Presiden Sisi Resmikan Gereja dan Masjid Terbesar Mesir
A
A
A
KAIRO - Presiden Abdel Fattah al-Sisi meresmikan gereja dan masjid terbesar Mesir di Ibu Kota Administratif Baru (NAC) pada hari Minggu. Peresmian dilakukan menjelang Natal Koptik dalam pesan simbolis toleransi di negara mayoritas Muslim tersebut.
Koptik, minoritas Kristen terbesar di Timur Tengah, dijadwalkan mengadakan misa tengah malam di Cathedral of the Nativity (Katedral Kelahiran), yang oleh pemerintah disebut sebagai gereja terbesar di Timur Tengah, beberapa jam setelah peresmian.
Umat Kristen Koptik diperkirakan berjumlah 10 persen dari hampir 100 juta penduduk Mesir dan telah lama mengeluhkan diskriminasi berdasarkan undang-undang yang memihak umat Islam.
Mereka juga telah sasaran serangan kelompok militan termasuk kelompok pro-Islamic State atau ISIS dalam beberapa tahun terakhir. Kelompok pro-ISIS kerap melakukan serangan di utara Semenanjung Sinai.
Para pejabat dan pejabat asing termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit ikut mendampingi Sisi pada pembukaan dua tempat ibadah tersebut.
Angham, penyanyi lokal terkemuka, bernyanyi untuk warga Muslim dan Kristen yang hidup berdampingan, ketika sebuah pertunjukan kembang api menerangi langit di atas dua rumah ibadah.
"Ini adalah momen penting dalam sejarah kita," kata Sisi dalam pidatonya ketika dia meresmikan katedral. "Kami adalah satu dan kami akan tetap menjadi satu," imbuh dia, merujuk pada warga Kristen dan Muslim Mesir, seperti dikutip Reuters, Senin (7/1/2019).
"Pada hari ini kami melihat Anda telah memenuhi janji ini dan di sini kami menyaksikan pembukaan yang luar biasa pada kesempatan besar ini," kata kepala gereja Koptik Paus Tawadros II. Dia akan memimpin misa tengah malam yang akan dihadiri Sisi.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga memuji peresmian gereja dan masjid terbesar Mesir tersebut.
"Senang melihat teman-teman kita di Mesir membuka Katedral terbesar di Timur Tengah. Presiden al-Sisi memindahkan negaranya ke masa depan yang lebih inklusif," tulis Trump dalam sebuah pernyataan.
Cathedral of the Nativity, yang dihiasi dengan ikon-ikon Koptik, dapat menampung lebih dari 8.000 jemaat. Sedangkan Masjid al-Fattah al-Aleem dapat menampung hampir dua kali lipatnya. Keduanya terletak di Ibu Kota Administrasi Baru, sebuah pengembangan besar yang terletak sekitar 45 km (28 mil) timur Kairo.
Sheikh Ahmed al-Tayeb, Imam Besar al-Azhar, mengatakan Islam mewajibkan umat Islam untuk menjaga dan mempertahankan rumah ibadah, baik Muslim, Kristen atau Yahudi.
Kontraktor telah membersihkan puing-puing dari sekeliling katedral dalam dua minggu terakhir sebagai persiapan untuk peresmiannya.
Ibu Kota Mesir yang baru, diumumkan pada bulan Maret 2015, dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan di Kairo. Selain itu, ibu kota baru itu juga akan menjadi rumah bagi kementerian pemerintah dan bandara. Pemerintah mengharapkan untuk mulai pindah ke tempat baru akhir tahun ini.
Koptik, minoritas Kristen terbesar di Timur Tengah, dijadwalkan mengadakan misa tengah malam di Cathedral of the Nativity (Katedral Kelahiran), yang oleh pemerintah disebut sebagai gereja terbesar di Timur Tengah, beberapa jam setelah peresmian.
Umat Kristen Koptik diperkirakan berjumlah 10 persen dari hampir 100 juta penduduk Mesir dan telah lama mengeluhkan diskriminasi berdasarkan undang-undang yang memihak umat Islam.
Mereka juga telah sasaran serangan kelompok militan termasuk kelompok pro-Islamic State atau ISIS dalam beberapa tahun terakhir. Kelompok pro-ISIS kerap melakukan serangan di utara Semenanjung Sinai.
Para pejabat dan pejabat asing termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit ikut mendampingi Sisi pada pembukaan dua tempat ibadah tersebut.
Angham, penyanyi lokal terkemuka, bernyanyi untuk warga Muslim dan Kristen yang hidup berdampingan, ketika sebuah pertunjukan kembang api menerangi langit di atas dua rumah ibadah.
"Ini adalah momen penting dalam sejarah kita," kata Sisi dalam pidatonya ketika dia meresmikan katedral. "Kami adalah satu dan kami akan tetap menjadi satu," imbuh dia, merujuk pada warga Kristen dan Muslim Mesir, seperti dikutip Reuters, Senin (7/1/2019).
"Pada hari ini kami melihat Anda telah memenuhi janji ini dan di sini kami menyaksikan pembukaan yang luar biasa pada kesempatan besar ini," kata kepala gereja Koptik Paus Tawadros II. Dia akan memimpin misa tengah malam yang akan dihadiri Sisi.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga memuji peresmian gereja dan masjid terbesar Mesir tersebut.
"Senang melihat teman-teman kita di Mesir membuka Katedral terbesar di Timur Tengah. Presiden al-Sisi memindahkan negaranya ke masa depan yang lebih inklusif," tulis Trump dalam sebuah pernyataan.
Cathedral of the Nativity, yang dihiasi dengan ikon-ikon Koptik, dapat menampung lebih dari 8.000 jemaat. Sedangkan Masjid al-Fattah al-Aleem dapat menampung hampir dua kali lipatnya. Keduanya terletak di Ibu Kota Administrasi Baru, sebuah pengembangan besar yang terletak sekitar 45 km (28 mil) timur Kairo.
Sheikh Ahmed al-Tayeb, Imam Besar al-Azhar, mengatakan Islam mewajibkan umat Islam untuk menjaga dan mempertahankan rumah ibadah, baik Muslim, Kristen atau Yahudi.
Kontraktor telah membersihkan puing-puing dari sekeliling katedral dalam dua minggu terakhir sebagai persiapan untuk peresmiannya.
Ibu Kota Mesir yang baru, diumumkan pada bulan Maret 2015, dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan di Kairo. Selain itu, ibu kota baru itu juga akan menjadi rumah bagi kementerian pemerintah dan bandara. Pemerintah mengharapkan untuk mulai pindah ke tempat baru akhir tahun ini.
(mas)