Putra Mahkota Saudi Keliling Arab di Tengah Kasus Pembunuhan Khashoggi
A
A
A
DUBAI - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) tiba di Uni Emirat Arab pada hari Kamis di awal tur ke beberapa negara Arab. Lawatan ini merupakan perjalanan pertamanya ke luar negeri sejak pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi memicu kecaman global.
Pangeran MBS—penguasa de facto Arab Saudi—juga dijadwalkan akan berpartisipasi dalam pertemuan G-20 di Buenos Aires pada akhir bulan ini yang akan dihadiri oleh para pemimpin dari Amerika Serikat, Turki dan negara-negara Eropa.
Pembunuhan Khashoggi—wartawan Arab Saudi pengkritik pemerintah Riyadh—terjadi pada 2 Oktober lalu di Konsulat Saudi di Istanbul. Pembunuhan brutal dilakukan skuat algojo Riyadh yang berjumlah sekitar 15 orang.
Pemerintah Saudi menegaskan pembunuhan jurnalis itu merupakan "operasi nakal". Menurut pemerintah, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Putra Mahkota MBS sama sekali tidak terlibat.
Tur calon raja Saudi itu atas perintah Raja Salman. "Agar melakukan tur berdasarkan kesungguhannya untuk memperdalam hubungan kerajaan-regional dan internasional," tulis kantor berita negara Saudi, SPA, yang dikutip Reuters, Jumat (23/11/2018).
Lawatan Pangeran Mohammed di Uni Emirat Arab (UEA) disambut oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Syekh Mohammad bin Zayed al-Nayhan. Keduanya dikenal sebagai sekutu dekat.
"Kami bangga dengan ikatan kami yang dalam. Kerja sama yang erat dan kemitraan yang bermanfaat terletak di negara kami. UEA akan selalu menjadi rumah yang penuh kasih dan mendukung bagi saudara-saudara kami di Arab Saudi," kata Sheikh Mohammed bin Zayed dalam sebuah posting di Twitter.
Surat kabar Tunisia, Business News, melaporkan MBS diperkirakan akan mengunjungi Tunisia pada hari Selasa mendatang.
Hingga saat ini, penyelidikan Saudi belum mengungkap siapa dalang pembunuhan jurnalis tersebut. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Washington akan tetap menjadi mitra setia Arab Saudi meskipun pemimpin Amerika itu mengatakan bahwa Pangeran Mohammed mungkin tahu tentang rencana pembunuhan Khashoggi.
Pangeran MBS—penguasa de facto Arab Saudi—juga dijadwalkan akan berpartisipasi dalam pertemuan G-20 di Buenos Aires pada akhir bulan ini yang akan dihadiri oleh para pemimpin dari Amerika Serikat, Turki dan negara-negara Eropa.
Pembunuhan Khashoggi—wartawan Arab Saudi pengkritik pemerintah Riyadh—terjadi pada 2 Oktober lalu di Konsulat Saudi di Istanbul. Pembunuhan brutal dilakukan skuat algojo Riyadh yang berjumlah sekitar 15 orang.
Pemerintah Saudi menegaskan pembunuhan jurnalis itu merupakan "operasi nakal". Menurut pemerintah, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Putra Mahkota MBS sama sekali tidak terlibat.
Tur calon raja Saudi itu atas perintah Raja Salman. "Agar melakukan tur berdasarkan kesungguhannya untuk memperdalam hubungan kerajaan-regional dan internasional," tulis kantor berita negara Saudi, SPA, yang dikutip Reuters, Jumat (23/11/2018).
Lawatan Pangeran Mohammed di Uni Emirat Arab (UEA) disambut oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Syekh Mohammad bin Zayed al-Nayhan. Keduanya dikenal sebagai sekutu dekat.
"Kami bangga dengan ikatan kami yang dalam. Kerja sama yang erat dan kemitraan yang bermanfaat terletak di negara kami. UEA akan selalu menjadi rumah yang penuh kasih dan mendukung bagi saudara-saudara kami di Arab Saudi," kata Sheikh Mohammed bin Zayed dalam sebuah posting di Twitter.
Surat kabar Tunisia, Business News, melaporkan MBS diperkirakan akan mengunjungi Tunisia pada hari Selasa mendatang.
Hingga saat ini, penyelidikan Saudi belum mengungkap siapa dalang pembunuhan jurnalis tersebut. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Washington akan tetap menjadi mitra setia Arab Saudi meskipun pemimpin Amerika itu mengatakan bahwa Pangeran Mohammed mungkin tahu tentang rencana pembunuhan Khashoggi.
(mas)