Blokir Bantuan, AS Ancam Jatuhkan Sanksi dan Isolasi Venezuela
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menjanjikan sanksi yang lebih banyak dan isolasi kepada Venezuela jika militernya memblokir pengiriman bantuan kemanusiaan. Ancaman itu dilontarkan oleh Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton.
“Militer Venezuela memiliki pilihan: Merangkul demokrasi, melindungi warga sipil, dan mengizinkan bantuan kemanusiaan; atau menghadapi lebih banyak sanksi dan isolasi,” tulis Bolton di akun Twitternya seperti dilansir dari Sputnik, Minggu (24/2/2019).
Pada hari Sabtu, oposisi Venezuela berusaha untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Venezuela, yang telah ditimbunnya di wilayah perbatasan dalam beberapa hari terakhir dengan menentang penolakan pemerintah untuk mengizinkannya masuk. Setelah tiba, beberapa truk dengan bantuan dibakar di perbatasan dengan Kolombia, menurut laporan media lokal. Sementara itu, pihak oposisi melaporkan sekitar 40 orang terluka di perbatasan dengan Kolombia.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menolak untuk mengizinkan pengiriman bantuan yang tidak sah, dengan mengatakan bahwa mereka adalah taktik untuk menggulingkan pemerintahannya.
Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez, pada gilirannya, menyatakan bahwa di bawah hukum humaniter internasional, bantuan kemanusiaan diberikan jika terjadi bencana alam, konflik bersenjata dan perang. Menurut Rodriguez, klaim tentang krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di negaranya dirancang untuk membenarkan invasi terhadap Venezuela, tetapi mereka tidak akan membiarkannmya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova tidak mengesampingkan bahwa provokasi terhadap Caracas, kemungkinan melibatkan korban, sedang dipersiapkan dengan kedok pengiriman bantuan kemanusiaan, yang mungkin digunakan sebagai dalih untuk operasi yang kuat.
“Militer Venezuela memiliki pilihan: Merangkul demokrasi, melindungi warga sipil, dan mengizinkan bantuan kemanusiaan; atau menghadapi lebih banyak sanksi dan isolasi,” tulis Bolton di akun Twitternya seperti dilansir dari Sputnik, Minggu (24/2/2019).
Pada hari Sabtu, oposisi Venezuela berusaha untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Venezuela, yang telah ditimbunnya di wilayah perbatasan dalam beberapa hari terakhir dengan menentang penolakan pemerintah untuk mengizinkannya masuk. Setelah tiba, beberapa truk dengan bantuan dibakar di perbatasan dengan Kolombia, menurut laporan media lokal. Sementara itu, pihak oposisi melaporkan sekitar 40 orang terluka di perbatasan dengan Kolombia.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menolak untuk mengizinkan pengiriman bantuan yang tidak sah, dengan mengatakan bahwa mereka adalah taktik untuk menggulingkan pemerintahannya.
Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez, pada gilirannya, menyatakan bahwa di bawah hukum humaniter internasional, bantuan kemanusiaan diberikan jika terjadi bencana alam, konflik bersenjata dan perang. Menurut Rodriguez, klaim tentang krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di negaranya dirancang untuk membenarkan invasi terhadap Venezuela, tetapi mereka tidak akan membiarkannmya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova tidak mengesampingkan bahwa provokasi terhadap Caracas, kemungkinan melibatkan korban, sedang dipersiapkan dengan kedok pengiriman bantuan kemanusiaan, yang mungkin digunakan sebagai dalih untuk operasi yang kuat.
(ian)