Membaca Bahasa Tubuh Trump-Kim Jong-un
A
A
A
HANOI - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dinilai berusaha menunjukkan bahwa keduanya mempunyai hubungan yang baik saat keduanya bertemu di Hanoi, Vietnam. Demikian penilaian yang diberikan oleh para ahli bahasa tubuh yang menyaksikan pertemuan kedua pemimpin dunia itu.
Dengan wajah berseri-seri yang ditampilkan di seluruh dunia dari Ibu Kota Vietnam, Trump berjalan ke arah Kim Jong-un, telapak tangan terbalik, dengan latar belakang bendera yang saling terkait, sebelum kedua pemimpin berjabat tangan dan kemudian secara singkron menghadap kamera.
"Mereka berdua berusaha menunjukkan hubungan mereka telah meningkat sejak terakhir kali (bertemu)," kata Allan Pease, seorang ahli bahasa tubuh Australia dan penulis beberapa buku tentang topik tersebut.
"Mirroring di antara mereka cukup kuat," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/2/2019).
Pease mengatakan "mirroring" adalah bagaimana orang ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan baik meniru bahasa tubuh masing-masing untuk membuat yang lain nyaman.
Para ahli mengatakan hal itu kontras dengan pertemuan bersejarah pertama keduanya di Singapura delapan bulan lalu ketika mereka berusaha untuk memproyeksikan sense of command dengan jabat tangan "alpha male".
Kedua pemimpin akan mengadakan serangkaian pertemuan pada hari Kamis esok dan mencoba untuk membuat kemajuan pada kesepakatan yang tidak jelas di Singapura untuk bekerja menuju denuklirisasi menyeluruh di semenanjung Korea yang telah menghasilkan beberapa hasil nyata.
Sejak pertemuan di Singapura, Trump menyatakan dia dan Kim Jong-un "jatuh cinta" setelah bertukar surat, jauh dari pernyataan Trump pada akhir 2017 yang menyebut Kim "Little Rocket Man" dan "anak anjing yang sakit." Umpata itu di balas Jong-un dengan mengatakan Trump adalah "dotard" - artinya orang tua yang pikun. Untuk diketahui usia Trump yang menapak 72 tahun dua kali dari usia Kim yang baru 35 tahun.
Jong-un sendiri dinilai tampak jauh lebih percaya diri dibandingkan dengan pertemuan pertaman mereka di Singapura, sementara Trump menyambut Jong-un dengan telapak tangannya menghadap ke atas. Menurut pakar bahasa tubuh Karen Leong itu adalah sebuah pertanda pendekatan yang lebih terbuka dan lebih berdamai.
"Trump menginginkan hubungan baik. Dia di sini bukan untuk menjadi penindas, dia di sini untuk memenangkan Kim," terang Leong, direktur pelaksana Influence Solutions yang berbasis di Singapura dan penulis buku "Win People Over."
"Kim berjalan ke arah Trump jauh lebih cepat dengan tangan terulur. Sebelumnya di Singapura, Kim jauh lebih ragu-ragu. Ada jauh lebih banyak rasa keakraban," ungkapnya lebih jauh.
Sementara Direktur Lab Bahasa Tubuh Korea, Kim Hyung-hee, mengatakan Trump tampaknya mengambil sedikit perhatian ekstra dalam menjabat tangan Jong-un dibandingkan dengan para pemimpin lainnya.
Namun, ada tanda-tanda ketegangan ketika keduanya duduk.
Pease mencatat Trump - duduk di posisi tradisionalnya yang dominan dengan tangan ke depan membuat bentuk tajam - mengerutkan alisnya. Sedangkan jari-jari Jong-un terlihat mengepal di pangkuannya, posisi yang menunjukkan frustrasi dan kendali diri.
"Mereka berdua tersenyum hanya ketika mereka diinginkan, dan (lihat) bagaimana mereka mempraktikkannya," tambahnya. "Mereka sedang beraksi," tukasnya.
Dengan wajah berseri-seri yang ditampilkan di seluruh dunia dari Ibu Kota Vietnam, Trump berjalan ke arah Kim Jong-un, telapak tangan terbalik, dengan latar belakang bendera yang saling terkait, sebelum kedua pemimpin berjabat tangan dan kemudian secara singkron menghadap kamera.
"Mereka berdua berusaha menunjukkan hubungan mereka telah meningkat sejak terakhir kali (bertemu)," kata Allan Pease, seorang ahli bahasa tubuh Australia dan penulis beberapa buku tentang topik tersebut.
"Mirroring di antara mereka cukup kuat," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/2/2019).
Pease mengatakan "mirroring" adalah bagaimana orang ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan baik meniru bahasa tubuh masing-masing untuk membuat yang lain nyaman.
Para ahli mengatakan hal itu kontras dengan pertemuan bersejarah pertama keduanya di Singapura delapan bulan lalu ketika mereka berusaha untuk memproyeksikan sense of command dengan jabat tangan "alpha male".
Kedua pemimpin akan mengadakan serangkaian pertemuan pada hari Kamis esok dan mencoba untuk membuat kemajuan pada kesepakatan yang tidak jelas di Singapura untuk bekerja menuju denuklirisasi menyeluruh di semenanjung Korea yang telah menghasilkan beberapa hasil nyata.
Sejak pertemuan di Singapura, Trump menyatakan dia dan Kim Jong-un "jatuh cinta" setelah bertukar surat, jauh dari pernyataan Trump pada akhir 2017 yang menyebut Kim "Little Rocket Man" dan "anak anjing yang sakit." Umpata itu di balas Jong-un dengan mengatakan Trump adalah "dotard" - artinya orang tua yang pikun. Untuk diketahui usia Trump yang menapak 72 tahun dua kali dari usia Kim yang baru 35 tahun.
Jong-un sendiri dinilai tampak jauh lebih percaya diri dibandingkan dengan pertemuan pertaman mereka di Singapura, sementara Trump menyambut Jong-un dengan telapak tangannya menghadap ke atas. Menurut pakar bahasa tubuh Karen Leong itu adalah sebuah pertanda pendekatan yang lebih terbuka dan lebih berdamai.
"Trump menginginkan hubungan baik. Dia di sini bukan untuk menjadi penindas, dia di sini untuk memenangkan Kim," terang Leong, direktur pelaksana Influence Solutions yang berbasis di Singapura dan penulis buku "Win People Over."
"Kim berjalan ke arah Trump jauh lebih cepat dengan tangan terulur. Sebelumnya di Singapura, Kim jauh lebih ragu-ragu. Ada jauh lebih banyak rasa keakraban," ungkapnya lebih jauh.
Sementara Direktur Lab Bahasa Tubuh Korea, Kim Hyung-hee, mengatakan Trump tampaknya mengambil sedikit perhatian ekstra dalam menjabat tangan Jong-un dibandingkan dengan para pemimpin lainnya.
Namun, ada tanda-tanda ketegangan ketika keduanya duduk.
Pease mencatat Trump - duduk di posisi tradisionalnya yang dominan dengan tangan ke depan membuat bentuk tajam - mengerutkan alisnya. Sedangkan jari-jari Jong-un terlihat mengepal di pangkuannya, posisi yang menunjukkan frustrasi dan kendali diri.
"Mereka berdua tersenyum hanya ketika mereka diinginkan, dan (lihat) bagaimana mereka mempraktikkannya," tambahnya. "Mereka sedang beraksi," tukasnya.
(ian)