Indonesianis Perekat RI-Rusia
A
A
A
MOSKOW - Lebih dari 20 mahasiswa Rusia duduk di Ruang Nusantara Institut Negara Asia Afrika (ISAA) Universitas Moskow pada awal pekan ini.
Mereka begitu antusias mempelajari bahasa Indonesia dan seluk beluk kebudayaan hingga adat istiadat khas masyarakat Nusantara. Sebagian dari mereka ada yang masih terbata-bata, tapi mayoritas sudah fasih berbahasa Indonesia.
Suasana belajar santai dan ringan sering diiringi gelak tawa saat sesi kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tak sedikit dari mereka begitu aktif bertanya kepada tenaga pendidik.
Mahasiswa dari berbagai jurusan itu mulai dari politik hingga ekonomi, mengaku memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa asing yang ingin di pelajari di Universitas Moskow karena sifatnya unik. Mereka juga kagum dengan keberagaman budaya eksotis di Tanah Air. Tamerlan Gadzhiev Farhad Ogly misalnya. Mahasiswa Ilmu Politik itu mengaku sudah setahun belajar bahasa Indonesia.
Dia mengatakan, bahasa Indonesia termasuk bahasa unik dan mu dah dipahami, baik dari segi susunan kalimat ataupun pelafal an setiap kosakata. “Saya bersyukur telah belajar bahasa Indonesia karena dapat mengetahui kebuda yaannya yang beraneka ragam,” ujar Tamerlan kepada KORAN SINDO di Moskow. “Saya juga mempelajari bermacam-macam upacara adat, seni tari, jenis makanan, hingga benda keramat seperti keris,” katanya.
Berbekal ilmu bahasa Indonesia dan keinginan melihat langsung budaya khas Nusantara, Tamerlan berkunjung ke Indonesia bersama enam teman nya yang memiliki antusias me serupa pada Agustus silam. Dia merajut pengalaman berharga di Bandung, Yogyakarta, Jakarta, dan Bali. Kunjungan itu menjadi perjalanan pertamanya.
Meski Tamerlan dan teman-temannya baru pertama kali berkomunikasi langsung menggunakan bahasa Indonesia dengan penutur aslinya di luar kelas, mereka tetap berusaha yang terbaik hingga tercipta kedekatan dan keakraban dengan warga pribumi.
“Saya ingin sekali menyebarkan kekayaan budaya Indonesia di Rusia dan memberikan sumbangsih dalam memperkuat hubungan kedua negara. Jika terkabul, selesai S-2, saya ingin bekerja dan pindah ke Indonesia,” kata Tamerlan sembari tersenyum. “Saya berharap impian saya terwujud,” katanya.
Salah satu tenaga pendidik bahasa Indonesia di ISAA, Hilda Septriani yang juga bekerja sebagai dosen di Universitas Padjadjaran mengatakan, peserta tidak hanya diajari ilmu bahasa Indonesia, tapi juga wawasan terkait kondisi umum budaya, sejarah, sastra, politik, hingga ekonomi Indonesia.
“Sumber bahan ajarnya saya ambil dari media massa di Indonesia dan karya sastra,” kata Hilda. “Alhamdulillah, Universitas Moskow merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik sehingga mahasiswa yang belajar di sini memiliki daya tangkap baik dan cepat,” katanya.
Selain itu, kata Hilda, penutur asing yang belajar bahasa Indonesia di ISAA memiliki motivasi kuat. Dengan begitu, berbagai kesulitan selama kegiatan belajar mengajar bisa di atasi dengan baik. “Walaupun ada yang baru belajar, kemampuan bahasa Indonesianya dapat menyusul peserta lama,” katanya. Dosen di Akademi Diplomasi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, Victor A.
Pogada v yang juga penyusun Kamus Indonesia-Rusia menga takan, belajar bahasa Indonesia bagi penutur bahasa Rusia tidaklah mudah. Sebab orang Rusia mayoritas tidak bisa melafalkan huruf ng.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Rusia dan Belarus Wahid Supriyadi mengatakan, Indonesianis merupakan “penyambung lidah” paling efektif dalam memperkenalkan dan menyebarkan budaya Indonesia di Rusia. Tak sedikit mahasiswa kelas bahasa Indonesia yang juga sukses menjadi pejabat, diplomat, dan bertekad memperkuat hubungan kedua negara.
M Shamil
Laporan wartawan KORAN SINDO
Mereka begitu antusias mempelajari bahasa Indonesia dan seluk beluk kebudayaan hingga adat istiadat khas masyarakat Nusantara. Sebagian dari mereka ada yang masih terbata-bata, tapi mayoritas sudah fasih berbahasa Indonesia.
Suasana belajar santai dan ringan sering diiringi gelak tawa saat sesi kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tak sedikit dari mereka begitu aktif bertanya kepada tenaga pendidik.
Mahasiswa dari berbagai jurusan itu mulai dari politik hingga ekonomi, mengaku memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa asing yang ingin di pelajari di Universitas Moskow karena sifatnya unik. Mereka juga kagum dengan keberagaman budaya eksotis di Tanah Air. Tamerlan Gadzhiev Farhad Ogly misalnya. Mahasiswa Ilmu Politik itu mengaku sudah setahun belajar bahasa Indonesia.
Dia mengatakan, bahasa Indonesia termasuk bahasa unik dan mu dah dipahami, baik dari segi susunan kalimat ataupun pelafal an setiap kosakata. “Saya bersyukur telah belajar bahasa Indonesia karena dapat mengetahui kebuda yaannya yang beraneka ragam,” ujar Tamerlan kepada KORAN SINDO di Moskow. “Saya juga mempelajari bermacam-macam upacara adat, seni tari, jenis makanan, hingga benda keramat seperti keris,” katanya.
Berbekal ilmu bahasa Indonesia dan keinginan melihat langsung budaya khas Nusantara, Tamerlan berkunjung ke Indonesia bersama enam teman nya yang memiliki antusias me serupa pada Agustus silam. Dia merajut pengalaman berharga di Bandung, Yogyakarta, Jakarta, dan Bali. Kunjungan itu menjadi perjalanan pertamanya.
Meski Tamerlan dan teman-temannya baru pertama kali berkomunikasi langsung menggunakan bahasa Indonesia dengan penutur aslinya di luar kelas, mereka tetap berusaha yang terbaik hingga tercipta kedekatan dan keakraban dengan warga pribumi.
“Saya ingin sekali menyebarkan kekayaan budaya Indonesia di Rusia dan memberikan sumbangsih dalam memperkuat hubungan kedua negara. Jika terkabul, selesai S-2, saya ingin bekerja dan pindah ke Indonesia,” kata Tamerlan sembari tersenyum. “Saya berharap impian saya terwujud,” katanya.
Salah satu tenaga pendidik bahasa Indonesia di ISAA, Hilda Septriani yang juga bekerja sebagai dosen di Universitas Padjadjaran mengatakan, peserta tidak hanya diajari ilmu bahasa Indonesia, tapi juga wawasan terkait kondisi umum budaya, sejarah, sastra, politik, hingga ekonomi Indonesia.
“Sumber bahan ajarnya saya ambil dari media massa di Indonesia dan karya sastra,” kata Hilda. “Alhamdulillah, Universitas Moskow merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik sehingga mahasiswa yang belajar di sini memiliki daya tangkap baik dan cepat,” katanya.
Selain itu, kata Hilda, penutur asing yang belajar bahasa Indonesia di ISAA memiliki motivasi kuat. Dengan begitu, berbagai kesulitan selama kegiatan belajar mengajar bisa di atasi dengan baik. “Walaupun ada yang baru belajar, kemampuan bahasa Indonesianya dapat menyusul peserta lama,” katanya. Dosen di Akademi Diplomasi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, Victor A.
Pogada v yang juga penyusun Kamus Indonesia-Rusia menga takan, belajar bahasa Indonesia bagi penutur bahasa Rusia tidaklah mudah. Sebab orang Rusia mayoritas tidak bisa melafalkan huruf ng.
Duta Besar (Dubes) RI untuk Rusia dan Belarus Wahid Supriyadi mengatakan, Indonesianis merupakan “penyambung lidah” paling efektif dalam memperkenalkan dan menyebarkan budaya Indonesia di Rusia. Tak sedikit mahasiswa kelas bahasa Indonesia yang juga sukses menjadi pejabat, diplomat, dan bertekad memperkuat hubungan kedua negara.
M Shamil
Laporan wartawan KORAN SINDO
(nfl)