Menlu Turki Klaim Trump Bakal Ekstradisi Fethullah Gulen

Senin, 17 Desember 2018 - 11:57 WIB
Menlu Turki Klaim Trump Bakal Ekstradisi Fethullah Gulen
Menlu Turki Klaim Trump Bakal Ekstradisi Fethullah Gulen
A A A
DOHA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu mengklaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump berencana untuk mengekstradisi ulama Fethullah Gulen ke Ankara.

Gulen, yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat sejak 1999, dituduh pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan mendalangi kudeta militer yang gagal pada tahun 2016 di Turki. Gulen secara konsisten membantah keterlibatannya dalam kudeta yang gagal tersebut.

Upaya kudeta—terutama yang melibatkan tentara—berlangsung di seluruh negeri pada 15 Juli 2016. Sebagian besar upaya itu terjadi di Ankara dan di Istanbul. Lebih dari 240 warga Turki tewas dan lebih dari 2.000 terluka selama pengambilalihan kekuasaan oleh militer yang gagal.

"Di Argentina, Trump mengatakan kepada Erdogan bahwa mereka bekerja untuk mengekstradisi Gulen dan orang lain," kata Menlu Cavusoglu dalam konferensi pers hari Minggu di Doha, Qatar, mengacu pada KTT G20 di mana kedua pemimpin bertemu dua pekan lalu, seperti dikutip dari Reuters, Senin (17/12/2018).

"Kita perlu melihat langkah-langkah konkret," ujar Cavusoglu, yang menambahkan bahwa pernyataan Trump untuk Erdogan mungkin merupakan isyarat kosong.

Beberapa sumber yang dikutip NBC News mengklaim bahwa AS mungkin mempertimbangkan untuk menggunakan Gulen sebagai alat tawar-menawar guna menenangkan Turki atas pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

Kasus pembunuhan Khashoggi telah membuat Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menjadi sorotan masyarakat internasioanl. Saudi menegaskan bahwa kerajaan mengutuk keras pembunuhan itu dan bersumpah memberikan keadilan. Namun, kerajaan membantah bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman terlibat karena pembunuhan itu merupakan "operasi nakal" yang melibatkan oknum intelijen.

Trump sendiri komitmen membela calon raja Saudi tersebut meskipun Senat AS meloloskan resolusi yang menuntut Pangeran Mohammed bertanggung jawab atas pembunuhan Khashogggi. Riyadh marah atas resolusi Senat AS dan dianggap sebagai serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan urusan internal Saudi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8408 seconds (0.1#10.140)