Armenia Kerahkan Tim Ahli Pembersih Ranjau ke Suriah
A
A
A
YEREVAN - Armenia mengirim tim ahli non-tempur ke Suriah untuk membantu membersihkan ranjau dan memberikan bantuan medis. Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan pengiriman para ahli itu atas permintaan Rusia.
Juru bicara kementerian tersebut, Artsrun Hovhannisyan, mengatakan pada hari Sabtu bahwa tim yang terdiri dari 83 orang terdiri dari pakar tambang, tenaga medis dan petugas keamanan.
Dia mengatakan tim akan meredakan ranjau dan memberikan bantuan medis kepada penduduk Aleppo di Suriah utara. Tim ahli itu akan tetap berada di luar wilayah pertempuran.
Menurut Hovhannisyan, Rusia—yang telah melakukan intervensi militer untuk menopang pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad—telah mengangkut tim Armenia ke Suriah dan memberikan dukungan logistik.
Beberapa politisi Armenia mengkritik langkah tersebut. Partai Sasna Tsrer memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa bekerja sama dengan Rusia di Suriah dapat merusak kepentingan Armenia dan merusak keamanannya.
Pasukan pemerintah Suriah telah mendapatkan kembali kendali atas semua wilayah Aleppo pada Desember 2016 setelah operasi pengepungan dan pemboman yang panjang dan menghancurkan terhadap pemberontak. Wilayah Aleppo sebelumnya dikuasai pasukan pemberontak selama lebih dari empat tahun.
Rusia sendiri merupakan sekutu utama Armenia. Moskow memiliki pangkalan militer di negara tersebut.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada hari Jumat mengucapkan terima kasih kepada rekannya dari Armenia karena bersedia mengerahkan tim ahli ke Suriah. "Anda adalah orang pertama yang menanggapi permintaan kami untuk memberikan bantuan kepada orang-orang Suriah," katanya, dikutip Al Jazeera.
Sebelum perang, Aleppo adalah rumah bagi 110.000 etnis Armenia, salah satu diaspora terbesar Armenia di dunia. Sekitar 22.000 orang dari etnis tersebut telah pindah dari Aleppo ke Armenia untuk menghindari perang.
Juru bicara kementerian tersebut, Artsrun Hovhannisyan, mengatakan pada hari Sabtu bahwa tim yang terdiri dari 83 orang terdiri dari pakar tambang, tenaga medis dan petugas keamanan.
Dia mengatakan tim akan meredakan ranjau dan memberikan bantuan medis kepada penduduk Aleppo di Suriah utara. Tim ahli itu akan tetap berada di luar wilayah pertempuran.
Menurut Hovhannisyan, Rusia—yang telah melakukan intervensi militer untuk menopang pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad—telah mengangkut tim Armenia ke Suriah dan memberikan dukungan logistik.
Beberapa politisi Armenia mengkritik langkah tersebut. Partai Sasna Tsrer memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa bekerja sama dengan Rusia di Suriah dapat merusak kepentingan Armenia dan merusak keamanannya.
Pasukan pemerintah Suriah telah mendapatkan kembali kendali atas semua wilayah Aleppo pada Desember 2016 setelah operasi pengepungan dan pemboman yang panjang dan menghancurkan terhadap pemberontak. Wilayah Aleppo sebelumnya dikuasai pasukan pemberontak selama lebih dari empat tahun.
Rusia sendiri merupakan sekutu utama Armenia. Moskow memiliki pangkalan militer di negara tersebut.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada hari Jumat mengucapkan terima kasih kepada rekannya dari Armenia karena bersedia mengerahkan tim ahli ke Suriah. "Anda adalah orang pertama yang menanggapi permintaan kami untuk memberikan bantuan kepada orang-orang Suriah," katanya, dikutip Al Jazeera.
Sebelum perang, Aleppo adalah rumah bagi 110.000 etnis Armenia, salah satu diaspora terbesar Armenia di dunia. Sekitar 22.000 orang dari etnis tersebut telah pindah dari Aleppo ke Armenia untuk menghindari perang.
(mas)