Pidato Bersejarah Paling Memukau dan Menggetarkan di Dunia
A
A
A
PERADABAN selalu menciptakan banyak peristiwa bersejarah dari masa ke masa. Di setiap perjalanan bangsa-bangsa, selalu ada momen penting, di mana pidato seorang begitu monumental.
Lewat kekuatan pidato, seseorang mengeluarkan pernyataan yang masih tetap diingat, dicatat dan dikenang hingga sekarang. Berikut pidato bersejarah paling memukau dan menggetarkan.
1. Pidato “Jas Merah” Bung Karno (1966)
Pidato berjudul Djangan Sekali-kali Melupakan Sedjarah (Jas Merah) disampaikan di peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1966. Kutipan pidato “Jas Merah” antara lain:
“Hasil-hasil positif yang sudah dicapai di masa yang lampau jangan dibuang begitu saja. Membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin. Sebab, kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau, yaitu hasil-hasil macam-macam perjuangan dari generasi nenek moyang kita sampai kepada generasi yang sekarang ini. Sekali lagi saya ulangi kalimat ini, membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin. Sebab, kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau.”
2. “We Shall Fight On The Beaches” Winston Churchill (1940)
Pidato paling fenomenal disampaikan oleh Winston Churchill pada 1940 “We Shall Fight On The Beaches” (Kami Akan Bertarung di Pantai). Pidato fenomenal ini dilontarkan Churchill di majelis London sesaat setelah dirinya dilantik. “Saya tidak bisa memberikan apa-apa kecuali darah, perjuangan, air mata dan keringat.“
Ucapan Churchill yang pertama pada masa itu merupakan sumber inspirasi penting bagi pihak inggris yang sangat tertekan dengan perang dunia kedua. Peranan Churchill pada perang dunia kedua tidak dapat disangkal.
3. “I Have A Dream” Martin Luther King Jr (1963)
Pidato Martin Luther King ini barangkali adalah pidato paling dikenal sepanjang sejarah. Setelah long march di Washington pada 28 Agustus 1963, ia menyampaikan pidato panjangnya yang menggetarkan hati.
Pidato mengenai cita-citanya akan kesetaraan hak-hak bangsa Afrika-Amerika dengan bangsa kulit putih ini disampaikan di Lincoln Memorial dan disaksikan langsung oleh sekitar 200.000 orang. Tidak hanya dari kalangan Afrika-Amerika namun juga bangsa kulit putih. Hingga kini, semangat Luther King masih membius banyak orang, dan disebut-sebut menjadi titik awal dari gerakan kesetaraan antara orang kulit hitam dan kulit putih.
4. Gettysburg Address Abraham Lincoln (1863)
Abraham Lincoln adalah salah satu presiden Amerika Serikat paling dicintai rakyatnya. Di masa pemerintahannya, banyak sejarah besar terjadi, salah satunya perang sipil.
Pada 19 November 1863 ia berpidato di hadapan para tentara dan sipil di Gettysburg. Pidato itu disebut tersingkat karena tak lebih dari 263 kata. Pidato Gettysburg adalah pidato paling banyak dikutip dalam sejarah AS dan merupakan paling terkenal dari Lincoln. Pidato disampaikan pada penahbisan Pemakaman Nasional Tentara di Gettysburg, Pennsylvania, pada Kamis 19 November 1863.
5. “I Am The First Accused” Nelson Mandela (1964)
Pidato yang disebut sebagai 'I Am The First Accused' ini disampaikan saat dirinya diadili di Pengadilan Tinggi Afrika Selatan pada 20 April 1964. Ia bersikukuh bahwa kesetaraan antara ras kulit putih dan kulit hitam harus terjadi.
Seumur hidup ia memperjuangankan kesetaraan dan berharap masyarakat dapat hidup bersama dengan harmonis dan memiliki hak-hak yang sama. Ia ingin hidup di masyarakat yang ideal seperti itu. Jika itu bukan kondisi ideal yang ada, maka ia rela mati untuk memperjuangkannya.
6. Pelantikan Kennedy, John F. Kennedy (1960)
“Jadi, teman-teman Amerika saya: jangan tanyakan apa yang bisa dilakukan negara Anda untuk Anda — tanyakan apa yang bisa Anda lakukan untuk negara Anda. Rekan-rekan warga dunia saya: tanyakan bukan apa yang akan dilakukan Amerika untuk Anda, tetapi apa yang bisa kita lakukan bersama untuk kebebasan manusia”.
Itulah cuplikan pidato John F Kennedy saat dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari 1960. Dalam pidatonya ia meminta semua orang Amerika untuk bersatu melawan musuh-musuh umum tirani, kemiskinan, penyakit, dan perang. Untuk mencapai tujuan ini, Kennedy menciptakan Peace Corps pada tahun 1961.
7. “Tryst with Destiny” Jawaharlal Nehru (1947)
Jawaharlal Nehru, perdana menteri India pertama menyampaikan pidato bersejarahnya pada malam kemerdekaan India, 15 Agustus 1947. Pidato tersebut fokus pada aspek yang lebih penting dari sejarah India yaitu apa yang akan dihadapi ke depannya seperti perjuangan menghapus kemiskinan, penyakit, dan kesenjangan. Ia meminta rakyat India untuk tidak mendendam akan penindasan yang pernah mereka rasakan, melainkan berjalan maju dan menciptakan sejarah baru.
8. Pidato Franklin D. Roosevelt di depan Kongres (1941)
Sebuah pidato yang dibacakan Franklin D. Roosevelt di depan Parlemen Amerika Serikat, pada 6 Januari 1941, menjadi ide dan prinsip-prinsip dasar yang berkembang ke dalam Piagam Atlantik (Piagam yang di kemudian hari menginspirasi terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Isi pidato tersebut menganjurkan agar setiap manusia dijamin negara dalam empat kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan beribadah kepada Tuhan dengan cara masing-masing, hak untuk bebas dari kekurangan dan kemiskinan, serta kebebasan dari ketakutan.
9. “Freedom or Death” Emmeline Pankhurst (1913)
Pidato “Freedom or Death” ('Kebebasan atau Kematian') Emmeline Pankhurst disampaikan di Hartford, Connecticut pada 1913 sebagai bagian dari tur Pankhurst ke AS. Itu adalah pernyataan yang berapi-api tentang pentingnya hak pilih perempuan, dan pernyataan kuatnya bahwa hak pilih harus diperjuangan sampai mati - dan memang mereka lakukan selama gerakan kekerasan di Inggris - untuk mendapatkan hak memilih.
Gerakan itu dicerca oleh banyak orang. Tetapi tanpa komitmen brutal terhadap penyebabnya, sejarah perempuan dan bahkan posisi mereka sekarang, akan terlihat sangat berbeda.
10. “Ain’t I A Woman? Sojourner Truth (1851)
“Tidak ada yang pernah membantu saya naik kereta, atau melewati genangan lumpur, atau memberi saya tempat terbaik! Dan bukankah saya seorang perempuan? Lihat saya! Lihatlah lenganku!”
Demikian cuplikan pidato Sojourner Truth pada 1851. Sojourner Truth adalah seorang budak perempuan yang dibebaskan oleh penghapusan perbudakan di New York. Dia menjadi pendukung terkenal dari penyebab abolisionis, dan berkeliling AS.
Pidato ini disampaikan pada 1851 di Konvensi Hak-Hak Perempuan Ohio. Pada 1872 ia mencoba memberikan suara dalam pemilihan presiden tetapi ditolak di tempat pemungutan suara. Dia meninggal pada 1883. (Wahyono)
Sumber: www.listverse.com
Lewat kekuatan pidato, seseorang mengeluarkan pernyataan yang masih tetap diingat, dicatat dan dikenang hingga sekarang. Berikut pidato bersejarah paling memukau dan menggetarkan.
1. Pidato “Jas Merah” Bung Karno (1966)
Pidato berjudul Djangan Sekali-kali Melupakan Sedjarah (Jas Merah) disampaikan di peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1966. Kutipan pidato “Jas Merah” antara lain:
“Hasil-hasil positif yang sudah dicapai di masa yang lampau jangan dibuang begitu saja. Membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin. Sebab, kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau, yaitu hasil-hasil macam-macam perjuangan dari generasi nenek moyang kita sampai kepada generasi yang sekarang ini. Sekali lagi saya ulangi kalimat ini, membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau tidak mungkin. Sebab, kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau.”
2. “We Shall Fight On The Beaches” Winston Churchill (1940)
Pidato paling fenomenal disampaikan oleh Winston Churchill pada 1940 “We Shall Fight On The Beaches” (Kami Akan Bertarung di Pantai). Pidato fenomenal ini dilontarkan Churchill di majelis London sesaat setelah dirinya dilantik. “Saya tidak bisa memberikan apa-apa kecuali darah, perjuangan, air mata dan keringat.“
Ucapan Churchill yang pertama pada masa itu merupakan sumber inspirasi penting bagi pihak inggris yang sangat tertekan dengan perang dunia kedua. Peranan Churchill pada perang dunia kedua tidak dapat disangkal.
3. “I Have A Dream” Martin Luther King Jr (1963)
Pidato Martin Luther King ini barangkali adalah pidato paling dikenal sepanjang sejarah. Setelah long march di Washington pada 28 Agustus 1963, ia menyampaikan pidato panjangnya yang menggetarkan hati.
Pidato mengenai cita-citanya akan kesetaraan hak-hak bangsa Afrika-Amerika dengan bangsa kulit putih ini disampaikan di Lincoln Memorial dan disaksikan langsung oleh sekitar 200.000 orang. Tidak hanya dari kalangan Afrika-Amerika namun juga bangsa kulit putih. Hingga kini, semangat Luther King masih membius banyak orang, dan disebut-sebut menjadi titik awal dari gerakan kesetaraan antara orang kulit hitam dan kulit putih.
4. Gettysburg Address Abraham Lincoln (1863)
Abraham Lincoln adalah salah satu presiden Amerika Serikat paling dicintai rakyatnya. Di masa pemerintahannya, banyak sejarah besar terjadi, salah satunya perang sipil.
Pada 19 November 1863 ia berpidato di hadapan para tentara dan sipil di Gettysburg. Pidato itu disebut tersingkat karena tak lebih dari 263 kata. Pidato Gettysburg adalah pidato paling banyak dikutip dalam sejarah AS dan merupakan paling terkenal dari Lincoln. Pidato disampaikan pada penahbisan Pemakaman Nasional Tentara di Gettysburg, Pennsylvania, pada Kamis 19 November 1863.
5. “I Am The First Accused” Nelson Mandela (1964)
Pidato yang disebut sebagai 'I Am The First Accused' ini disampaikan saat dirinya diadili di Pengadilan Tinggi Afrika Selatan pada 20 April 1964. Ia bersikukuh bahwa kesetaraan antara ras kulit putih dan kulit hitam harus terjadi.
Seumur hidup ia memperjuangankan kesetaraan dan berharap masyarakat dapat hidup bersama dengan harmonis dan memiliki hak-hak yang sama. Ia ingin hidup di masyarakat yang ideal seperti itu. Jika itu bukan kondisi ideal yang ada, maka ia rela mati untuk memperjuangkannya.
6. Pelantikan Kennedy, John F. Kennedy (1960)
“Jadi, teman-teman Amerika saya: jangan tanyakan apa yang bisa dilakukan negara Anda untuk Anda — tanyakan apa yang bisa Anda lakukan untuk negara Anda. Rekan-rekan warga dunia saya: tanyakan bukan apa yang akan dilakukan Amerika untuk Anda, tetapi apa yang bisa kita lakukan bersama untuk kebebasan manusia”.
Itulah cuplikan pidato John F Kennedy saat dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari 1960. Dalam pidatonya ia meminta semua orang Amerika untuk bersatu melawan musuh-musuh umum tirani, kemiskinan, penyakit, dan perang. Untuk mencapai tujuan ini, Kennedy menciptakan Peace Corps pada tahun 1961.
7. “Tryst with Destiny” Jawaharlal Nehru (1947)
Jawaharlal Nehru, perdana menteri India pertama menyampaikan pidato bersejarahnya pada malam kemerdekaan India, 15 Agustus 1947. Pidato tersebut fokus pada aspek yang lebih penting dari sejarah India yaitu apa yang akan dihadapi ke depannya seperti perjuangan menghapus kemiskinan, penyakit, dan kesenjangan. Ia meminta rakyat India untuk tidak mendendam akan penindasan yang pernah mereka rasakan, melainkan berjalan maju dan menciptakan sejarah baru.
8. Pidato Franklin D. Roosevelt di depan Kongres (1941)
Sebuah pidato yang dibacakan Franklin D. Roosevelt di depan Parlemen Amerika Serikat, pada 6 Januari 1941, menjadi ide dan prinsip-prinsip dasar yang berkembang ke dalam Piagam Atlantik (Piagam yang di kemudian hari menginspirasi terbentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Isi pidato tersebut menganjurkan agar setiap manusia dijamin negara dalam empat kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan beribadah kepada Tuhan dengan cara masing-masing, hak untuk bebas dari kekurangan dan kemiskinan, serta kebebasan dari ketakutan.
9. “Freedom or Death” Emmeline Pankhurst (1913)
Pidato “Freedom or Death” ('Kebebasan atau Kematian') Emmeline Pankhurst disampaikan di Hartford, Connecticut pada 1913 sebagai bagian dari tur Pankhurst ke AS. Itu adalah pernyataan yang berapi-api tentang pentingnya hak pilih perempuan, dan pernyataan kuatnya bahwa hak pilih harus diperjuangan sampai mati - dan memang mereka lakukan selama gerakan kekerasan di Inggris - untuk mendapatkan hak memilih.
Gerakan itu dicerca oleh banyak orang. Tetapi tanpa komitmen brutal terhadap penyebabnya, sejarah perempuan dan bahkan posisi mereka sekarang, akan terlihat sangat berbeda.
10. “Ain’t I A Woman? Sojourner Truth (1851)
“Tidak ada yang pernah membantu saya naik kereta, atau melewati genangan lumpur, atau memberi saya tempat terbaik! Dan bukankah saya seorang perempuan? Lihat saya! Lihatlah lenganku!”
Demikian cuplikan pidato Sojourner Truth pada 1851. Sojourner Truth adalah seorang budak perempuan yang dibebaskan oleh penghapusan perbudakan di New York. Dia menjadi pendukung terkenal dari penyebab abolisionis, dan berkeliling AS.
Pidato ini disampaikan pada 1851 di Konvensi Hak-Hak Perempuan Ohio. Pada 1872 ia mencoba memberikan suara dalam pemilihan presiden tetapi ditolak di tempat pemungutan suara. Dia meninggal pada 1883. (Wahyono)
Sumber: www.listverse.com
(poe)