Siapa Cesar Sayoc, Pengirim 13 Paket Bom Anti-Demokrat AS
A
A
A
WASHINGTON - Cesar Sayoc, 56, ditangkap aparat berwenang Amerika Serikat (AS) karena mengirim 13 paket bom untuk para politisi Partai Demokrat, milirader pendukung partai tersebut dan media. Jejak digitalnya di media sosial menunjukkan bahwa dia pendukung Presiden Donald Trump.
Dia ditangkap hari Jumat atau beberapa hari setelah belasan paket bom dikirim ke sejumlah politisi Partai Demokrat yang selama ini gencar mengkritik Trump. Gedung Putih mengecam pengiriman paket bom itu sebagai serangan teror.
Di Internet dan dalam kehidupan nyata, Cesar Sayoc tidak malu menyiarkan dukungannya untuk Donald Trump. Menghina presiden dari Partai Republik tersebut dia anggap sebagai musuhnya.
Dia menempel stiker dukungan untuk Trump di van putihnya. Dia juga mengoleksi gambar-gambar para kritikus presiden yang jadi target kemarahannya. Salah satu stiker bertuliskan "CNN menyebalkan". Markas CNN di New York ikut dikirimi paket bom yang oleh polisi dinyatakan sebagai bom pipa.Baca Juga: Tersangka Pelaku Teror Paket Bom di AS Tertangkap
Di Twitter, dia mengumbar teori konspirasi tentang miliarder liberal George Soros, mantan presiden Barack Obama, mantan menteri luar negeri Hillary Clinton dan tokoh politik Demokrat lainnya yang tidak sejalan dengan pilihan politiknya.
"Dia gila, itu kata terbaik untuknya," kata Debra Gureghian, manajer umum New River Pizza dan Fresh Kitchen di Fort Lauderdale, tempat Sayoc bekerja selama beberapa bulan. "Ada sesuatu yang benar-benar terjadi dengannya," katanya lagi, seperti dikutip Washington Post, Sabtu (27/10/2018).
Para pejabat menolak mengungkap motivasi Sayoc mengirim 13 paket bom. Namun, catatan pengadilan, jejak digital di media sosial dan orang-orang yang mengenalnya memperjelas bahwa Sayoc bermasalah. Setidaknya, dalam beberapa tahun terakhir dai menjadi sosok yang sangat partisan.
Ronald Lowy, seorang pengacara yang mewakili anggota keluarga Sayoc, mengatakan dia yakin Sayoc sakit jiwa. Sarah Jane Baumgartel, seorang pengacara yang ditunjuk untuk mewakili Sayoc, menolak berkomentar.
"Saya pikir ini adalah semacam pasca-Trump menarik seseorang yang mungkin memiliki beberapa masalah yang mendalam, dan iklim politik baru-baru ini tampaknya membawanya ke permukaan dengan beberapa orang," kata Daniel Lurvey, seorang pengacara yang mewakili Sayoc di masa lalu.
Salah satu sepupu Sayoc, yang berbicara dengan kondisi anonim mengatakan Sayoc adalah seorang pria yang benar-benar baik yang tidak ingin menyakiti siapa pun. Menurutnya, bom kirimannya yang tidak meledak adalah tipuan. Namun, FBI menyatakan paket bom kiriman Sayoc bukan palsu.
"Ini adalah caranya mendapatkan perhatian," kata sepupu Sayoc. "Dia hanya ingin menyatakan pendapatnya di luar sana."
Sayoc, seorang Republikan yang terdaftar tinggal di Aventura, Florida, menghadiri Brevard College di North Carolina, di mana dia menjadi anggota tim sepak bola. Data itu bersumber dari buku tahunan kampus. Dia juga terdaftar sebagai anggota dari Canterbury Club, sebuah organisasi keagamaan. Foto buku tahunan menunjukkan dia berpose di belakang seseorang yang berjubah uskup.
Sayoc telah bekerja dalam beberapa tahun terakhir sebagai pengantar pizza. Dia mengklaim dalam deposisi tahun 2014 bahwa dia pernah menjadi manajer di kelab strip yang bernama "Stir Crazy".
Dia ditangkap hari Jumat atau beberapa hari setelah belasan paket bom dikirim ke sejumlah politisi Partai Demokrat yang selama ini gencar mengkritik Trump. Gedung Putih mengecam pengiriman paket bom itu sebagai serangan teror.
Di Internet dan dalam kehidupan nyata, Cesar Sayoc tidak malu menyiarkan dukungannya untuk Donald Trump. Menghina presiden dari Partai Republik tersebut dia anggap sebagai musuhnya.
Dia menempel stiker dukungan untuk Trump di van putihnya. Dia juga mengoleksi gambar-gambar para kritikus presiden yang jadi target kemarahannya. Salah satu stiker bertuliskan "CNN menyebalkan". Markas CNN di New York ikut dikirimi paket bom yang oleh polisi dinyatakan sebagai bom pipa.Baca Juga: Tersangka Pelaku Teror Paket Bom di AS Tertangkap
Di Twitter, dia mengumbar teori konspirasi tentang miliarder liberal George Soros, mantan presiden Barack Obama, mantan menteri luar negeri Hillary Clinton dan tokoh politik Demokrat lainnya yang tidak sejalan dengan pilihan politiknya.
"Dia gila, itu kata terbaik untuknya," kata Debra Gureghian, manajer umum New River Pizza dan Fresh Kitchen di Fort Lauderdale, tempat Sayoc bekerja selama beberapa bulan. "Ada sesuatu yang benar-benar terjadi dengannya," katanya lagi, seperti dikutip Washington Post, Sabtu (27/10/2018).
Para pejabat menolak mengungkap motivasi Sayoc mengirim 13 paket bom. Namun, catatan pengadilan, jejak digital di media sosial dan orang-orang yang mengenalnya memperjelas bahwa Sayoc bermasalah. Setidaknya, dalam beberapa tahun terakhir dai menjadi sosok yang sangat partisan.
Ronald Lowy, seorang pengacara yang mewakili anggota keluarga Sayoc, mengatakan dia yakin Sayoc sakit jiwa. Sarah Jane Baumgartel, seorang pengacara yang ditunjuk untuk mewakili Sayoc, menolak berkomentar.
"Saya pikir ini adalah semacam pasca-Trump menarik seseorang yang mungkin memiliki beberapa masalah yang mendalam, dan iklim politik baru-baru ini tampaknya membawanya ke permukaan dengan beberapa orang," kata Daniel Lurvey, seorang pengacara yang mewakili Sayoc di masa lalu.
Salah satu sepupu Sayoc, yang berbicara dengan kondisi anonim mengatakan Sayoc adalah seorang pria yang benar-benar baik yang tidak ingin menyakiti siapa pun. Menurutnya, bom kirimannya yang tidak meledak adalah tipuan. Namun, FBI menyatakan paket bom kiriman Sayoc bukan palsu.
"Ini adalah caranya mendapatkan perhatian," kata sepupu Sayoc. "Dia hanya ingin menyatakan pendapatnya di luar sana."
Sayoc, seorang Republikan yang terdaftar tinggal di Aventura, Florida, menghadiri Brevard College di North Carolina, di mana dia menjadi anggota tim sepak bola. Data itu bersumber dari buku tahunan kampus. Dia juga terdaftar sebagai anggota dari Canterbury Club, sebuah organisasi keagamaan. Foto buku tahunan menunjukkan dia berpose di belakang seseorang yang berjubah uskup.
Sayoc telah bekerja dalam beberapa tahun terakhir sebagai pengantar pizza. Dia mengklaim dalam deposisi tahun 2014 bahwa dia pernah menjadi manajer di kelab strip yang bernama "Stir Crazy".
(mas)