Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Adopsi Pakta Migrasi Global

Selasa, 11 Desember 2018 - 16:14 WIB
Anggota Perserikatan...
Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Adopsi Pakta Migrasi Global
A A A
MARRAKESH - Mayoritas negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi pakta global tidak mengikat untuk menangani aliran migran dengan lebih baik.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Maroko Nasser Bourita mengumumkan keputusan sebagai tuan rumah konferensi PBB di Marrakesh. Tidak ada voting resmi dalam pembuatan keputusan itu. Pada Juli, semua 193 negara anggota PBB, kecuali Amerika Serikat (AS), telah menyelesaikan pakta global untuk keamanan, ketertiban, dan migrasi reguler dalam penanganan migrasi yang lebih baik.

Sejak saat itu teks kesepakatan mendapat kritik dari sebagian besar politisi sayap kanan Eropa yang menilainya dapat meningkatkan imigrasi dari negara-negara Afrika dan Arab.

Sekitar enam negara anggota Uni Eropa (UE), sebagian besar bekas Komunis Eropa Timur telah menjauh dari kesepakatan itu. Belum jelas berapa banyak negara yang hadir di Marrakesh. PBB telah menyebut jumlah negara yang mendaftar hingga Minggu (9/12) sebanyak lebih dari 150 negara.

Pakta itu merupakan kerangka kerja untuk kerjasama dan bertujuan mengurangi migrasi ilegal, membantu integrasi migran, dan mengembalikan mereka ke negara asalnya. Pada Minggu (9/12), Cile menjadi negara terbaru yang keluar dan Perdana Menteri (PM) Belgia Charles Michel menyatakan partai terbesar dalam koalisinya mundur karena menolak kesepakatan itu.

Pada November, pemerintahan sayap kanan Austria yang kini menjadi presiden UE menyatakan mundur dari kesepakatan itu. Menurut mereka, kesepakatan itu akan mengaburkan garis antara migrasi legal dan ilegal. Australia juga menyatakan pada November bahwa pihaknya tidak akan menandatangani ke sepakatan migrasi karena akan mengompromikan kebijakan imigrasi garis keras dan membahayakan keamanan nasional.

Perwakilan Khusus PBB untuk Migrasi Internasional Louise Arbour menyatakan lebih dari 150 pemerintahan telah mendaftar untuk acara di Kota Marrakesh, Maroko, untuk mengadopsi kesepakatan itu pada Senin (10/12).

Arbour menjelaskan, pakta itu tidak memiliki kekuatan hukum mengikat, tapi dapat menyediakan panduan sangat berguna bagi semua negara yang menghadapi masalah migrasi. “Banyak tantangan akan menghadang penerapannya, paling tidak cerita beracun dan kurang informasi yang sering kali ada saat menyangkut para migran,” kata Arbour dilansir Reuters. Menteri Dalam Negeri Cile Rodrigo Ubilla menyatakan perwakilan negaranya tidak akan hadir dalam acara itu.

“Kami telah katakan bahwa migrasi bukan hak asasi manusia. Negara-negara memiliki hak menentukan persyaratan masuk bagi warga asing,” ujar dia. Kanselir Jerman Angela Merkel yang terkenal dengan kebijakan pintu terbuka untuk migran akan hadir dalam acara tersebut.
(don)
Berita Terkait
Ini Reaksi Dunia soal...
Ini Reaksi Dunia soal Gempa Dahsyat Maroko Tewaskan Ribuan Orang
Terpencil, Korban Gempa...
Terpencil, Korban Gempa Maroko Andalkan Keledai Bawa Bantuan
Mengapa Maroko Disebut...
Mengapa Maroko Disebut Maghreb? Ternyata ini Penyebabnya!
Tak Puas 4 Besar, Pelatih...
Tak Puas 4 Besar, Pelatih Timnas Maroko: Kami Ingin Final dan Juara!
10 Fakta Menarik Maroko,...
10 Fakta Menarik Maroko, dari Didirikan Cicit Nabi Muhammad hingga Memiliki Universitas Tertua di Dunia
Mereka yang Lolos dari...
Mereka yang Lolos dari Maut Akibat Gempa Dahsyat di Maroko
Berita Terkini
Iran Siap Buat Program...
Iran Siap Buat Program Nuklirnya Lebih Transparan dengan Imbalan Pencabutan Sanksi
4 jam yang lalu
Trump Ingin Berunding...
Trump Ingin Berunding Langsung dengan Presiden China Xi Jinping
5 jam yang lalu
Mesir Kutuk Seruan Pemukim...
Mesir Kutuk Seruan Pemukim Israel untuk Mengebom Masjid Al-Aqsa dan Bangun Kuil Yahudi
5 jam yang lalu
Kata-kata Wasiat Paus...
Kata-kata Wasiat Paus Fransiskus tentang Gaza dan Genosida oleh Israel
6 jam yang lalu
3 Fakta Kabar Perceraian...
3 Fakta Kabar Perceraian Barack Obama dan Michelle yang Mengejutkan, Benarkah Pisah?
7 jam yang lalu
Apa yang Terjadi setelah...
Apa yang Terjadi setelah Seorang Paus Meninggal?
8 jam yang lalu
Infografis
Mau Caplok Gaza, Anggota...
Mau Caplok Gaza, Anggota Parlemen AS Ingin Trump Dimakzulkan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved