TIME Nobatkan Khashoggi sebagai Person of the Year
A
A
A
NEW YORK - Majalah TIME menobatkan jurnalis Jamal Khashoggi dan tiga wartawan lainnya sebagai "Person of the Year" atau "Sosok Tahun Ini". Keempat jurnalis itu dinilai sebagai "Penjaga" kebenaran.
Khashoggi adalah jurnalis Arab Saudi pengkritik pemerintah Riyadh yang dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Kematiannya telah menjadi pemberitaan media-media internasional.
Selain Khashoggi, tiga jurnalis lainnya antara lain Wa Wa Lone dan Kyaw Soe Oo; wartawan Reuters yang dipenjara di Myanmar karena mengungkap pembantaian warga Muslim Rohingya.
Kemudian, jurnalis Rappler Filipina; Maria Ressa, yang dituntut atas tuduhan penggelapan pajak. Tuduhan itu dinilai akal-akalan berbau politik untuk membungkam Maria Ressa yang gencar mengkritik pemerintah Presiden Rodrigo Duterte terkait pembunuhan di luar hukum selama perang anti-narkoba berlangsung.
The Capital Gazette yang berbasis Annapolis, Maryland, Amerika Serikat (AS), juga dianugerahi predikat serupa oleh TIME. Surat kabar itu kehilangan empat wartawan dan seorang asisten sales pada bulan Juni lalu ketika seorang pria bersenjata memasuki newsroom dan mengumbar tembakan.
Pemimpin redaksi TIME; Edward Felsenthal, pada Selasa (11/12/2018), mengumumkan penobatan tersebut. "Mereka adalah perwakilan dari pertarungan yang lebih luas oleh banyak orang lain di seluruh dunia," katanya.
"Setidaknya 52 wartawan telah dibunuh pada tahun 2018, yang mempertaruhkan semua untuk menceritakan kisah tentang waktu kita," tulis Felsenthal dalam sebuah esai berjudul "The Guardians and the War on Truth".
"TIME memilih mereka karena mengambil risiko besar dalam mengejar kebenaran yang lebih besar, untuk pencarian yang tidak sempurna namun penting untuk fakta-fakta yang penting bagi wacana sipil, untuk berbicara dan berbicara," lanjut tulisan Felsenthal.
Mereka yang terpilih tahun ini akan muncul dalam empat foto sampul yang berbeda.
Felsenthal menganggumi pengorbanan Khashoggi."Pembunuhannya telah mendorong pengkajian ulang secara global terhadap Putra Mahkota Saudi dan sebuah pandangan yang benar-benar sudah lama ditunggu-tunggu pada perang yang menghancurkan di Yaman," katanya.
Felsenthal yang berada di Manila mengatakan kepada Al Jazeera bahwa nominasi itu menunjukkan betapa sulitnya menjadi seorang jurnalis.
"Tahun ini kami tidak bisa melepaskan diri dari impunitas dan pembunuhan brutal terhadap Khashoggi, kami menghadapi wartawan dan tantangan di sini di Filipina, (serta) apa yang terjadi di Amerika Serikat," katanya, yang dilansir Rabu (12/12/2018).
"Jurnalis diserang, baik di online maupun di dunia nyata, dan dunia nyata ini adalah sesuatu yang harus kita perjuangkan untuk dapat melakukan pekerjaan kita," ujarnya.
TIME, saban tahun yang dimulai sejak 1927, telah menobatkan para tokoh dunia sebagai "Person of the Year". Majalah itu mengatakan bahwa gelar itu bukanlah gelar penghormatan atau penghargaan, tetapi perwakilan dari pengaruh orang tersebut dan ide nya yang mewarnai pemberitaan dalam satu tahun terakhir.
Khashoggi adalah jurnalis Arab Saudi pengkritik pemerintah Riyadh yang dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Kematiannya telah menjadi pemberitaan media-media internasional.
Selain Khashoggi, tiga jurnalis lainnya antara lain Wa Wa Lone dan Kyaw Soe Oo; wartawan Reuters yang dipenjara di Myanmar karena mengungkap pembantaian warga Muslim Rohingya.
Kemudian, jurnalis Rappler Filipina; Maria Ressa, yang dituntut atas tuduhan penggelapan pajak. Tuduhan itu dinilai akal-akalan berbau politik untuk membungkam Maria Ressa yang gencar mengkritik pemerintah Presiden Rodrigo Duterte terkait pembunuhan di luar hukum selama perang anti-narkoba berlangsung.
The Capital Gazette yang berbasis Annapolis, Maryland, Amerika Serikat (AS), juga dianugerahi predikat serupa oleh TIME. Surat kabar itu kehilangan empat wartawan dan seorang asisten sales pada bulan Juni lalu ketika seorang pria bersenjata memasuki newsroom dan mengumbar tembakan.
Pemimpin redaksi TIME; Edward Felsenthal, pada Selasa (11/12/2018), mengumumkan penobatan tersebut. "Mereka adalah perwakilan dari pertarungan yang lebih luas oleh banyak orang lain di seluruh dunia," katanya.
"Setidaknya 52 wartawan telah dibunuh pada tahun 2018, yang mempertaruhkan semua untuk menceritakan kisah tentang waktu kita," tulis Felsenthal dalam sebuah esai berjudul "The Guardians and the War on Truth".
"TIME memilih mereka karena mengambil risiko besar dalam mengejar kebenaran yang lebih besar, untuk pencarian yang tidak sempurna namun penting untuk fakta-fakta yang penting bagi wacana sipil, untuk berbicara dan berbicara," lanjut tulisan Felsenthal.
Mereka yang terpilih tahun ini akan muncul dalam empat foto sampul yang berbeda.
Felsenthal menganggumi pengorbanan Khashoggi."Pembunuhannya telah mendorong pengkajian ulang secara global terhadap Putra Mahkota Saudi dan sebuah pandangan yang benar-benar sudah lama ditunggu-tunggu pada perang yang menghancurkan di Yaman," katanya.
Felsenthal yang berada di Manila mengatakan kepada Al Jazeera bahwa nominasi itu menunjukkan betapa sulitnya menjadi seorang jurnalis.
"Tahun ini kami tidak bisa melepaskan diri dari impunitas dan pembunuhan brutal terhadap Khashoggi, kami menghadapi wartawan dan tantangan di sini di Filipina, (serta) apa yang terjadi di Amerika Serikat," katanya, yang dilansir Rabu (12/12/2018).
"Jurnalis diserang, baik di online maupun di dunia nyata, dan dunia nyata ini adalah sesuatu yang harus kita perjuangkan untuk dapat melakukan pekerjaan kita," ujarnya.
TIME, saban tahun yang dimulai sejak 1927, telah menobatkan para tokoh dunia sebagai "Person of the Year". Majalah itu mengatakan bahwa gelar itu bukanlah gelar penghormatan atau penghargaan, tetapi perwakilan dari pengaruh orang tersebut dan ide nya yang mewarnai pemberitaan dalam satu tahun terakhir.
(mas)