AS Cari Cara Masukkan Bantuan, Venezuela Perkuat Blokade Perbatasan
A
A
A
CARACAS - Militer Venezuela memperkuat blokade di perbatasan dengan Kolombia. Pemimpin oposisi Juan Guaido telah bersumpah untuk membawa bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan meskipun Presiden Nicolas Maduro berjanji untuk mencegahnya. Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) juga tengah mencari cara untuk bisa memasukkan bantuan kemanusiaan.
Sejumlah peti kemas baru terlihat menghalangi jalan yang menghubungkan kota Urena di Venezuela ke Cucuta di Kolombia, di mana berton-ton bantuan AS telah menumpuk selama seminggu.
Ada juga kontingen sekitar 20 tentara Garda Nasional yang menjaga blokade seperti dikutip dari AFP, Jumat (15/2/2019).
Pekan lalu, militer pada awalnya menempatkan dua kontainer barang dan sebuah tanki bbm di seberang jalan untuk mencegah kendaraan melintas.
Selama aksi protes massal di jalan pada Selasa lalu, Guaido mengatakan bantuan itu akan dibawa pada 23 Februari dan mengeluarkan perintah langsung kepada militer untuk tidak memblokirnya.
Maduro, yang memimpin krisis ekonomi di Venezuela, telah berjanji untuk menghentikannya. Angkatan bersenjata Venezuela sendiri tetap loyal kepadanya.
Rezim Maduro menyangkal Venezuela menderita krisis kemanusiaan dan telah menolak bantuan itu sebagai "pertunjukan publisitas" dan dalih untuk invasi pimpinan AS.
Venezuela telah menderita resesi selama empat tahun dan sekarang dihancurkan oleh hiperinflasi yang diprediksi oleh Dana Moneter Internasional akan mencapai 10 juta persen tahun ini.
Gaji dan tabungan dianggap tidak bernilai sementara jutaan orang berada dalam kemiskinan yang dihadapkan pada kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan.
PBB mengatakan sekitar 2,3 juta rakyat Venezuela telah melarikan diri dari negara itu sejak 2015.
Guaido telah diakui sebagai presiden sementara oleh 50 negara dan mendapat dukungan kuat dari AS dan tetangganya, Kolombia serta Brazil ketika ia berusaha merebut kekuasaan dari Maduro, yang mengecam hasil pemilu tahun lalu sebagai penipuan.
Guaido juga telah mengumumkan rencana untuk pusat pengumpulan kedua di negara bagian Brazil barat laut Roraima, yang berbatasan dengan Venezuela. Fasilitas penyimpanan ketiga akan didirikan di Curacao, sebuah pulau Belanda sekitar 65 km di lepas pantai utara Venezuela.
Sebelumnya juga diwartakan Utusan Khusus AS untuk Venezuela, Elliot Abrams mengatakan, pihaknya sedang berusaha mencari cara untuk dapat memasukkan bantuan kemanusiaan ke Venezuela.
Abrams, yang berbicara di sebuah konferensi bantuan internasional yang diselenggarakan oleh oposisi Venezuela menuturkan, bantuan AS saat ini sudah berada di Kolombia dan hanya tinggal menunggu waktu untuk dapat dibawa ke Venezuela.
"Pemerintah AS telah menimbun persediaan makanan di gudang-gudang di perbatasan Kolombia dengan Venezuela dan sedang mencari cara untuk mengirim bantuan ke negara itu untuk membantu meringankan kesulitan di sana," kata Abrams
Sejumlah peti kemas baru terlihat menghalangi jalan yang menghubungkan kota Urena di Venezuela ke Cucuta di Kolombia, di mana berton-ton bantuan AS telah menumpuk selama seminggu.
Ada juga kontingen sekitar 20 tentara Garda Nasional yang menjaga blokade seperti dikutip dari AFP, Jumat (15/2/2019).
Pekan lalu, militer pada awalnya menempatkan dua kontainer barang dan sebuah tanki bbm di seberang jalan untuk mencegah kendaraan melintas.
Selama aksi protes massal di jalan pada Selasa lalu, Guaido mengatakan bantuan itu akan dibawa pada 23 Februari dan mengeluarkan perintah langsung kepada militer untuk tidak memblokirnya.
Maduro, yang memimpin krisis ekonomi di Venezuela, telah berjanji untuk menghentikannya. Angkatan bersenjata Venezuela sendiri tetap loyal kepadanya.
Rezim Maduro menyangkal Venezuela menderita krisis kemanusiaan dan telah menolak bantuan itu sebagai "pertunjukan publisitas" dan dalih untuk invasi pimpinan AS.
Venezuela telah menderita resesi selama empat tahun dan sekarang dihancurkan oleh hiperinflasi yang diprediksi oleh Dana Moneter Internasional akan mencapai 10 juta persen tahun ini.
Gaji dan tabungan dianggap tidak bernilai sementara jutaan orang berada dalam kemiskinan yang dihadapkan pada kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan.
PBB mengatakan sekitar 2,3 juta rakyat Venezuela telah melarikan diri dari negara itu sejak 2015.
Guaido telah diakui sebagai presiden sementara oleh 50 negara dan mendapat dukungan kuat dari AS dan tetangganya, Kolombia serta Brazil ketika ia berusaha merebut kekuasaan dari Maduro, yang mengecam hasil pemilu tahun lalu sebagai penipuan.
Guaido juga telah mengumumkan rencana untuk pusat pengumpulan kedua di negara bagian Brazil barat laut Roraima, yang berbatasan dengan Venezuela. Fasilitas penyimpanan ketiga akan didirikan di Curacao, sebuah pulau Belanda sekitar 65 km di lepas pantai utara Venezuela.
Sebelumnya juga diwartakan Utusan Khusus AS untuk Venezuela, Elliot Abrams mengatakan, pihaknya sedang berusaha mencari cara untuk dapat memasukkan bantuan kemanusiaan ke Venezuela.
Abrams, yang berbicara di sebuah konferensi bantuan internasional yang diselenggarakan oleh oposisi Venezuela menuturkan, bantuan AS saat ini sudah berada di Kolombia dan hanya tinggal menunggu waktu untuk dapat dibawa ke Venezuela.
"Pemerintah AS telah menimbun persediaan makanan di gudang-gudang di perbatasan Kolombia dengan Venezuela dan sedang mencari cara untuk mengirim bantuan ke negara itu untuk membantu meringankan kesulitan di sana," kata Abrams
(ian)