Angkatan Laut AS Pesan 4 Kapal Selam Robot Raksasa dari Boeing

Minggu, 17 Februari 2019 - 14:47 WIB
Angkatan Laut AS Pesan...
Angkatan Laut AS Pesan 4 Kapal Selam Robot Raksasa dari Boeing
A A A
WASHINGTON - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah memesan empat kapal selam robot raksasa dari produsen pesawat terbang terkemuka, Boeing. Nantinya, kapal selam robot ini akan dikerahkan bersama kapal selam berawal tradisional.

Angkatan Laut AS harus merogok kocek senilai USD43 juta untuk empat Orca Extra Large Unmanned Undersea Vehicle, atau XLUUVs. Pembelian kapal selam ini muncul ketika armada AS berjuang untuk membangun cukup banyak kapal selam berawak baru untuk menggantikan kapal-kapal selam tua yang mengalami dekomisioning ketika inti nuklir mereka usang.

"Boeing mendasarkan desain Orca XLUUV pada Echo Voyager kapal selam diesel-listrik tanpa awak," tulis jurnalis USNI News, Ben Werner.

"Kapal selam sepanjang 51 kaki diluncurkan dari dermaga dan dapat beroperasi secara mandiri sambil berlayar hingga 6.500 mil laut tanpa terhubung ke kapal induk berawak, menurut Angkatan Laut," ulas Werner seperti disitir dari The National Interest, Minggu (17/2/2019).

"Akhirnya, Angkatan Laut juga bisa menggunakan Orca XLUUV untuk penanggulangan ranjau, perang anti-kapal selam, perang anti-permukaan, perang elektronik dan misi pemogokan," menurut iktisar pengembangan kemampuan sistem Angkatan Laut AS.

Orca diyakini bisa membantu mengisi celah di armada kapal selam AS. Pada bulan Desember 2016, Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa diperlukan 66 kapal selam bertenaga nuklir, atau SSN, untuk memenuhi kebutuhan komando daerah. Tetapi pada awal 2019 hanya memiliki 51 kapal serang.

Angkatan Laut AS dalam beberapa tahun terakhir telah membeli kapal selam serang kelas Virginia baru pada tingkat dua per tahun. AS berharap dapat mengurangi kekurangan kapal selam serang selama pertengahan 2020. Namun kekuatan kapal selam serang masih bisa turun ke level terendah 42 pada 2028 karena kapal kelas Los Angeles akan "pensiun" dari armada dalam jumlah besar.

Sementara China, pada awal 2019, memiliki sekitar 50 kapal selam serang bertenaga diesel, atau SSK, dan enam kapal selam bertenaga nuklir. Mereka pun berniat menambah beberapa kapal pada tahun 2020, seperti dilaporkan oleh Badan Intelijen Pertahanan AS pada Februari 2019.

Angkatan Laut China mencakup 17 kapal kelas Yuan terbaru dengan propulsi independen udara, atau AIP. Kapal kelas Yuan panjangnya sekitar 250 kaki dan memindahkan sekitar 2.500 ton air.

Orca sendiri ukurannya lebih kecil dari kapal jenis Yuan. Dengan asumsi Angkatan Laut AS dapat memperbaiki sistem komando dan kontrol kapal robot, kecerdasan buatan, sensor dan senjata, secara teori Orca bisa menjadi kapal perang air dangkal yang mumpuni.

Bukan kebetulan, Angkatan Laut AS juga sedang mengincar kapal robot untuk mendukung armada permukaan. Lebih murah untuk dibangun daripada kapal saat ini dan sekali pakai, kapal perang permukaan tak berawak dapat membantu Angkatan Laut tumbuh dengan cepat - dan dapat memungkinkan armada mengembangkan taktik baru untuk melawan musuh berteknologi tinggi.

Hal yang sama juga berlaku untuk armada bawah laut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5777 seconds (0.1#10.140)