AS Ingin Kebut Pengembangan Railgun Elektromagnetik
A
A
A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) merasa perlu untuk mempercepat pengembangan railgun elektromagnetik . Alasannya, pengembangan senjata serupa oleh musuh sudah maju pesat.
Hal itu disampaikan Kepala Operasi Angkatan Laut AS Laksamana John Richardson di sebuah forum yang digelar kelompok think tank Dewan Atlatik yang berbasis di Washington.
Richardson mengakui proyek railgun elektromagnetik senilai USD500 juta milik Angkatan Laut adalah pelajaran penting.
"AS memiliki sejumlah teknologi di puncak," kata Richardson. "Beberapa teknologi ini akan menentukan, menentukan siapa yang menang di era baru dari kompetisi kekuatan besar," ujarnya, dikutip Business Insider, Sabtu (9/2/2019).
Dia ingin AS mempercepat proses pengembangan senjata canggih itu karena musuh sudah bergerak lebih cepat. Dia tidak menyebut nama negara ketika menyinggung musuh Amerika dalam pengembangan senjata tersebut.
Richardson meminta perhatian fokus pada railgun, konsep senjata generasi masa depan yang menggunakan energi elektromagnetik untuk melemparkan proyektil pada musuh dengan kecepatan hipersonik.
Angkatan Laut AS sejatinya telah meneliti teknologi ini selama bertahun-tahun, tetapi belum mempersenjatai kapal perang dengan senjata yang luar biasa ini.
Sedangkan China, salah satu rivalnya, terindikasi telah berhasil memasang railgun elektromagnetik pada kapal Angkatan Laut-nya. Beijing selama ini memang berambisi mengalahkan Washington dalam perlombaan untuk menerapkan railgun elektromagnetik.
"Saya akan mengatakan bahwa railgun adalah jenis studi kasus yang akan saya katakan; 'Ini adalah bagaimana inovasi mungkin tidak boleh terjadi'," kata Richardson. "Sekitar 15 tahun, mungkin 20 (tahun), jadi tidak muncul cepat dengan kerangka waktu seperti itu."
"Sekarang kami telah belajar banyak (dari proyek) dan teknik membangun sesuatu seperti yang dapat menangtasi energi elektromagnetik sebanyak itu dan tidak hanya meledak," paparnya.
"Jadi, kita akan melanjutkan setelah ini, kita akan menginstal benda ini, kita akan terus mengembangkannya, mengujinya. Ini sistem senjata yang terlalu bagus, jadi itu bergerak ke suatu tempat, mudah-mudahan."
Hal itu disampaikan Kepala Operasi Angkatan Laut AS Laksamana John Richardson di sebuah forum yang digelar kelompok think tank Dewan Atlatik yang berbasis di Washington.
Richardson mengakui proyek railgun elektromagnetik senilai USD500 juta milik Angkatan Laut adalah pelajaran penting.
"AS memiliki sejumlah teknologi di puncak," kata Richardson. "Beberapa teknologi ini akan menentukan, menentukan siapa yang menang di era baru dari kompetisi kekuatan besar," ujarnya, dikutip Business Insider, Sabtu (9/2/2019).
Dia ingin AS mempercepat proses pengembangan senjata canggih itu karena musuh sudah bergerak lebih cepat. Dia tidak menyebut nama negara ketika menyinggung musuh Amerika dalam pengembangan senjata tersebut.
Richardson meminta perhatian fokus pada railgun, konsep senjata generasi masa depan yang menggunakan energi elektromagnetik untuk melemparkan proyektil pada musuh dengan kecepatan hipersonik.
Angkatan Laut AS sejatinya telah meneliti teknologi ini selama bertahun-tahun, tetapi belum mempersenjatai kapal perang dengan senjata yang luar biasa ini.
Sedangkan China, salah satu rivalnya, terindikasi telah berhasil memasang railgun elektromagnetik pada kapal Angkatan Laut-nya. Beijing selama ini memang berambisi mengalahkan Washington dalam perlombaan untuk menerapkan railgun elektromagnetik.
"Saya akan mengatakan bahwa railgun adalah jenis studi kasus yang akan saya katakan; 'Ini adalah bagaimana inovasi mungkin tidak boleh terjadi'," kata Richardson. "Sekitar 15 tahun, mungkin 20 (tahun), jadi tidak muncul cepat dengan kerangka waktu seperti itu."
"Sekarang kami telah belajar banyak (dari proyek) dan teknik membangun sesuatu seperti yang dapat menangtasi energi elektromagnetik sebanyak itu dan tidak hanya meledak," paparnya.
"Jadi, kita akan melanjutkan setelah ini, kita akan menginstal benda ini, kita akan terus mengembangkannya, mengujinya. Ini sistem senjata yang terlalu bagus, jadi itu bergerak ke suatu tempat, mudah-mudahan."
(mas)