Media Turki: AS Diminta Serahkan Pangkalan di Suriah ke Ankara

Selasa, 08 Januari 2019 - 15:31 WIB
Media Turki: AS Diminta...
Media Turki: AS Diminta Serahkan Pangkalan di Suriah ke Ankara
A A A
ANKARA - Turki akan meminta para pejabat Amerika Serikat (AS) dalam pembicaraan hari Selasa (8/1/2019) untuk menyerahkan pangkalan militernya di Suriah kepada Ankara. Permintaan itu dilaporkan surat kabar lokal, Hurriyet.

Jika tidak mau menyerahkan, Washington diminta untuk menghancurkan pangkalan tersebut. Permintaan itu bisa memperumit diskusi mengenai penarikan pasukan Washington dari Suriah.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat John Bolton dijadwalkan bertemu dengan rekannya dari Turki, Ibrahim Kalin, pada hari Selasa.Sebelumnya, Bolton menambahkan syarat penarikan pasukan Washington, yakni Turki harus setuju untuk melindungi milisi YPG Kurdi yang merupakan sekutu Amerika dalam melawan ISIS. Padahal, bagi Ankara, YPG dianggap sebagai kelompok teroris.
Presiden Donald Trump pada bulan lalu memerintahkan penarikan sekitar 2.000 tentara AS dari negeri Bashar al-Assad dengan alasan misi untuk mengalahkan ISIS sudah selesai. Perintah Trump yang belum jelas jadwal pelaksanaannya itu telah memicu para pejabat militer Washington, termasuk Menteri Pertahanan James Mattis, mengundurkan diri sebagai protes.

"Berikan itu atau hancurkan," bunyi judul utama laporan surat kabar Hurriyet, merujuk pada 22 pangkalan militer AS di Suriah. Laporan itu mengutip sumber-sumber Ankara yang tidak disebutkan namanya.Menurut para sumber itu, Turki tidak akan bisa menerima jika Washington menyerahkan pangkalan-pangkalan militer itu kepada YPG Kurdi.
Seorang pejabat senior keamanan Turki mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa Washington perlu mengizinkan Turki untuk menggunakan pangkalannya di Suriah.

Meski dijadwalkan bertemu para pejabat Turki, Bolton belum bisa dipastikan apakah akan bertemu dengan Presiden Tayyip Erdogan atau tidak. Para pejabat yang ikut dalam rombongan Bolton antara lain Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Joseph Dunford dan utusan khusus Amerika Serikat James Jeffrey.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1170 seconds (0.1#10.140)