Iran Dilaporkan Tembakkan Rudal di Dekat Kapal Induk AS
A
A
A
TEHERAN - Kapal milik Garda Revolusi Iran menembakkan rudal pada Jumat malam di perairan yang dilalui kapal induk Amerika Serikat (AS), USS John C. Stennis. Tidak hanya itu, sebuah pesawat tak berawak Iran juga terbang di dekat kapal induk tersebut.
Demikian laporan yang diturunkan media Israel, Ynet, yang dikutip oleh Jerusalem Post, Sabtu (22/12/2018).
Rudal-rudal itu ditembakkan pada jarak yang cukup jauh dari kapal induk AS dan kapal-kapal Iran sedang melakukan latihan angkatan laut "Great Prophet 12." Latihan itu dilakukan di dekat Selat Hormuz.
USS John C. Stennis adalah kapal Amerika pertama yang memasuki Teluk Persia sejak AS menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Iran.
Latihan Iran dimaksudkan untuk berlanjut hingga Sabtu malam, namun Iran mengancam akan menutup selat, yang membahayakan stabilitas pasar gas global karena sepertiganya dikirim melalui selat tersebut.
Hubungan AS dan Iran memanas setelah Presiden Donald Trump memutuskan untuk keluar dari perjanjian nuklir internasional yang ditandatangani pada 2015 lalu. Trump menyebut perjanjian tersebut adalah kesepakatan yang buruk karena tidak mengatur tentang program rudal dan campur tangan Iran terhadap sejumlah konflik di Timur Tengah.
AS kemudian kembali mengenakan sanksi terhadap Iran. Ronde pertama sanksi, yang sebagian besar menargetkan sektor perbankan Iran, mulai berlaku pada 6 Agustus. Gelombang kedua yang lebih kuat terkait sanksi minyak dijatuhkan pada 4 November lalu.
Demikian laporan yang diturunkan media Israel, Ynet, yang dikutip oleh Jerusalem Post, Sabtu (22/12/2018).
Rudal-rudal itu ditembakkan pada jarak yang cukup jauh dari kapal induk AS dan kapal-kapal Iran sedang melakukan latihan angkatan laut "Great Prophet 12." Latihan itu dilakukan di dekat Selat Hormuz.
USS John C. Stennis adalah kapal Amerika pertama yang memasuki Teluk Persia sejak AS menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Iran.
Latihan Iran dimaksudkan untuk berlanjut hingga Sabtu malam, namun Iran mengancam akan menutup selat, yang membahayakan stabilitas pasar gas global karena sepertiganya dikirim melalui selat tersebut.
Hubungan AS dan Iran memanas setelah Presiden Donald Trump memutuskan untuk keluar dari perjanjian nuklir internasional yang ditandatangani pada 2015 lalu. Trump menyebut perjanjian tersebut adalah kesepakatan yang buruk karena tidak mengatur tentang program rudal dan campur tangan Iran terhadap sejumlah konflik di Timur Tengah.
AS kemudian kembali mengenakan sanksi terhadap Iran. Ronde pertama sanksi, yang sebagian besar menargetkan sektor perbankan Iran, mulai berlaku pada 6 Agustus. Gelombang kedua yang lebih kuat terkait sanksi minyak dijatuhkan pada 4 November lalu.
(ian)