Presiden Afsel Serukan Upaya Bersama Perangi Krisis Pemerkosaan
A
A
A
CAPE TTOWN - Presiden Afrika Selatan (Afsel), Cyril Ramaphosa dalam pertemuan yang didedikasikan untuk peringatan 107 tahun Kongres Nasional Afrika menyerukan upaya bersama dalam memerangi kejahatan pemerkosaan. Kejahatan ini memang menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi Afsel.
Menurut data yang dirilis Africa Check, setidaknya 40 ribu perkosaan dilaporkan terjadi di Afsel setiap tahunnya atau rata-rata mencapai 110 perkosaan setiap hari. Namun, organisasi itu meyakini bahwa angka sebenarnya jauh lebih tinggi.
Ramaphosa menyatakan, pihaknya sejatinya sudah membuat sejumlah kebijakan untuk mencegah kejahatan semacam ini terjadi. Namun, sayangnya, kebijakan yang dia buat belum sepenuhnya bisa menekan angka pemerkosaan di Afsel.
"Kami telah membuat langkah besar dalam meningkatkan posisi perempuan dalam masyarakat. Namun, kekerasan berbasis gender adalah krisis nasional yang kami bertekad untuk berakhir, sehingga semua perempuan dan gadis Afsel dapat hidup dalam kedamaian, keamanan dan martabat," ucap Ramaphosa.
Ramaphosa juga menyerukan hukuman yang lebih keras bagi para pelaku kekerasan berbasis gender. Selain itu, dia juga menyerukan peningkatan kapasitas aparat keamanan dan peradilan di Afsel.
"Penting bahwa anak-anak belajar dari usia muda untuk menghormati satu sama lain secara setara," tegasnya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (13/1).
Menurut data yang dirilis Africa Check, setidaknya 40 ribu perkosaan dilaporkan terjadi di Afsel setiap tahunnya atau rata-rata mencapai 110 perkosaan setiap hari. Namun, organisasi itu meyakini bahwa angka sebenarnya jauh lebih tinggi.
Ramaphosa menyatakan, pihaknya sejatinya sudah membuat sejumlah kebijakan untuk mencegah kejahatan semacam ini terjadi. Namun, sayangnya, kebijakan yang dia buat belum sepenuhnya bisa menekan angka pemerkosaan di Afsel.
"Kami telah membuat langkah besar dalam meningkatkan posisi perempuan dalam masyarakat. Namun, kekerasan berbasis gender adalah krisis nasional yang kami bertekad untuk berakhir, sehingga semua perempuan dan gadis Afsel dapat hidup dalam kedamaian, keamanan dan martabat," ucap Ramaphosa.
Ramaphosa juga menyerukan hukuman yang lebih keras bagi para pelaku kekerasan berbasis gender. Selain itu, dia juga menyerukan peningkatan kapasitas aparat keamanan dan peradilan di Afsel.
"Penting bahwa anak-anak belajar dari usia muda untuk menghormati satu sama lain secara setara," tegasnya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (13/1).
(esn)