Bolton Tulis '5.000 Tentara ke Kolombia', AS Invasi Venezuela?
A
A
A
WASHINGTON - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Bolton memicu kegemparan di media sosial setelah muncul di briefing Gedung Putih dengan memegang buku catatan bertuliskan "5.000 tentara ke Kolombia". Tulisan itu memicu spekulasi bahwa Amerika ingin mengivasi Venezuela.
Bolton selama ini menyatakan semua opsi untuk Venezeual ada di atas meja. Sedangkan Presiden Donald Trump diam-diam sudah berdiskusi dengan senator terkemuka dari Partai Republik Lindsey Graham soal kemungkinan invasi militer terhadap rezim Nicolas Maduro di Caracas.
Buku catatan warna kuning bertuliskan "5.000 tentara ke Kolombia" itu dipegang Bolton ketika dia Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengumumkan sanksi baru sanksi terhadap Venezuela.
Spekulasi soal kemungkinan invasi militer itu bermunculan, terlebih pemerintahan Trump memang berusaha untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
Presiden Trump telah mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden sementara negara tersebut. Ketika ditanya wartawan apakah AS siap untuk campur tangan secara militer dalam krisis Venezuela, Trump menjawab;"semua opsi ada di atas meja".
Seorang juru bicara Gedung Putih tidak melakukan apa pun untuk meredam spekulasi tentang kemungkinan penempatan pasukan AS ke Kolombia. Ditanya apakah catatan Bolton berarti AS berencana mengirim pasukan ke tetangga Venezuela, seorang juru bicara Gedung Putih hanya mengulangi pernyataan Trump "semua opsi ada di atas meja".
Seorang Kedutaan Kolombia di Washington belum bersedia menanggapi permintaan komentar.
Di Twitter, catatan Bolton memicu beragam reaksi karena dianggap isyarat Washington akan menginvasi Caracas.
"Jadi notepad ini yang dibawa oleh Penasihat Keamanan Nasional John Bolton hari ini di Gedung Putih tentang Venezuela mengatakan: 'Afghanistan -> Selamat Datang Pembicaraan, 5.000 tentara ke Kolombia'," tulis pengguna akun Twitter @RaoKomar747.
"Foto dari briefing Gedung Putih hari ini; Penasihat Keamanan Nasional John Bolton menulis '5.000 tentara ke Kolombia' pada notepad yang dibawanya berdasarkan gambar dengan cerita @NBCNews," tulis pengguna akun @RobbieGramer yang menautkan berita NBC News berjudul Bolton: All options are on the table' for Trump in Venezuela.
Pengguna akun Twitter @ProRevScot menulis; "Ini berarti untuk dilihat. Ini bukan kesalahan. Dia ingin Maduro berpikir AS serius tentang dia meninggalkan kantornya."
Sedangkan pengguna akun Twitter @nktpnd berkomentar; "Tidak ada artinya. Bolton mungkin hanya mencoret-coret 'pasukan x ke negara' setiap hari sebagai latihan melamun."
Kolombia sendiri merupakan tetangga Venezuela yang ikut mengakui Guaido sebagai presiden interim. Namun, seperti diberitakan SINDOnews.com Sabtu pekan lalu Kolombia menolak menyediakan pangkalan militer untuk AS bila digunakan untuk menginvasi rezim Maduro.
Pemerintah Kolombia menegaskan tidak akan menyediakan pangkalan militer untuk Amerika Serikat (AS) guna menginvasi Venezuela. Hal itu disampaikan Kementerian Pertahanan setempat.
"Tidak," kata perwakilan Kementerian Pertahanan Kolombia, ketika menjawab pertanyaan Sputnik soal apakah Bogota akan memberi Washington pangkalan militer yang diperlukan untuk opsi invasi melawan rezim Maduro.
Kementerian Pertahanan itu juga mengatakan bahwa Kolombia tidak mempersiapkan intervensi militer terhadap tetangganya. "Pasukan akan tetap di pangkalan, telah ada dan tidak akan ada pemindahan pasukan," kata pihak kementerian tersebut.
Bolton selama ini menyatakan semua opsi untuk Venezeual ada di atas meja. Sedangkan Presiden Donald Trump diam-diam sudah berdiskusi dengan senator terkemuka dari Partai Republik Lindsey Graham soal kemungkinan invasi militer terhadap rezim Nicolas Maduro di Caracas.
Buku catatan warna kuning bertuliskan "5.000 tentara ke Kolombia" itu dipegang Bolton ketika dia Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengumumkan sanksi baru sanksi terhadap Venezuela.
Spekulasi soal kemungkinan invasi militer itu bermunculan, terlebih pemerintahan Trump memang berusaha untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
Presiden Trump telah mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden sementara negara tersebut. Ketika ditanya wartawan apakah AS siap untuk campur tangan secara militer dalam krisis Venezuela, Trump menjawab;"semua opsi ada di atas meja".
Seorang juru bicara Gedung Putih tidak melakukan apa pun untuk meredam spekulasi tentang kemungkinan penempatan pasukan AS ke Kolombia. Ditanya apakah catatan Bolton berarti AS berencana mengirim pasukan ke tetangga Venezuela, seorang juru bicara Gedung Putih hanya mengulangi pernyataan Trump "semua opsi ada di atas meja".
Seorang Kedutaan Kolombia di Washington belum bersedia menanggapi permintaan komentar.
Di Twitter, catatan Bolton memicu beragam reaksi karena dianggap isyarat Washington akan menginvasi Caracas.
"Jadi notepad ini yang dibawa oleh Penasihat Keamanan Nasional John Bolton hari ini di Gedung Putih tentang Venezuela mengatakan: 'Afghanistan -> Selamat Datang Pembicaraan, 5.000 tentara ke Kolombia'," tulis pengguna akun Twitter @RaoKomar747.
"Foto dari briefing Gedung Putih hari ini; Penasihat Keamanan Nasional John Bolton menulis '5.000 tentara ke Kolombia' pada notepad yang dibawanya berdasarkan gambar dengan cerita @NBCNews," tulis pengguna akun @RobbieGramer yang menautkan berita NBC News berjudul Bolton: All options are on the table' for Trump in Venezuela.
Pengguna akun Twitter @ProRevScot menulis; "Ini berarti untuk dilihat. Ini bukan kesalahan. Dia ingin Maduro berpikir AS serius tentang dia meninggalkan kantornya."
Sedangkan pengguna akun Twitter @nktpnd berkomentar; "Tidak ada artinya. Bolton mungkin hanya mencoret-coret 'pasukan x ke negara' setiap hari sebagai latihan melamun."
Kolombia sendiri merupakan tetangga Venezuela yang ikut mengakui Guaido sebagai presiden interim. Namun, seperti diberitakan SINDOnews.com Sabtu pekan lalu Kolombia menolak menyediakan pangkalan militer untuk AS bila digunakan untuk menginvasi rezim Maduro.
Pemerintah Kolombia menegaskan tidak akan menyediakan pangkalan militer untuk Amerika Serikat (AS) guna menginvasi Venezuela. Hal itu disampaikan Kementerian Pertahanan setempat.
"Tidak," kata perwakilan Kementerian Pertahanan Kolombia, ketika menjawab pertanyaan Sputnik soal apakah Bogota akan memberi Washington pangkalan militer yang diperlukan untuk opsi invasi melawan rezim Maduro.
Kementerian Pertahanan itu juga mengatakan bahwa Kolombia tidak mempersiapkan intervensi militer terhadap tetangganya. "Pasukan akan tetap di pangkalan, telah ada dan tidak akan ada pemindahan pasukan," kata pihak kementerian tersebut.
(mas)