Trump: ISIS Akan Lenyap dari Irak dan Suriah dalam Seminggu
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump memperkirakan kelompok Islamic State atau ISIS akan lenyap dari semua wilayah Irak dan Suriah dalam seminggu ke depan. Dia menegaskan bahwa Amerika tidak akan menyerah untuk memerangi sisa-sisa kelompok ekstremis itu meski pasukannya ditarik dari Suriah.
Presiden Trump mengatakan kepada perwakilan dari 79 anggota koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin AS bahwa para militan ISIS hanya mengendalikan sebagian kecil dari wilayah luas yang sebelumnya diklaim kelompok itu sebagai "kekhalifahan" mereka.
"Harus diumumkan secara resmi, mungkin minggu depan, kita akan memiliki 100 persen 'kekhalifahan'," kata Trump pada hari Rabu.
Para pejabat AS mengatakan dalam beberapa pekan terakhir bahwa ISIS telah kehilangan 99,5 persen wilayahnya. Menurut mereka, kelompok itu kini hanya mengendalikan wilayah kurang dari lima kilometer persegi di Suriah, tepatnya di desa-desa Lembah Sungai Eufrat Tengah.
Trump mengatakan kepada pertemuan anggota koalisi di Departemen Luar Negeri AS bahwa untuk sementara sisa-sisa dari kelompok itu masih berbahaya. Namun, dia tetap bertekad untuk membawa pulang pasukan AS dari Suriah.
Dia meminta anggota koalisi untuk melangkah dan melakukan tugas sebagai bagian yang adil dalam perang melawan terorisme.
Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan dalam forum serupa bahwa penarikan pasukan AS seperti yang direncanakan bukan perubahan dalam misi, tetapi perubahan taktik terhadap kelompok yang masih harus dianggap sebagai ancaman.
"Di era baru ini, penegakan hukum setempat dan berbagi informasi akan menjadi sangat penting, dan perjuangan kita tidak harus selalu dipimpin oleh militer," katanya.
"Pengumuman Trump bukan akhir dari perjuangan Amerika. Pertarungan adalah pertarungan yang akan kami teruskan bersama Anda," ujar Pompeo, dikutip AP, Kamis (7/2/2019).
Kendati demikian, pejabat senior militer AS mengaku kepada Kongres pada hari Rabu bahwa penarikan pasukan dari Suriah akan mempersulit misi mereka.
Owen West, asisten menteri pertahanan untuk operasi khusus, mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat AS bahwa dia keberatan dengan keputusan Trump seperti yang dirasakan James Mattis, menteri pertahanan AS yang mengundurkan diri karena memprotes penarikan pasukan Amerika.
Ketika ditanya seorang politisi apakah dia pikir Mattis salah untuk tidak setuju dengan penarikan pasukan Amerika dari Suriah, West menjawab; "Tidak."
Pada sidang Senat yang sama, Mayor Jenderal James Hecker, wakil direktur operasi untuk Kepala Staf Gabungan mengatakan penarikan itu berarti akan sulit untuk menjaga tekanan pada ISIS.
Presiden Trump mengatakan kepada perwakilan dari 79 anggota koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin AS bahwa para militan ISIS hanya mengendalikan sebagian kecil dari wilayah luas yang sebelumnya diklaim kelompok itu sebagai "kekhalifahan" mereka.
"Harus diumumkan secara resmi, mungkin minggu depan, kita akan memiliki 100 persen 'kekhalifahan'," kata Trump pada hari Rabu.
Para pejabat AS mengatakan dalam beberapa pekan terakhir bahwa ISIS telah kehilangan 99,5 persen wilayahnya. Menurut mereka, kelompok itu kini hanya mengendalikan wilayah kurang dari lima kilometer persegi di Suriah, tepatnya di desa-desa Lembah Sungai Eufrat Tengah.
Trump mengatakan kepada pertemuan anggota koalisi di Departemen Luar Negeri AS bahwa untuk sementara sisa-sisa dari kelompok itu masih berbahaya. Namun, dia tetap bertekad untuk membawa pulang pasukan AS dari Suriah.
Dia meminta anggota koalisi untuk melangkah dan melakukan tugas sebagai bagian yang adil dalam perang melawan terorisme.
Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan dalam forum serupa bahwa penarikan pasukan AS seperti yang direncanakan bukan perubahan dalam misi, tetapi perubahan taktik terhadap kelompok yang masih harus dianggap sebagai ancaman.
"Di era baru ini, penegakan hukum setempat dan berbagi informasi akan menjadi sangat penting, dan perjuangan kita tidak harus selalu dipimpin oleh militer," katanya.
"Pengumuman Trump bukan akhir dari perjuangan Amerika. Pertarungan adalah pertarungan yang akan kami teruskan bersama Anda," ujar Pompeo, dikutip AP, Kamis (7/2/2019).
Kendati demikian, pejabat senior militer AS mengaku kepada Kongres pada hari Rabu bahwa penarikan pasukan dari Suriah akan mempersulit misi mereka.
Owen West, asisten menteri pertahanan untuk operasi khusus, mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat AS bahwa dia keberatan dengan keputusan Trump seperti yang dirasakan James Mattis, menteri pertahanan AS yang mengundurkan diri karena memprotes penarikan pasukan Amerika.
Ketika ditanya seorang politisi apakah dia pikir Mattis salah untuk tidak setuju dengan penarikan pasukan Amerika dari Suriah, West menjawab; "Tidak."
Pada sidang Senat yang sama, Mayor Jenderal James Hecker, wakil direktur operasi untuk Kepala Staf Gabungan mengatakan penarikan itu berarti akan sulit untuk menjaga tekanan pada ISIS.
(mas)