Lagi Enak Sarapan, Wartawan Meksiko Ditembak Mati
A
A
A
MEXICO CITY - Seorang wartawan radio di Tabasco, Gulf Coast, Meksiko, ditembak mati pada hari Sabtu (9/2/2019) ketika sedang sarapan di sebuah hotel, di dekat stasiun radio tempatnya bekerja. Pelaku penembakan belum diketahui.
Kematiannya menandai pembunuhan kedua terhadap wartawan di wilayah tersebut pada tahun ini. Otoritas keamanan setempat sedang bergulat dengan rekor kekerasan yang telah merenggut nyawa banyak jurnalis.
Kantor Kejaksaan Tobasco, dalam sebuah pernyataan, mengatakan korban yang bernama Jesus Eugenio Ramos meninggal pada Sabtu pagi di sebuah rumah sakit di kota Emiliano Zapata karena luka tembak. Gubernur Tabasco Adan Augusto Lopez mengatakan bahwa dia menyesal telah kehilangan wartawan yang dikenal dengan panggilan "Chuchin" itu.
Lopez memastikan pembunuhan wartawan itu akan diselidiki. "Dia adalah reporter bergengsi di sebuah program dengan sejarah panjang di Zapata," katanya kepada kantor berita Tabasco Hoy dalam sebuah video yang di-posting di Twitter.
Ramos selama ini menyelenggarakan program berita "Our Region Today" di stasiun radio lokal. Menurut laporan Tobasco Today, korban sedang sarapan di sebuah hotel di dekat stasiun radio ketika dia ditembak orang tak dikenal.
Kematiannya adalah pembunuhan ketiga terjadi sejak Presiden Andres Manuel Lopez Obrador menjabat pada 1 Desember 2018.
Kasus pembunuhan di Meksiko melonjak sepertiga dari tahun lalu menjadi lebih dari 33.000 kasus. Angka itu mencapai rekor dalam satu dekade terakhir setelah dimulainya operasi militer terhadap para pedagang narkoba.
Wartawan lokal di seluruh negeri telah menjadi korban kekerasan, yang mendorong Komite untuk Perlindungan Wartawan untuk mengklasifikasikan Meksiko sebagai negara paling berbahaya di Belahan Barat bagi pekerja media.
Pasal 19, yang membela kebebasan berekspresi dan akses terhadap informasi, mendokumentasikan pembunuhan 122 jurnalis di Meksiko sejak tahun 2000.
Kematiannya menandai pembunuhan kedua terhadap wartawan di wilayah tersebut pada tahun ini. Otoritas keamanan setempat sedang bergulat dengan rekor kekerasan yang telah merenggut nyawa banyak jurnalis.
Kantor Kejaksaan Tobasco, dalam sebuah pernyataan, mengatakan korban yang bernama Jesus Eugenio Ramos meninggal pada Sabtu pagi di sebuah rumah sakit di kota Emiliano Zapata karena luka tembak. Gubernur Tabasco Adan Augusto Lopez mengatakan bahwa dia menyesal telah kehilangan wartawan yang dikenal dengan panggilan "Chuchin" itu.
Lopez memastikan pembunuhan wartawan itu akan diselidiki. "Dia adalah reporter bergengsi di sebuah program dengan sejarah panjang di Zapata," katanya kepada kantor berita Tabasco Hoy dalam sebuah video yang di-posting di Twitter.
Ramos selama ini menyelenggarakan program berita "Our Region Today" di stasiun radio lokal. Menurut laporan Tobasco Today, korban sedang sarapan di sebuah hotel di dekat stasiun radio ketika dia ditembak orang tak dikenal.
Kematiannya adalah pembunuhan ketiga terjadi sejak Presiden Andres Manuel Lopez Obrador menjabat pada 1 Desember 2018.
Kasus pembunuhan di Meksiko melonjak sepertiga dari tahun lalu menjadi lebih dari 33.000 kasus. Angka itu mencapai rekor dalam satu dekade terakhir setelah dimulainya operasi militer terhadap para pedagang narkoba.
Wartawan lokal di seluruh negeri telah menjadi korban kekerasan, yang mendorong Komite untuk Perlindungan Wartawan untuk mengklasifikasikan Meksiko sebagai negara paling berbahaya di Belahan Barat bagi pekerja media.
Pasal 19, yang membela kebebasan berekspresi dan akses terhadap informasi, mendokumentasikan pembunuhan 122 jurnalis di Meksiko sejak tahun 2000.
(mas)