sekitar Laut China Selatan pada 20 November 2018.
"Dua pembom B-52H Stratofortress lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Guam, dan berpartisipasi dalam misi pelatihan rutin, 4 Maret 2019," bunyi pernyataan Angkatan Udara Pasifik AS.
"Satu pembom melakukan pelatihan di sekitar Laut China Selatan sebelum kembali ke Guam, sementara yang lain melakukan pelatihan di sekitar Jepang berkoordinasi dengan Angkatan Laut AS dan bersama rekan-rekan Angkatan Udara Jepang sebelum kembali ke Guam," lanjut pernyataan tersebut, seperti dikutip ABC.
Pesawat B-52 yang terlibat dalam misi tersebut adalah bagian dari Kehadiran Bomber Berkelanjutan(CBP) Angkatan Udara AS yang berpusat di Guam. Sejak 2004, AS telah merotasi pembom jarak jauh B-1, B-52, dan B-2 dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam untuk melakukan misi pelatihan di Asia.
Mirip seperti operasi kebebasan navigasi Angkatan Laut AS yang melibatkan kapal-kapal perang berlayar melewati dua rantai pulau yang disengketakan yang diklaim oleh China di Laut China Selatan, misi Angkatan Udara AS juga dimaksudkan untuk menyatakan bahwa wilayah itu merupakan wilayah udara internasional.
Di Laut China Selatan, Beijing mengklaim Kepulauan Paracel serta tujuh pulau reklamasi yang masuk dalam rantai Kepulauan Spratly. Beijing telah melakukan militerisasi dan mengklaim kedaulatan atas perairan dan wilayah udara di sekitar pulau-pulau sengketa tersebut.
Pemerintah maupun militer China yang biasanya bereaksi keras terhadap misi kapal perang maupun pesawat tempur Amerika Serikat di Laut China Selatan hingga kini belum berkomentar terkait manuver pesawat pembom B-52.
Sebelum ini, pesawat B-52 Amerika pernah terbang di sekitar Laut China Selatan pada 20 November 2018.
"Dua pembom B-52H Stratofortress lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Guam, dan berpartisipasi dalam misi pelatihan rutin, 4 Maret 2019," bunyi pernyataan Angkatan Udara Pasifik AS.
"Satu pembom melakukan pelatihan di sekitar Laut China Selatan sebelum kembali ke Guam, sementara yang lain melakukan pelatihan di sekitar Jepang berkoordinasi dengan Angkatan Laut AS dan bersama rekan-rekan Angkatan Udara Jepang sebelum kembali ke Guam," lanjut pernyataan tersebut, seperti dikutip ABC.
Pesawat B-52 yang terlibat dalam misi tersebut adalah bagian dari Kehadiran Bomber Berkelanjutan(CBP) Angkatan Udara AS yang berpusat di Guam. Sejak 2004, AS telah merotasi pembom jarak jauh B-1, B-52, dan B-2 dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam untuk melakukan misi pelatihan di Asia.
Mirip seperti operasi kebebasan navigasi Angkatan Laut AS yang melibatkan kapal-kapal perang berlayar melewati dua rantai pulau yang disengketakan yang diklaim oleh China di Laut China Selatan, misi Angkatan Udara AS juga dimaksudkan untuk menyatakan bahwa wilayah itu merupakan wilayah udara internasional.
Di Laut China Selatan, Beijing mengklaim Kepulauan Paracel serta tujuh pulau reklamasi yang masuk dalam rantai Kepulauan Spratly. Beijing telah melakukan militerisasi dan mengklaim kedaulatan atas perairan dan wilayah udara di sekitar pulau-pulau sengketa tersebut.
Pemerintah maupun militer China yang biasanya bereaksi keras terhadap misi kapal perang maupun pesawat tempur Amerika Serikat di Laut China Selatan hingga kini belum berkomentar terkait manuver pesawat pembom B-52.
(mas)