Timbun 2 Ton Emas untuk Manipulasi Pasar, 2 Pria Iran Digantung
A
A
A
TEHERAN - Iran mengeksekusi gantung dua warga atas tuduhan menimbun dua ton koin emas untuk memanipulasi pasar. Eksekusi itu berlangsung pada hari Rabu lalu.
Kedua warga yang digantung adalah Vahid Mazloumin dan asistennya, Mohammad Esmail Qassemi. Keduanya ditangkap pada bulan Juli dan dijatuhi hukuman mati pada bulan Oktober.
Mazloumin yang dijuluki "Sultan Koin" dan timnya memiliki persediaan dua ton koin emas. Mereka dituduh membentuk pasar gelap untuk emas dengan tujuan meningkatkan harga di pasar tradisional.
Mazloumin ditangkap karena bertindak sebagai spekulan, sedangkan Qassemi dituduh menyebarkan korupsi.
Amnesty International mengutuk eksekusi tersebut, karena keduanya tidak dikenai tuduhan melakukan kejahatan mematikan. Amnesty menyebut eksekusi itu sebagai pelanggaran yang mencolok terhadap hukum internasional.
"Pelaksanaan hukuman mati mengerikan dalam keadaan apa pun, tetapi lebih mengerikan mengingat bahwa orang-orang ini dihukum setelah sidang yang sangat tidak adil yang disiarkan di televisi pemerintah," kata Philip Luther dari Amnesty, seperti dikutip Sputnik, Jumat (16/11/2018).
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyetujui permintaan pengadilan pada bulan Agustus untuk membentuk pengadilan khusus untuk kejahatan keuangan menjelang dijatuhkannya sanksi AS. Sanksi Washington itu diperkirakan akan mengacaukan ekonomi di negeri para Mullah tersebut.
"Iran dapat memecahkan masalah ekonomi dengan benar menggunakan sumber daya domestiknya," kata Khamenei.
Pada hari Selasa lalu, polisi di Teheran menyatakan sekitar 130 pedagang mata uang ilegal telah ditangkap dalam beberapa hari terakhir.
Kedua warga yang digantung adalah Vahid Mazloumin dan asistennya, Mohammad Esmail Qassemi. Keduanya ditangkap pada bulan Juli dan dijatuhi hukuman mati pada bulan Oktober.
Mazloumin yang dijuluki "Sultan Koin" dan timnya memiliki persediaan dua ton koin emas. Mereka dituduh membentuk pasar gelap untuk emas dengan tujuan meningkatkan harga di pasar tradisional.
Mazloumin ditangkap karena bertindak sebagai spekulan, sedangkan Qassemi dituduh menyebarkan korupsi.
Amnesty International mengutuk eksekusi tersebut, karena keduanya tidak dikenai tuduhan melakukan kejahatan mematikan. Amnesty menyebut eksekusi itu sebagai pelanggaran yang mencolok terhadap hukum internasional.
"Pelaksanaan hukuman mati mengerikan dalam keadaan apa pun, tetapi lebih mengerikan mengingat bahwa orang-orang ini dihukum setelah sidang yang sangat tidak adil yang disiarkan di televisi pemerintah," kata Philip Luther dari Amnesty, seperti dikutip Sputnik, Jumat (16/11/2018).
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyetujui permintaan pengadilan pada bulan Agustus untuk membentuk pengadilan khusus untuk kejahatan keuangan menjelang dijatuhkannya sanksi AS. Sanksi Washington itu diperkirakan akan mengacaukan ekonomi di negeri para Mullah tersebut.
"Iran dapat memecahkan masalah ekonomi dengan benar menggunakan sumber daya domestiknya," kata Khamenei.
Pada hari Selasa lalu, polisi di Teheran menyatakan sekitar 130 pedagang mata uang ilegal telah ditangkap dalam beberapa hari terakhir.
(mas)