AS Akan Umumkan Keluar Perjanjian INF Saat KTT NATO
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan segera memberitahukan kepada para sekutunya terkait rencana untuk menarik diri dari perjanjian kontrol senjata nuklir bilateral dengan Rusia. AS menuding Rusia telah melakukan pelanggaran terhadap Traktat Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF).
Direktur Intelijen Nasional AS, Dan Coats, mengatakan ia akan berbicara dengan mitra Eropa selama pertemuan puncak NATO minggu ini di Brussels untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh pelanggaran Rusia terhadap perjanjian INF.
Coats mengatakan pemerintahan Trump telah mengumumkan rencana untuk menarik diri dari perjanjian itu bulan lalu, tetapi mereka belum menetapkan batas waktu untuk secara resmi keluar dari kesepakatan itu.
"Kami relatif masih mengejar masalah ini untuk bekerja dengan sekutu kami, terutama Eropa," katanya seperti dikutip dari The Washington Free Beacon, Rabu (28/11/2018).
Perjanjian INF melarang AS dan Rusia memiliki rudal balistik berbasis darat dengan jangkauan 500 hingga 5.000 kilometer. AS telah menuduh Rusia melanggar perjanjian itu sejak 2014.
"Komunitas intelijen menilai Rusia telah menguji coba peluncuran, memproduksi, dan menyebarkan rudal jelajah dengan kemampuan jangkauan yang dilarang oleh perjanjian itu," terang Coats.
"Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka bersedia mengakui pelanggarannya, apalagi mematuhi secara penuh dan dapat diverifikasi," imbuhnya.
Ia merujuk pada proyek "pembangunan rahasia" Rusia terhadap rudal jelajah darat jarak menengah yang disebut 9M729 yang dikatakan AS melebihi jarak yang diizinkan oleh INF. Namun Rusia membantah pelanggaran itu.
Coats mengatakan ada peluang tipis bahwa AS mempertahankan perjanjian itu jika Rusia mengakui mereka telah melanggar perjanjian dan menghancurkan rudal-rudal ilegal - sebuah jalan yang Coats katakan "tidak tampak menjanjikan."
Sekutu AS, termasuk Uni Eropa, secara luas menentang pengumuman Presiden Trump untuk meninggalkan perjanjian dan telah memperingatkan bahwa hal itu dapat memicu perlombaan senjata nuklir. Akan tetapi Coats menolak kecaman itu.
"Jika Anda telah menyetujui sebuah perjanjian dan telah berhasil menghancurkan sejumlah rudal tetapi kemudian Anda mengetahui bahwa pasangan Anda curang dan mereka ingin mempertahankan status quo kecurangan mereka berlanjut dan menjaga keunggulan mereka secara strategis di tempat sementara kami berpegang pada perjanjian, itu tidak mengeja dengan baik perjanjian ini," tukasnya.
Direktur Intelijen Nasional AS, Dan Coats, mengatakan ia akan berbicara dengan mitra Eropa selama pertemuan puncak NATO minggu ini di Brussels untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh pelanggaran Rusia terhadap perjanjian INF.
Coats mengatakan pemerintahan Trump telah mengumumkan rencana untuk menarik diri dari perjanjian itu bulan lalu, tetapi mereka belum menetapkan batas waktu untuk secara resmi keluar dari kesepakatan itu.
"Kami relatif masih mengejar masalah ini untuk bekerja dengan sekutu kami, terutama Eropa," katanya seperti dikutip dari The Washington Free Beacon, Rabu (28/11/2018).
Perjanjian INF melarang AS dan Rusia memiliki rudal balistik berbasis darat dengan jangkauan 500 hingga 5.000 kilometer. AS telah menuduh Rusia melanggar perjanjian itu sejak 2014.
"Komunitas intelijen menilai Rusia telah menguji coba peluncuran, memproduksi, dan menyebarkan rudal jelajah dengan kemampuan jangkauan yang dilarang oleh perjanjian itu," terang Coats.
"Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka bersedia mengakui pelanggarannya, apalagi mematuhi secara penuh dan dapat diverifikasi," imbuhnya.
Ia merujuk pada proyek "pembangunan rahasia" Rusia terhadap rudal jelajah darat jarak menengah yang disebut 9M729 yang dikatakan AS melebihi jarak yang diizinkan oleh INF. Namun Rusia membantah pelanggaran itu.
Coats mengatakan ada peluang tipis bahwa AS mempertahankan perjanjian itu jika Rusia mengakui mereka telah melanggar perjanjian dan menghancurkan rudal-rudal ilegal - sebuah jalan yang Coats katakan "tidak tampak menjanjikan."
Sekutu AS, termasuk Uni Eropa, secara luas menentang pengumuman Presiden Trump untuk meninggalkan perjanjian dan telah memperingatkan bahwa hal itu dapat memicu perlombaan senjata nuklir. Akan tetapi Coats menolak kecaman itu.
"Jika Anda telah menyetujui sebuah perjanjian dan telah berhasil menghancurkan sejumlah rudal tetapi kemudian Anda mengetahui bahwa pasangan Anda curang dan mereka ingin mempertahankan status quo kecurangan mereka berlanjut dan menjaga keunggulan mereka secara strategis di tempat sementara kami berpegang pada perjanjian, itu tidak mengeja dengan baik perjanjian ini," tukasnya.
(ian)