Waswas Iran Kembangkan Bom Nuklir, Bos MI-6 Temui Bos Mossad

Minggu, 24 Februari 2019 - 05:33 WIB
Waswas Iran Kembangkan...
Waswas Iran Kembangkan Bom Nuklir, Bos MI-6 Temui Bos Mossad
A A A
TEL AVIV - Kepala intelijen MI-6 Inggris, Alex Younger, baru-baru ini melakukan kunjungan rahasia ke Israel dan menemui direktur Mossad Yossi Cohen. Pertemuan dua kepala mata-mata itu untuk mengoordinasikan upaya intelijen setelah ada kekhawatiran Iran bersiap untuk mengembangkan bom nuklir.

Menurut laporan Channel 13 yang dilansir Jerusalem Post, Minggu (24/2/2019), pertemuan itu berlangsung pada awal pekan lalu, dan menandakan tingkat keseriusan baru dalam masalah intelijen Barat mengenai Iran.

Meskipun Israel telah memperingatkan dunia bahwa Teheran akan menemukan cara untuk menipu pada kesepakatan nuklir Iran 2015, Inggris dan negara-negara Uni Eropa lainnya terus mendukung kesepakatan itu. Inggris dan negara-negara pendukung kesepakatan nuklir bahkan secara aktif menentang sanksi baru AS terhadap Iran yang diberlakukan pada Agustus dan November.

Dalam beberapa minggu terakhir, Uni Eropa telah meningkatkan tekanannya pada Republik Islam Iran untuk menghentikan pengujian rudal balistik dan intervensi di Suriah, meskipun isu-isu itu tidak dimasukkan dalam kesepakatan nuklir 2015.

Inggris dan Uni Eropa telah melihat file rahasia Iran untuk membuat lima senjata nuklir. Dokumen itu diperoleh dari operasi Mossad pada Januari 2018 yang dipimpin langsung oleh Cohen.

Selain itu, para pemimpin Iran telah secara terbuka meningkatkan retorika ancaman mereka untuk memulai kembali pengayaan uranium untuk bahan senjata nuklir setelah AS memberlakukan kembali sanksinya.

Selain Younger dan Cohen, pertemuan itu juga dihadiri para pemimpin keamanan Israel lainnya.

"Evaluasi Israel adalah bahwa Teheran membuat persiapan dalam spesifikasi kesepakatan (nuklir) 2015, dan sedang bersiap-siap, tetapi belum menampilkan senjata," bunyi laporan Channel 13, mengacu pada pertemuan dua bos intelijen tersebut.

Laporan itu mengatakan bahwa Iran baru-baru ini memperbarui produksi sentrifugal dan bersiap untuk pembaruan pengayaan uranium.

Selain itu, Badan Energi Atom Internasional melaporkan bahwa Iran saat ini berada dalam kepatuhan teknis dengan kesepakatan nuklir 2015, di mana Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian tersebut.

"Kerja sama yang tepat waktu dan proaktif oleh Iran dalam menyediakan akses semacam itu memfasilitasi implementasi Protokol Tambahan dan meningkatkan kepercayaan diri," imbuh laporan itu, merujuk pada protokol yang menetapkan tindakan pencegahan dan alat verifikasi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9331 seconds (0.1#10.140)