Tegang dengan China, AS Kerahkan 4 Pembom B-1B Lancer ke Guam

Senin, 04 Mei 2020 - 10:54 WIB
loading...
Tegang dengan China,...
Pesawat pembom B-1B Lancer Amerika Serikat. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) telah mengerahkan empat pesawat pembom B-1B Lancer dan sekitar 200 penerbang dari pangkalan di Texas ke Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam.

Pasukan Udara Pasifik AS (PACAF) yang mengonfirmasi pengerahan empat pesawat pembom berat enggan menjelaskan misi pengerahan. Namun, transfer pesawat-pesawat supersonik pembawa bom ini terjadi ketika ketegangan Washington dan Beijing semakin memanas di sekitar Laut China Selatan.

AS tidak memiliki klaim atas perairan sengketa di Laut China Selatan. Namun, Washington menolak klaim berlebihan China di kawasan itu dan menghendaki kebebasan bernavigasi di sana.

Pekan lalu, kapal perang dan pesawat Beijing mengusir kapal perang AS; USS Barry, keluar dari perairan rantai Pulau Paracell di Laut China Selatan. Rantai pulau itu jadi sengketa antara China dan Vietnam. Namun, sehari kemudian Washington menerbangkan dua pesawat pembom B-1B Lancer ke kawasan laut tersebut.

Pentagon tidak mengungkapkan secara pasti berapa lama empat pesawat pembom itu diperkirakan akan tetap berada di Guam, wilayah AS di Pasifik. Selama ini, pesawat B-1B Lancer berbasis di Pangkalan Angkatan Udara Dyess di Texas.

AS telah menarik sekelompok pesawat pembom strategis B-52 dari Guam pada 17 April sebelum akhirnya mengerahkan empat pesawat pembom Lancer.

Kepala manajemen pasukan operasi PACAF Letnan Kolonel Frank Welton dalam komentarnya soal pengerahan pesawat Lancer ke Guam mengklaim bahwa pesawat tersebut mampu membawa Long Range Anti-Ship Missile (LRASM) atau Rudal Anti-Kapal Jarak Jauh.

"Memberikan penahan lanjutan, kemampuan kontra-kapal," katanya. seperti dikutip Sputniknews, Senin (4/5/2020). Perwira Amerika itu tidak menyebutkan kapal perang siapa yang akan ditargetkan oleh rudal presisi ini jika terjadi konflik.

Carl Schuster, mantan direktur Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik, mengatakan kepada CNN bahwa penyebaran para pesawat pembom itu dirancang untuk menyulitkan asumsi pengambilan keputusan para "aktor jahat".

Namun, peneliti senior RAND Corporation Timothy Heath menyatakan penyebaran pesawat-pesawat pembom di Guam membuat mereka rentan. "Seorang perencana di militer China bisa dengan mudah merencanakan cara-cara menghancurkan pembom karena kehadiran mereka yang terkenal," katanya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Keluarga Donald Trump...
Keluarga Donald Trump Fokus Tambang Kripto dengan Keuntungan Rp16,7 Triliun, Berikut 6 Faktanya
Eksekusi Mati hingga...
Eksekusi Mati hingga Sengketa Dagang: Titik Kritis Hubungan China-Kanada
Jepang Harus Bayar Mahal...
Jepang Harus Bayar Mahal untuk Aliansi dengan AS! Bukan Ancaman dari Musuh, tapi Terlalu Banyak Kasus Pemerkosaan
Perundingan AS dan Iran...
Perundingan AS dan Iran Berlansung Konstruktif dan Positif, Akankah Konflik Timur Tengah Mereda?
Trump Copot Potret Obama...
Trump Copot Potret Obama di Gedung Putih, Diganti dengan Potretnya yang Lolos dari upaya Pembunuhan
Pengadilan China Melelang...
Pengadilan China Melelang 100 Ton Buaya Hidup Rp9,2 Miliar, Tapi Pemenang Tanggung Risikonya Sendiri
YouTuber Ini Usik Suku...
YouTuber Ini Usik Suku Paling Terasing di Dunia, Ulahnya Dicap Ceroboh dan Bodoh
Krisis Air di Gaza Semakin...
Krisis Air di Gaza Semakin Parah, Warga Harus Antre Berjam-jam
Miris! Dokter Spesialis...
Miris! Dokter Spesialis Jantung Gadungan Buka Praktik, 7 Pasien Tewas Pasca-Operasi
Rekomendasi
Standarisasi atau Standardisasi,...
Standarisasi atau Standardisasi, Mana Penulisan Kata yang Benar?
Jadi Tersangka Suap...
Jadi Tersangka Suap Migor, Ketua PN Jaksel Arif Nuryanta Punya Kekayaan Rp3,1 Miliar
Perang Dagang Memanas,...
Perang Dagang Memanas, Donald Trump Hebohkan UFC 314: Masuk Arena Diiringi Musik Rock
Berita Terkini
Keluarga Donald Trump...
Keluarga Donald Trump Fokus Tambang Kripto dengan Keuntungan Rp16,7 Triliun, Berikut 6 Faktanya
40 menit yang lalu
Eksekusi Mati hingga...
Eksekusi Mati hingga Sengketa Dagang: Titik Kritis Hubungan China-Kanada
49 menit yang lalu
Filsuf Oxford Ini Ungkap...
Filsuf Oxford Ini Ungkap Kematian Bukanlah Akhir, tapi Ada Akhirat setelah Kematian
1 jam yang lalu
Siapa Haj Hasan Ibrahim...
Siapa Haj Hasan Ibrahim Al Fardan? Pengusaha Mutiara yang Jadi Inspirasi Arah Kemajuan Uni Emirat Arab
2 jam yang lalu
Jepang Harus Bayar Mahal...
Jepang Harus Bayar Mahal untuk Aliansi dengan AS! Bukan Ancaman dari Musuh, tapi Terlalu Banyak Kasus Pemerkosaan
3 jam yang lalu
Tentara Israel Kepung...
Tentara Israel Kepung Rafah, Siapkan Serangan Besar untuk Membangun Koridor Morag
4 jam yang lalu
Infografis
Houthi Tembak Jatuh...
Houthi Tembak Jatuh Drone AS dengan Rudal Buatan Lokal
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved