Pembicaraan Menlu Retno-Menlu Australia Bocor, Ini Kata Kemlu
A
A
A
JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, Arrmanatha Nassir angkat bicara mengenai kabar bocornya pembicaraan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi, dengan Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengenai rencana Australia memindahkan kedutaannya di Israel ke Yerusalem.
Arrmanatha menuturkan, Retno memiliki hubungan komunikasi langsung dengan banyak Menlu termasuk dengan Menlu Australia. Retno, lanjut Arrmanatha, memiliki kebiasaan yang apabila ada suatu isu atau hal yang perlu dibahas segera melakukan kontak. Ia tidak segan untuk berhubungan, baik melalui telepon atau sms/whatsapp
"Komunikasi terbuka seperti ini diperlukan, apalagi saat isu yang perlu penanganan khusus baik terkait prinsip atau isu yang perlu ditangani dengan cepat," kata Arrmanatha.
"Ini bisa meyangkut masalah bilateral maupun isu yang berkembang tingkat kawasan dan global," imbuhnya, Jakarta, Kamis (18/10/2018).
"Yang perlu kami tekankan, komunikasi terbuka seperti ini dimungkinkan, karena adanya kepercayaan dan saling percaya. Ini prinsip yang selalu dipegang teguh Indonesia dan Menlu dalam menjalankan komunikasi dan hubungan bilateral," ujarnya.
Sementara itu, mengenai pengumuman Australia kemarin, Arrmanatha menyatakan, posisi Indonesia sama seperti yang telah ditegaskan oleh Retno kemarin. Posisi Indonesia soal Palestina selama ini tegas dan jelas dan tidak berubah.
Dalam kesempatan itu, Arrmanatha juga menyinggung soal perjanjian kemitraan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
"Soal IA-CEPA dalam lawatan Perdana Menteri Scott Morrison beberapa waktu lalu telah sampaikan Presiden Joko Widodo bahwa perundingan telah selesai. Diharapkan bahwa tandatangan IA-CEPA pada akhir tahun. Kita lihat saat ini proses perundingan sudah selesai dan masih ada beberapa isu yang harus dibahas termasuk legal scrubbing, harapannya tentu dapat ditandatangi akhir tahun ini," tukasnya.
Arrmanatha menuturkan, Retno memiliki hubungan komunikasi langsung dengan banyak Menlu termasuk dengan Menlu Australia. Retno, lanjut Arrmanatha, memiliki kebiasaan yang apabila ada suatu isu atau hal yang perlu dibahas segera melakukan kontak. Ia tidak segan untuk berhubungan, baik melalui telepon atau sms/whatsapp
"Komunikasi terbuka seperti ini diperlukan, apalagi saat isu yang perlu penanganan khusus baik terkait prinsip atau isu yang perlu ditangani dengan cepat," kata Arrmanatha.
"Ini bisa meyangkut masalah bilateral maupun isu yang berkembang tingkat kawasan dan global," imbuhnya, Jakarta, Kamis (18/10/2018).
"Yang perlu kami tekankan, komunikasi terbuka seperti ini dimungkinkan, karena adanya kepercayaan dan saling percaya. Ini prinsip yang selalu dipegang teguh Indonesia dan Menlu dalam menjalankan komunikasi dan hubungan bilateral," ujarnya.
Sementara itu, mengenai pengumuman Australia kemarin, Arrmanatha menyatakan, posisi Indonesia sama seperti yang telah ditegaskan oleh Retno kemarin. Posisi Indonesia soal Palestina selama ini tegas dan jelas dan tidak berubah.
Dalam kesempatan itu, Arrmanatha juga menyinggung soal perjanjian kemitraan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
"Soal IA-CEPA dalam lawatan Perdana Menteri Scott Morrison beberapa waktu lalu telah sampaikan Presiden Joko Widodo bahwa perundingan telah selesai. Diharapkan bahwa tandatangan IA-CEPA pada akhir tahun. Kita lihat saat ini proses perundingan sudah selesai dan masih ada beberapa isu yang harus dibahas termasuk legal scrubbing, harapannya tentu dapat ditandatangi akhir tahun ini," tukasnya.
(ian)