Banjir dan Tanah Longsor Tewaskan 85 Orang

Kamis, 03 Januari 2019 - 10:50 WIB
Banjir dan Tanah Longsor...
Banjir dan Tanah Longsor Tewaskan 85 Orang
A A A
MANILA - Korban tewas akibat tanah longsor dan banjir di Filipina tengah bertambah menjadi 85 orang. Selain itu 20 orang masih hilang seiring proses pencarian yang terus diperluas ke wilayah-wilayah yang sebelumnya terisolir.Para korban tewas itu termasuk anak-anak yang sebagian besar tewas saat rumah mereka roboh diterjang tanah longsor setelah beberapa hari hujan lebat di beberapa provinsi di Filipina tengah.
“Jika kita tidak menemukan korban hilang atau kami menemukan mereka dalam kondisi tewas, ada 105 korban tewas yang kami harap tidak akan terjadi,” tutur Ricardo Jalad, direktur eksekutif badan bencana nasional Filipina, dilansir Reuters.

Depresi tropis yang melemah menjadi sistem tekanan rendah sebelum meninggalkan Filipina pada 30 Desember 2018 membawa hujan lebat yang memicu tanah longsor dan banjir di Bicol dan timur Visayas. Para pejabat menempatkan tiga provinsi dalam status bencana untuk memberi akses pada dana darurat.

Bicol yang memiliki populasi 5,8 juta jiwa menjadi kawasan terparah yang diterjang bencana, dengan 68 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor. Kerusakan lahan pertanian di Bicol yang memproduksi beras dan jagung itu diperkirakan mengakibatkan kerugian hingga USD6,5 juta.

Tim penyelamat termasuk kepolisian dan militer menggunakan alat berat untuk membersihkan jalan menuju lokasi tanah longsor dan memasuki kawasan banjir menggunakan perahu karet.“Matahari sudah keluar, dengan beberapa kali hujan gerimis. Kami harap banjir akan mereda,” tutur Ronna Monzon, anggota personel operasional di badan bencana Bicol kepada Reuters. Sebanyak 20 siklon tropis menerjang Filipina setiap tahun yang menghancurkan lahan pertanian dan infrastruktur serta menewaskan banyak warga.

Berbagai bencana pun menjadi salah satu faktor yang membebani pertumbuhan ekonomi di negara itu. September lalu, topan Mangkhut menerjang Filipina. Topan Mangkhut membawa kecepatan angin mencapai 255 km per jam. Dalam bahasa lokal, topan Mangkhut disebut Ompong.

Topan tersebut memiliki diameter 900 km dan disamakan dengan topan Haiyan yang menewaskan 6.300 orang pada 2013. Otoritas Filipina mengevakuasi ribuan warga untuk menghindari dampak lebih buruk.

Petugas darurat memobilisasi peralatan berat dan mengirimkan bantuan senilai USD31,45 juta sebagai persiapan untuk korban topan tersebut. Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyiapkan langkah darurat karena topan itu bisa berdampak terhadap 4,3 juta orang, dan 800.000 warga hidup dalam garis kemiskinan. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7070 seconds (0.1#10.140)