Kim Jong-un Kunjungi China usai Ancam AS
A
A
A
BEIJING - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengunjungi China atas undangan Presiden Cina Xi Jinping, Selasa (8/1/2019).Pemimpin muda itu mengunjungi sekutunya hanya beberapa hari setelah dia mengancam Amerika Serikat (AS) dengan akan mengambil jalan alternatif jika Washington tidak meringankan sanksi dan tekanan pada negaranya.
Kunjungan Kim Jong-un, yang dikonfirmasi oleh media pemerintah Korea Utara dan China, kemungkinan akan mengarah pada pertemuan puncak keempat antara Kim dan Xi Jinping. Kim sendiri akan melakukan pertemuan lagi dengan Presiden AS Donald Trump terkait kelanjutan denuklirisasi semenanjung Korea.
Sekadar diketahui, Kim telah mengadakan tiga pertemuan puncak dengan Xi Jinping pada tahun lalu sebelum dan sesudah pertemuan puncak dengan Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
"Kim ingin mengingatkan administrasi Trump bahwa dia memang memiliki opsi diplomatik dan ekonomi selain yang ditawarkan Washington dan Seoul," kata Harry J. Kazianis, Direktur Studi Pertahanan di Centre for the National Interest yang berbasis di AS.
"Faktanya, selama pidatonya di Tahun Baru, 'cara baru' Kim yang disebutnya mungkin merupakan ancaman terselubung untuk bergerak lebih dekat ke Beijing. Itu seharusnya membuat Amerika cukup khawatir," lanjut dia, seperti dikutip Reuters.
Kim berangkat ke Cina dengan kereta pribadi pada Senin sore ditemani istrinya, Ri Sol Ju, dan pejabat senior Korea Utara lainnya, termasuk Kim Yong Chol dan Ri Yong Ho.
Kantor berita Korut, KCNA, dan Kantor berita China, Xinhua, juga mengonfirmasi bahwa kunjungan Kim dimulai dari Senin hingga Kamis atas undangan Xi Jinping.
"Dia disambut hangat oleh para pejabat terkemuka Partai (Komunis), pemerintah dan organ-organ angkatan bersenjata di stasiun kereta api," tulis KCNA dalam laporannya.
Dalam pidato Tahun Baru lalu Kim mengatakan bahwa dia siap untuk bertemu Trump kapan saja untuk mencapai tujuan bersama mereka yaitu denuklirisasi di semenanjung Korea. Tetapi dia mengancam bahwa dia bisa mencari jalan alternatif jika sanksi dan tekanan AS terhadap negaranya terus berlanjut.
Hubungan antara China dan Korea Utara sempat goyah ketika Pyongyang meningkatkan provokasinya melalui serangkaian uji coba rudal dan senjata nuklir. Namun, hubungan kedua negara itu menghangat kembali ketika Kim terlibat dialog dengan Beijing serta dengan Seoul dan Washington.
Baik KCNA maupun Xinhua tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang rencana perjalanan Kim, meskipun surat kabar Korea Selatan, Hankyoreh, mengatakan pada hari Senin bahwa dia akan bertemu dengan Xi Jinping untuk pertemuan puncak keempat.
Kunjungan Kim Jong-un, yang dikonfirmasi oleh media pemerintah Korea Utara dan China, kemungkinan akan mengarah pada pertemuan puncak keempat antara Kim dan Xi Jinping. Kim sendiri akan melakukan pertemuan lagi dengan Presiden AS Donald Trump terkait kelanjutan denuklirisasi semenanjung Korea.
Sekadar diketahui, Kim telah mengadakan tiga pertemuan puncak dengan Xi Jinping pada tahun lalu sebelum dan sesudah pertemuan puncak dengan Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
"Kim ingin mengingatkan administrasi Trump bahwa dia memang memiliki opsi diplomatik dan ekonomi selain yang ditawarkan Washington dan Seoul," kata Harry J. Kazianis, Direktur Studi Pertahanan di Centre for the National Interest yang berbasis di AS.
"Faktanya, selama pidatonya di Tahun Baru, 'cara baru' Kim yang disebutnya mungkin merupakan ancaman terselubung untuk bergerak lebih dekat ke Beijing. Itu seharusnya membuat Amerika cukup khawatir," lanjut dia, seperti dikutip Reuters.
Kim berangkat ke Cina dengan kereta pribadi pada Senin sore ditemani istrinya, Ri Sol Ju, dan pejabat senior Korea Utara lainnya, termasuk Kim Yong Chol dan Ri Yong Ho.
Kantor berita Korut, KCNA, dan Kantor berita China, Xinhua, juga mengonfirmasi bahwa kunjungan Kim dimulai dari Senin hingga Kamis atas undangan Xi Jinping.
"Dia disambut hangat oleh para pejabat terkemuka Partai (Komunis), pemerintah dan organ-organ angkatan bersenjata di stasiun kereta api," tulis KCNA dalam laporannya.
Dalam pidato Tahun Baru lalu Kim mengatakan bahwa dia siap untuk bertemu Trump kapan saja untuk mencapai tujuan bersama mereka yaitu denuklirisasi di semenanjung Korea. Tetapi dia mengancam bahwa dia bisa mencari jalan alternatif jika sanksi dan tekanan AS terhadap negaranya terus berlanjut.
Hubungan antara China dan Korea Utara sempat goyah ketika Pyongyang meningkatkan provokasinya melalui serangkaian uji coba rudal dan senjata nuklir. Namun, hubungan kedua negara itu menghangat kembali ketika Kim terlibat dialog dengan Beijing serta dengan Seoul dan Washington.
Baik KCNA maupun Xinhua tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang rencana perjalanan Kim, meskipun surat kabar Korea Selatan, Hankyoreh, mengatakan pada hari Senin bahwa dia akan bertemu dengan Xi Jinping untuk pertemuan puncak keempat.
(mas)