Pakistan Siap Merespons dengan Kekuatan Penuh Serangan India
A
A
A
ISLAMABAD - Militer Pakistan menyatakan siap untuk merespons dengan kekuatan penuh jika militer India menyerang sebagai imbas dari konflik Kashmir. Pernyataan itu muncul sehari setelah Perdana Menteri Imran Khan menyetujui respons militer ketika ketegangan meningkat.
Juru bicara militer Pakistan Mayor Jenderal Asif Ghafoor mengatakan pihaknya siap untuk mempertahankan diri terhadap serangan apa pun oleh India.
"Kami tidak memiliki niat untuk memulai perang, tetapi kami akan menanggapi dengan kekuatan penuh terhadap ancaman spektrum penuh, itu akan mengejutkan Anda," kata Ghafoor pada hari Jumat. Baik India maupun Pakistan sama-sama negara berkekuatan senjata nuklir.
"Kami tidak ingin berperang. Jika itu dipaksakan pada kami, kami memiliki hak untuk merespons," lanjut Ghafoor dalam dalam konferensi pers di kota garnisun Rawalpindi, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (23/2/2019).
India sebelumnya telah bersumpah memberikan tanggapan yang menghancurkan terhadap aksi bom bunuh diri di wilayah sengketa di Kashmir pekan lalu. Serangan bom itu diklaim oleh kelompok bersenjata Jaish-e-Mohammed (JeM) yang bermarkas di Pakistan.
Serangan bom itu menewaskan 42 tentara India, serangan terburuk sejak dimulainya pemberontakan bersenjata pada tahun 1989.
Pakistan mengatakan pihaknya tidak terlibat dengan cara atau bentuk apa pun dalam serangan yang diklaimnya dikandung, direncanakan, dan dieksekusi.
Dalam pernyataan itu, militer Pakistan menegaskan kembali tawarannya untuk membantu menyelidiki serangan bom di Kashmir dan mengambil tindakan terhadap siapa pun yang diketahui menggunakan tanah Pakistan untuk menyerang India.
Pakistan juga menawarkan untuk mengadakan dialog dengan India tentang semua masalah, termasuk soal terorisme. Sebelumnya, India menuntut India memberikan bukti atas klaimnya bahwa Islamabad mendukung kelompok pemberontak Kashmir.
India dan Pakistan telah berselisih selama tujuh dekade atas wilayah Himalaya di Kashmir. Wilayah itu sekarang menjadi salah satu zona paling termiliterisasi di dunia.
India menuduh Pakistan menyembunyikan dan membantu pemberontak bersenjata yang menargetkan pasukannya di Kashmir, tetapi Pakistan membantah tuduhan itu.
Ketegangan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran kemungkinan eskalasi militer antara rival lama.
Kashmir, wilayah mayoritas Muslim, terpecah antara zona kontrol Pakistan dan India. Namun, kedua negara mengklaimnya secara keseluruhan dan telah berperang beberapa kali.
Juru bicara militer Pakistan Mayor Jenderal Asif Ghafoor mengatakan pihaknya siap untuk mempertahankan diri terhadap serangan apa pun oleh India.
"Kami tidak memiliki niat untuk memulai perang, tetapi kami akan menanggapi dengan kekuatan penuh terhadap ancaman spektrum penuh, itu akan mengejutkan Anda," kata Ghafoor pada hari Jumat. Baik India maupun Pakistan sama-sama negara berkekuatan senjata nuklir.
"Kami tidak ingin berperang. Jika itu dipaksakan pada kami, kami memiliki hak untuk merespons," lanjut Ghafoor dalam dalam konferensi pers di kota garnisun Rawalpindi, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (23/2/2019).
India sebelumnya telah bersumpah memberikan tanggapan yang menghancurkan terhadap aksi bom bunuh diri di wilayah sengketa di Kashmir pekan lalu. Serangan bom itu diklaim oleh kelompok bersenjata Jaish-e-Mohammed (JeM) yang bermarkas di Pakistan.
Serangan bom itu menewaskan 42 tentara India, serangan terburuk sejak dimulainya pemberontakan bersenjata pada tahun 1989.
Pakistan mengatakan pihaknya tidak terlibat dengan cara atau bentuk apa pun dalam serangan yang diklaimnya dikandung, direncanakan, dan dieksekusi.
Dalam pernyataan itu, militer Pakistan menegaskan kembali tawarannya untuk membantu menyelidiki serangan bom di Kashmir dan mengambil tindakan terhadap siapa pun yang diketahui menggunakan tanah Pakistan untuk menyerang India.
Pakistan juga menawarkan untuk mengadakan dialog dengan India tentang semua masalah, termasuk soal terorisme. Sebelumnya, India menuntut India memberikan bukti atas klaimnya bahwa Islamabad mendukung kelompok pemberontak Kashmir.
India dan Pakistan telah berselisih selama tujuh dekade atas wilayah Himalaya di Kashmir. Wilayah itu sekarang menjadi salah satu zona paling termiliterisasi di dunia.
India menuduh Pakistan menyembunyikan dan membantu pemberontak bersenjata yang menargetkan pasukannya di Kashmir, tetapi Pakistan membantah tuduhan itu.
Ketegangan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran kemungkinan eskalasi militer antara rival lama.
Kashmir, wilayah mayoritas Muslim, terpecah antara zona kontrol Pakistan dan India. Namun, kedua negara mengklaimnya secara keseluruhan dan telah berperang beberapa kali.
(mas)