Jenderal AS Sebut Penilaian Trump Soal ISIS Salah Besar
A
A
A
WASHINGTON - Kepala Komando Pusat Amerika Serikat (AS), Jenderal Joseph Votel melemparkan kritikan terbuka terhadap Presiden AS, Donald Trump terkait dengan ISIS. Votel menyebut, penilian Trump bahwa ISIS telah kalah di Suriah, yang menjadi alasan penarikan pasukan, adalah salah.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Votel menuturkan, meski ISIS hanya tinggal menguasai bagian yang sangat kecil di Suriah, namun mereka masih memiliki pasukan yang loyal, keuangan yang cukup dan juga para pemimpinnya masih sangat aktif.
"Meskipun ISIS sekarang terbatas pada sudut kecil terakhir dari apa yang disebut kekhalifahan, mereka masih memiliki para pemimpin, masih memiliki pejuang, masih memiliki fasilitator, masih memiliki sumber daya, sehingga tekanan militer yang berkelanjutan diperlukan untuk membasmi jaringan ini," kata Votel, seperti dilansir Newsweek pada Sabtu (16/2).
Jenderal yang bertanggung jawab atas operasi militer AS di Timur Tengah mengatakan bahwa dia tidak akan pernah menyatakan ISIS telah dikalahkan kecuali dia yakin mereka tidak bisa membalas balik ke AS atau mitranya.
"Ketika saya mengatakan, bahwa kami telah mengalahkan mereka, saya ingin memastikan itu berarti mereka tidak memiliki kemampuan untuk merencanakan atau mengarahkan serangan terhadap AS atau sekutu kami. Mereka masih memiliki ideologi yang sangat kuat ini, sehingga mereka dapat menginspirasi orang lain untuk melancarkan serangan," ucapnya.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Votel menuturkan, meski ISIS hanya tinggal menguasai bagian yang sangat kecil di Suriah, namun mereka masih memiliki pasukan yang loyal, keuangan yang cukup dan juga para pemimpinnya masih sangat aktif.
"Meskipun ISIS sekarang terbatas pada sudut kecil terakhir dari apa yang disebut kekhalifahan, mereka masih memiliki para pemimpin, masih memiliki pejuang, masih memiliki fasilitator, masih memiliki sumber daya, sehingga tekanan militer yang berkelanjutan diperlukan untuk membasmi jaringan ini," kata Votel, seperti dilansir Newsweek pada Sabtu (16/2).
Jenderal yang bertanggung jawab atas operasi militer AS di Timur Tengah mengatakan bahwa dia tidak akan pernah menyatakan ISIS telah dikalahkan kecuali dia yakin mereka tidak bisa membalas balik ke AS atau mitranya.
"Ketika saya mengatakan, bahwa kami telah mengalahkan mereka, saya ingin memastikan itu berarti mereka tidak memiliki kemampuan untuk merencanakan atau mengarahkan serangan terhadap AS atau sekutu kami. Mereka masih memiliki ideologi yang sangat kuat ini, sehingga mereka dapat menginspirasi orang lain untuk melancarkan serangan," ucapnya.
(esn)